Sunday, February 26, 2017

Apakah Uang Yang Banyak Bisa Menjadi Solusi Setiap Masalah Keuangan?

     Saya yakin setiap orang pasti memiliki masalah keuangan. Yang miskin masalahnya adalah merasa tidak cukup memiliki banyak uang sementara yang kaya masalahnya adalah bagaimana uang yang mereka miliki bisa memberikan kepuasan hidup seoptimal mungkin atau uangnya bisa bertambah lebih banyak lagi. Ya begitulah kebanyakan manusia mulai dari bangun sampai tidur lagi sudah pasti uang dan uang yang menjadi persoalan utama. Sudah banyak menjadi keyakinan banyak orang jika solusi atas semua masalah keuangan adalah memiliki uang lebih banyak, tetapi benarkah demikian?

     Saya memiliki tetangga yang suka sekali mengeluh tentang masalah keuangan. Mereka adalah sepasang lansia. Saya agak heran pertama mereka bukanlah orang miskin. Mereka memiliki aset sawah milik sendiri yang kalau diuangkan bisa mencapai Rp 1M. Yang ke-2 mereka sudah lansia sehingga yang namanya kebutuhan pribadi tidak akan sebesar orang-orang yang usianya lebih muda. Anak-anak mereka sudah berumah tangga semua. Akan tetapi anehnya mereka terbelit hutang yang jumlahnya cukup banyak. Saya akui kalau mereka memang sering berspekulasi dalam bekerja sehingga ketika gagal (dan sering gagal) otomatis hutang mereka menumpuk. Yang ke-3 mereka masih memiliki banyak penghasilan tambahan dari budidaya jamur, pisang di pekarangan, dan ternak ayam kampung. Secara Matematika mereka takkan pernah kekurangan tetapi kenyataannya? Mungkin ada yang berpikir barangkali mereka makan enak atau mewah setiap hari. Enak apanya? Sayuran juga sering tidak membeli tetapi ambil dari pekarangan sendiri. Atau barangkali sering travel kesana kemari? Belum tentu 20 tahun sekali mereka travel. Saat lebaran pun mereka juga tidak selalu membeli baju baru. Saya pernah mendengar dengan telinga sendiri jika si istri mengatakan jika dia sakit-sakitan selama ini akibat karena terlalu banyak hutang dan tidak memiliki uang sama sekali. Ya mungkin inilah yang menggerogoti keuangan mereka tetapi ya aneh saja. Apakah dengan banyak pikiran seperti itu akan membuat masalah keuangan ini akan selesai begitu saja? Sekarang masalah keuangannya enggak selesai tetapi badan malah sakit-sakitan. Dobel ruginya.

     Akhirnya sebagai solusi mereka pun menjual sebagian sawahnya. Uang ratusan juta pun mengalir ke kantong mereka tetapi apakah masalahnya sudah selesai? Ternyata masalah baru timbul. Kalau semula masalahnya adalah mereka merasa tidak memiliki uang tetapi yang terjadi kemudian adalah mereka jadi kebingungan bagaimana menggunakan uang sebanyak itu. sebagai awal tentu mereka melunasi hutang-hutang mereka. Akan tetapi rupanya semakin banyak uang yang mereka miliki maka kelihatannya yang mereka inginkan jadi semakin banyak. Sebuah kesalahan umum yang banyak sekali dilakukan manusia. Si istri kemudian membeli perhiasan emas yang lumayan mahal. Si bapak juga membeli peralatan-peralatan elektronik yang kalau menurut pendapat saya sama sekali tidak mereka butuhkan. Mereka juga memiliki kebiasaan baru makan di luar bareng-bareng anak dan cucunya sehingga sekali makan mereka harus mengeluarkan dana ratusan ribu. Dia juga menyelenggarakan acara pengajian yang bisa dibilang wah untuk ukuran orang-orang di sekitarnya. Si bapak juga karena merasa memiliki lebih banyak duit sekarang membeli rokok yang lebih mahal. Begitu juga kemana-mana serba naik motor bahkan ke toko yang jaraknya 50m saja naik motor. Begitu juga saat memupuk padi sawah tahun ini mereka menggunakan pupuk jauh lebih banyak dibandingkan tahun-tahun lalu. Hasilnya padi malah terlalu subur sehingga kemudian terserang penyakit. Sampai kemudian mereka pun tersadar jika uang yang begitu banyak itupun akhirnya habis juga dalam waktu singkat. Mereka pun kebingungan lagi. Dengar-dengar si bapak akan balik meminjam uang di bank lagi. Yang lucu adalah si istri meski sudah pegang banyak uang masih saja sering sakit-sakitan. Aneh padahal sebelumnya dia pernah bilang jika penyebab penyakitnya selama ini karena tidak punya uang namun ketika punya banyak uang juga masih sakit-sakitan.

