Saturday, September 5, 2020

Anomali Harga Tembakau 2020: Ruaaarr Biasa!

tembakau 2020
Tembakau 2020


      Akhirnya musim panen tembakau tiba juga di kampungku. Agak terlambat sih karena normalnya Juli tetapi sekarang  mundur hingga Agustus. Musim hujan yang mundur membuat penanaman tembakau ikut mundur. Yang jelas tahun ini boleh dikatakan sebagai tahun yang suram bagi sebagian besar petani di sini. Hampir semua harga komoditas pertanian ambruk. Yang paling tragis adalah CMB (Cabai Merah Besar) dan kol. Murahnya harga CMB membuat tanaman di ladang ditinggalkan begitu saja tanpa perawatan sama sekali yang akhirnya menjadi sarang hama dan penyakit sekaligus sumber penularan bagi tanaman-tanaman di sekelilingnya. Yang paling tragis adalah kol karena tidak laku sama sekali. Sebagian hanya dibagi-bagikan, sebagian lainnya dibiarkan hingga membusuk, dan sisanya langsung dibajak tanpa ampun. Nasib serupa dialami pula oleh bunga kol yang nyaris juga tidak laku. Harga jagung pipilan juga murah hanya Rp 340 ribu / kwt.    


     Akan tetapi yang ajaib justru datang dari tembakau H8 yaitu harganya yang meroket hingga di atas 10 jutaan! Awalnya saya sempat memprediksi harga tembakau H8 tahun ini akan jatuh. Alasannya:
1. Kualitas tembakau takkan bagus karena akan banyaknya serangan hama/penyakit. Biasanya mutu tembakau akan bagus jika musim hujan sebelumnya cukup panjang atau normal sementara tahun sebelumnya musim hujan sangat pendek. Hujan yang seharusnya turun bulan 10 baru datang pertengahan Februari sementara Juli sudah langsung masuk kemarau jadi musim hujan 2020 hanya berlangsung sekitar 4 bulan saja dengan curah hujan rendah. Musim hujan yang cukup panjang akan membuat sebagian besar hama dan penyakit di tanah mati. Pada musim tembakau kali ini terlihat memang random ada tanaman tembakau yang bagus dan ada yang jelek akibat serangan hama dan penyakit. 
2. Situasi ekonomi yang sedang tidak baik. Virus Corona telah membuat perekonomian dunia termasuk nasional porak poranda. Hampir semua sektor perekonomian terdampak cukup serius termasuk sektor pertanian. Buktinya itu kol dan CMB sampai tak laku. Nah kalau tembakau sampai naik harganya jelas "ada apa-apa" di belakangnya. Saya hanya menduga pasti ada seseorang atau sekelompok orang sedang "bakar duit" agar petani tembakau bergairah kali ini dan jurus ini SELALU manjur memang. Buktinya di musim tanam tembakau II (biasanya pertengahan kemarau atau dikenal dengan tembakau NO) animo petani untuk menanam tembakau NO langsung melesat tajam.  Orang-orang ini tentu saja tak menginginkan petani berhenti menanam tembakau karena tahun ini jumlah luas area penanaman tembakau memang telah melorot hampir 50%. Penyebabnya karena tahun lalu hampir semua petani tembakau bangkrut karena harga tembakau yang sangat murah. Kemungkinan besar tahun depan para petani akan berduyun-duyun menanam tembakau dan para pembakar duit ini tinggal menjatuhkan harga untuk memulihkan uang yang sudah mereka "bakar" tahun ini. Bagi mereka para petani tembakau adalah angsa bertelur emas. Mereka takkan pernah membiarkan angsa ini mati begitu saja. 
Tata niaga tembakau adalah tata niaga monopoli yang sarat dengan distorsi jadi hukum ekonomi normal tak berlaku. Isu-isu politik dan sosial juga ikut memberi andil besar pada harga yang diterima petani. Bisa saja terjadi anomali seperti tahun ini.
3. Produk tembakau adalah produk yang merusak saluran pernapasan. Hadirnya virus Corona yang merusak saluran pernapasan seharusnya akan membuat produk-produk tembakau dan rokok akan jatuh pada titik nadir tetapi kenyataannya dengan mahalnya harga tembakau kali ini adalah bukti anomali itu. Sekali lagi bahwa semua yang telah saya tuliskan ini hanyalah sebatas hipotesis dan analisis belaka. Saya tidak melakukan investigasi lebih jauh di lapangan untuk menguji hipotesis-hipotesis ini.