Sunday, May 12, 2019

Rona-rona Bersama 52 Tahun BULOG


     Tidak terasa usia BULOG kini sudah mencapai 52 tahun. Tentu sebuah perjalanan cukup panjang dengan berbagai pasang surutnya. Seingat saya di jaman ORBA lembaga ini adalah sarang korupsi. Jadi kala itu jika mendengar kata BULOG maka otak saya selalu mengasosiasikannya dengan korupsi. Kalau sekarang entahlah apakah masih sama dengan yang dulu atau tidak. Yang jelas sejauh yang saya tahu hingga kini, BULOG terkenal akan produk-produknya yang hanya untuk masyarakat kelas bawah. Contohnya beras BULOG. Kalau di kampung tidak ada yang mau mengkonsumsi beras ini karena jika ditanak akan menghasilkan nasi keras yang bikin sakit perut. Siapa orangnya yang mau menderita sakit perut? Beras BULOG akhirnya diidentikkan dengan beras RASKIN yang rendah mutunya. Kalau di warung-warung tidak ada yang mau menjual beras ini karena bakalan tidak ada yang mau beli. Kami pribadi tidak pernah mengkonsumsi beras BULOG karena kami adalah petani yang mampu memproduksi beras sendiri. Kadang jika ingin beras yang lebih enak kami membelinya di minimarket.
     Senada dengan gula pasir maka gula pasir BULOG juga disamakan dengan gula curah dengan warna kuning tua kotor. Kalau dibuat sebagai campuran teh sih bukan masalah tetapi jika dibuat sebagai bahan kue-kue maka warna kuenya akan jadi jelek. Dulu emak sering membeli gula semacam ini tetapi lama kelamaan sejak hadirnya gula kemasan yang lebih bersih dan putih maka gula curah kotor itupun ditinggalkannya.
     Akan tetapi sepertinya sekarang BULOG mencoba mengusir kesan itu dengan menghadirkan produk-produk KITA. Ada beras KITA, Gula KITA, daging KITA, dan tepung KITA. Saya juga baru tahu bulan April lalu. Akhirnya saya coba cari-cari di warung barangkali sudah tersedia dan ternyata hasilnya nol. Kalau di marketplace sih jelas tersedia tetapi siapa yang mau beli beras 5 kg online? Ongkirnya saja sudah pasti jauh lebih mahal dibandingkan harga berasnya! Secara tak sengaja saya
menemukan gula KITA di Alfamart. Harganya Rp 11900 atau lebih murah dibandingkan merek seperti Gul*ku yang masih bertengger Rp 12500. akhirnya saya coba membeli beberapa bungkus dan saya kasihkan emak di rumah. Mungkin memang emak ini memiliki ketelitian tingkat tinggi dalam urusan bahan makanan. Beliau cuma bilang singkat jika gulanya kurang putih. Wah padahal menurut saya sudah cukup putih. Akhirnya emak hanya menggunakan gula itu untuk membuat teh atau kopi. Jadi secara kualitas ala emak belum bisa masuk sebagai gula untuk bahan kue.
     Sebuah langkah yang bagus dari BULOG cuma saya melihat langkah merilis produk-produk KITA ini sekedar dilakukan dengan setengah hati. Produk-produknya masih sangat sulit ditemui dan jika tidak ada pemasaran lebih serius bukan tak mungkin akan tenggelam ke depan.    

Tuesday, May 7, 2019

Smartphone Axioo AX4: Extremely Bad Made Me Mad!!


Berhubung hape Blaupunkt sudah koit LCDnya maka akhirnya saya pun harus cari pinjaman hape. Syukurlah ada yang mau kasih pinjaman hape Axioo. Hmmm baru kali ini saya pakai hape merek ini. Selama ini setahu saya Axioo identik dengan merek laptop yang kualitasnya gitu deh. Makanya saya agak pesimis jika akan nyaman memakai hape ini. Hasilnya:
1. Touch Screen sangat amat buruk sekali! Atau lebih tepatnya yang terburuk. Kalau ada skala bintang satu sampai lima maka saya kasih bintang satu saja sudah terlalu banyak.  Jauh lebih buruk dibandingkan hape Asiafone jadul saya yang harganya dulu cuma Rp 500 ribu (5 tahun lalu). Touchscreennya sangat amat liar tidak peka. Jika mengetik angka 1 maka akan keluar angka 5, jika mengetik angka 5 maka akan muncul 1. Jika mengetik huruf di sisi kiri bawah maka yang keluar huruf yang berada di kanan atas. Mengetik di atas yang kena karakter yang bawah, sebaliknya mengetik bagian bawah yang muncul karakter yang atas. Diketuk sekali eh ternyata sudah terketuk dua kali. Jauh banget kan? Tadinya saya pikir penyebabnya adalah screen guardnya tetapi ternyata setelah saya lepas tetap saja penyakit itu tak hilang. Ini menyebabkan sulit sekali mengetik PIN atau password yang di-mask karena salah melulu. Hasilnya beberapa kali aplikasi terblokir gara-gara salah memasukkan PIN. Foto-foto juga banyak yang terhapus karena tak sengaja keluar menu delete. Untuk posting 1 foto di Instagram saja bisa memakan waktu 1/2 jam sendiri karena salah-salah pencet terus. Kadang merekam video setelah dilihat eh videonya enggak ada, entah hilang dimakan siluman mana tuh. 
2. Instalasi aplikasi berjalan sangat lambat. Kadang butuh hingga 20 menit untuk ikonnya sekedar nongol di layar padahal juga bukan aplikasi berukuran besar.
3. Settingan bisa berubah sendiri. Misalnya settingan GPS high accuracy entah bagaimana ceritanya bisa berubah menjadi device only padahal saya tidak merasa mengubahnya. Akhirnya saat sedang lari route menjadi tidak akurat. Koneksi bluetooth walau sudah dimatikan entah bagaimana juga bisa hidup sendiri. Benar-benar aneh!
4. Jika lama dinyalakan tanpa dimatikan (misal 3 hari terus menerus) maka semua sistemnya akan error. Contoh angka pada jamnya akan berhenti padahal secara sistem jamnya jalan terus. 
Yang pasti ini hape sangat amat tidak recommended deh. Mending cari saja yang lain daripada menyesal.
5. Baterai boros sekali.