     Satu kesimpulan yang saya tarik bahwa semakin banyak uang secara otomatis tidak menyelesaikan banyak problem keuangan rumah tangga. Kemampuan manajemen keuangan tak kalah penting. Uang sebanyak apapun jika dikelola dengan buruk juga hanya akan menghasilkan sakit kepala. Sumber daya uang sangat terbatas sementara keinginan manusia tak terbatas. Alam akan selalu bisa mencukupi kebutuhan manusia tetapi tidak akan pernah bisa memenuhi semua keinginan manusia. Ibarat nafsu besar tenaga kurang gaya pengelolaan uang seperti yang sudah dilakukan oleh sepasang lansia itu sampai kapan pun hanya akan membuat mereka semakin terbenam dalam masalah keuangan yang tidak ada habisnya.

Saturday, February 25, 2017

Gimana Urusan Beres Kalau Terlalu Sibuk Menghabiskan Waktu Mengurusi Urusan Orang Lain?

     Beberapa waktu lalu saya bertemu dengan orang yang mengeluh kalau semua urusan dalam hidupnya tak satupun tidak ada yang beres. Saya hanya bisa tertawa dalam hati. Gimana bakalan beres kalau dia selalu sibuk menghabiskan waktu dengan mengurusi urusan orang lain? Saya pernah mendengar sendiri sewaktu dia bangun pukul 00 dan mengobrol dengan istrinya di dapur . Waktu saya nguping ternyata yang dibicarakan si A. Beberapa menit kemudian topik beralih ke si B. Beberapa waktu kemudian topik berpindah ke si C, dan seterusnya. Semua nama orang yang pernah terdengar diobrolin mulai A sampai Z. Bahkan orang yang sudah almarhum puluhan tahun lalu pun masih juga diobrolin sampai segitunya. Sebegitu pentingnyakah urusan orang lain sampai-sampai tengah malam buta masih sempat-sempatnya memperbincangkan urusan orang?


     Kejadian lain saya alami sendiri. Salah satu sepupu saya seorang wanita sebut saja si F ini juga getol banget mengurusi orang lain. Beberapa waktu lalu dia habis-habisan mengoreksi kehidupan saya di depan para tetangga saya. Saya yakin dia tidak bakal berani ngomong langsung di depan saya. Saya tidak mendengarnya sendiri melainkan dari tetangga yang sudah mendengar omongan si F itu. saya jadi heran setengah mati dengan si F itu. dia sudah 2x bercerai. Yang terakhir dia menikah dengan seorang preman terminal. Perceraiannya terjadi setelah suaminya itu tertangkap mencuri motor. Rupanya kesaksian suaminya di pengadilan menyeret si F. Merasa ketakutan ikut dipenjara si F memilih hidup berpindah-pindah selama beberapa tahun lamanya. Dari sabang sampai Merauke sudah dia jelajahi karena takut dipenjara. Yang terkena getahnya tentu orang tuanya. Mereka terpaksa mensuplai si F dengan uang yang besar untuk biaya hidup berpindah-pindah terus menerus tetapi untungnya orang tua si F termasuk orang berada jadi tidak begitu menjadi masalah. Pelarian si F berakhir beberapa bulan lalu ketika suaminya keluar dari penjara dan kemudian mereka resmi bercerai. Untuk mengisi waktunya si F kadang mondok di ponpes. Kalau lagi taat kemana-mana pakai baju jubah dan jilbab tetapi kalau lagi kumat ya cuma pakai kaos oblong yukense tanpa jilbab sama sekali. Kadang kalau lagi tidak di pondok dia cuma keluyuran ke rumah-rumah para tetangga atau kerabatnya sambil membicarakan aib orang lain.

     Dari pernikahan pertama si F memiliki 2 anak tetapi sejak kecil anak-anaknya diasuh oleh orang tuanya. Si F sendiri sibuk keluyuran atau melakukan kegiatan-kegiatan tidak jelas tujuannya. Wajar jika rumah tangga mereka kemudian hancur. Herannya meskipun hidupnya sudah sedemikian hancurnya masih saja waktunya cuma diisi dengan mengoreksi dan membicarakan aib orang lain setiap hari. Yah semoga saja dia disadarkan oleh Allah suatu hari nanti. Kalau saya pribadi sih sekarang sudah tidak mau mempedulikan orang mau mengatakan apa tentang kehidupan saya. Saya hanyalah manusia biasa dengan banyak kekurangan dan kesalahan. Saya bukan malaikat yang tanpa salah dan dosa.  Katanya sih manusia itu tempatnya salah dan lupa? Wajar jika ada atau banyak orang yang kemudian membicarakan kekurangan yang saya miliki. Malah kalau ada orang yang membicarakan kelebihan saya, malah saya takut. Jangan-jangan dia mau pinjam uang saya (just kidding padahal juga kagak pernah punya duit...).  Sikapi saja orang-orang yang terlalu sibuk mengurusi urusan orang lain dengan senyuman. Orang selalu tahu apa yang terbaik buat orang lain tetapi sering tidak tahu apa yang terbaik untuk diri mereka sendiri.

Tuesday, February 14, 2017

Waspadalah Saat Mengkonsumsi Ciprofloxacin!



     Saya termasuk langganan terkena penyakit demam tifoid (DT). Dalam setahun bisa beberapa kali terkena penyakit ini. Sudah banyak cara saya telah coba lakukan agar tidak terkena penyakit ini tetapi entah mengapa penyakit ini kerasan banget menyerang tubuh saya selama bertahun-tahun. Kalau dulu tiap terkena DT selalu dikasih Ciprofloxacin oleh dokter. Jadinya sudah hapal banget dan kenal banget dengan yang namanya Cipro ini. Memang manjur dan cepat kerjanya. Pernah sekali berobat ke Puskesmas dikasih Trimetoprim-Sulfamethoxazole malah lama sekali sembuhnya. Jadilah kalau mulai terasa serangan DT langsung saja berangkat ke apotek beli Cipro. 


     Masalah datang ketika beberapa ini saya kembali terserang DT. Seperti biasa langsung saya meminum Cipro dan seperti biasa pula hasilnya selalu memuaskan. Demam langsung turun tetapi ada beberapa hal yang aneh menurut saya yang tidak seperti biasanya. Pertama sejak hari pertama minum Cipro saya jadi sama sekali tidak bisa tidur. Awalnya saya menduga mungkin itu hanya karena kondisi tubuh yang tidak fit saja tetapi lama kelamaan kok gejalanya menetap meski badan saya sudah terasa agak enakan? Setelah browsing baru tahu kalau Cipro ini memang bisa menyebabkan insomnia. Ini benar-benar masalah. Waktu saya tanya istri saya yang juga sempat mengkonsumsi Cipro ternyata mengalami gejala yang sama. Berarti dugaan saya benar. Orang sakit dimana-mana juga butuh banyak istirahat dan apa jadinya kalau sama sekali tidak bisa istirahat? Minum Cipro tak ubahnya seperti habis minum kopi segentong. Mata melek terus tanpa rasa ngantuk sama sekali. Jadinya hampir 4 hari saya sama sekali tidak bisa tidur. Efek samping yang ke-2 menimbulkan kegelisahan. Udah tidak bisa tidur masih ditambahi perasaan gelisah yang intens. Wah luar biasa banget nih Cipro! Kalau malam tidak bisa tidur saya cuma bisa bolak balik badan di atas kasur dan keluar masuk kamar. Kadang saya berpikir bisa gila lama lama kalau begini. Yang ke-3 Cipro membuat pencium saya berubah menjadi sangat sensitif. Pengharum ruangan yang biasanya memberikan aroma menyenangkan bagi saya mendadak seperti menyengat di hidung. Yang ke-4 kepala pusing. Sejak minum Cipro di hari pertama saya mengalami sakit kepala yang sangat parah. Saya berpikir itu cuma salah satu gejala DT tapi setelah saya analisis, padahal bersama Cipro saya juga mengkonsumsi Paracetamol. Semestinya sakit kepala itu seharusnya tak muncul. Saya menduga si Cipro inilah yang telah menyebabkan sakit kepala yang tidak bisa diatasi dengan Paracetamol itu. Dulu-dulu saat terkena DT rasa-rasanya tidak pernah dibarengi sakit kepala. Waktu saya sudah STOP penggunaan Cipro sakit kepala itupun langsung lenyap.

    Akhirnya terpaksa hanya ½ dosis Cipro yang saya konsumsi. Berhubung penyakit masih belum sembuh 100% maka saya lanjutkan dengan konsumsi Thyamphenicol. Dibandingkan Cipro, Thyamphenicol ini tidak memberikan efek samping apapun sementara ini. Yang jelas inilah kali terakhir saya mengkonsumsi Cipro untuk kasus DT. Kapok dah. Sama sekali tidak menyangka jika efek samping Cipro pada akhirnya bisa sedemikian mengerikan. 

Tuesday, February 7, 2017

Ketika Aku Harus Menghadapi Orang Dzalim

Orang dzalim selalu ada dimana-mana. Bisa di dalam keluarga, di dalam lingkungan kerja, di dalam masyarakat, dll. Saya yakin pasti banyak orang yang merasakan susahnya menghadapi orang dzalim apalagi yang suka menganiaya. Suka menganiaya di sini tidak harus selalu dilakukan secara fisik tetapi juga bisa dengan mulut, kekuasaan, pengaruh, atau hartanya. Melawan frontal mereka sama saja dengan membenturkan kepala kita ke tembok karena mereka bisa dengan mudah mematahkan setiap perlawanan kita. Maklumlah mereka punya segalanya tetapi bukan berarti tidak ada jalan. Saya sendiri sudah bertahun-tahun bisa dibilang dianiaya orang dzalim seperti ini dengan kekuasaan mereka. Saya sudah mencoba banyak cara “melawan” mereka tetapi tidak ada satu usaha pun yang berhasil. Semakin saya melawan semakin mereka mendzalimi saya. Sampai suatu hari saya merenung bahwa di alam semesta ini semua adalah ciptaan Allah termasuk manusia. Sekuat-kuatnya dan sehebat-hebatnya manusia tetaplah ciptaan Allah. Jadi kenapa saya tidak meminta pertolongan Allah? Bukankah doa orang dzalim itu makbul? Bukankah Allah sendiri sudah mengatakan jika antara orang yang didzalimi dan Allah sudah tidak ada penghalang. Orang kafir yang terdzalimi saja doanya langsung dikabulkan oleh Allah, apalagi doa seorang muslim yang taat? Buat apa juga? Lebih baik saya berdoa meminta pertolongan Allah dan biarkan Allah sendiri yang memutuskan jalan terbaik terhadap orang yang dzalim itu. Saya pikir toh cepat atau lambat pasti Allah akan kabulkan. Allah toh tidak pernah tidur.

Saya kemudian melihat musibah berdatangan menimpa orang dzalim itu entah itu disebabkan karena perilakunya terhadap saya atau karena hal lain saya tidak tahu pasti namun kehidupan mereka semakin lama semakin susah karena musibah yang datang silih berganti. Yang lucu orang ini memiliki kebiasaan jika datang musibah selalu menyalahkan Allah atau menjadikan Allah sebagai kambing hitam. Coba kalau mereka mau introspeksi diri, insyaallah mereka akan menyadari bahwa perbuatan dzalim mereka terhadap sesamanya merupakan perbuatan yang dimurkai Allah. Meskipun demikian saya masih berharap mereka sadar akan perbuatannya itu namun saya kira itu juga tergantung dari diri mereka sendiri.