Saturday, September 16, 2017

Cara Bayar Cashless Yang Selalu Berakhir Cashfull


Di era serba digital seperti sekarang ini sudah menjadi hal lumrah jika orang tidak memegang cash namun masih tetap bisa berbelanja. Berbagai metode pembayaran digital semakin memudahkan pembeli di dalam melakukan pembelian dari metode pembayaran lama seperti kartu debit dan kredit hingga e-money dan e-cash. Ya memakai metode pembayaran digital memang menyenangkan karena kita tidak harus menyimpan uang yang bulky dan merepotkan. Apalagi di era sekarang banyak uang palsu beredar dan modus pemalsuan uang juga semakin sulit. BI boleh saja menganjurkan masyarakat pengguna uang supaya melakukan metode 3D: diraba, dilihat, dan diterawang untuk mengecek keaslian uang mereka tetapi di dalam prakteknya siapa yang benar-benar sekarang mau repot melakukannya? Antri di depan kasir mau melakukan 3D? bisa-bisa disembur oleh kasir atau orang yang antri di belakang kita.

Oleh sebab itu BI sekarang mendorong masyarakat untuk lebih banyak menggunakan pembayaran non tunai atau cashless. Akan tetapi bukan berarti di lapangan semuanya berjalan mulus. Menurut pengalaman saya pribadi bisa dibilang dari 10 transaksi cashless yang saya lakukan yang sukses paling banyak hanya 4x dan sisanya gagal semua. Penyebabnya macam-macam tetapi kebanyakan karena mesin EDC yang entah tidak bisa membaca kartunya, rusak, jaringan internetnya error, dll. Ujung-ujungnya pakai cash juga. Oleh sebab itu setiap saya melakukan pembayaran cashless saya juga menyiapkan cash buat jaga-jaga jika ada gangguan pembayaran. Jadinya malah enggak praktis dan ini menyebabkan saya semakin malas menggunakan cashless teknologi. Sumber masalah utama saya melihatnya sering berada pada mesin EDC. Ke depan sepertinya pembayaran dengan e-cash jauh lebih mudah dan nyaman karena sudah tidak menggunakan EDC. Cukup masukkan kode token yang dikirim lewat hape jadi kita tidak perlu memiliki kartu debit atau kredit yang hanya bikin dompel semakin penuh dan tebal. Kesimpulannya masyarakat akan semakin banyak menggunakan teknologi cashless jika didukung oleh kesiapan pihak provider terutama dalam hal ini adalah bank dan merchant. Jika mesin EDC rusak selama berbulan-bulan dan cuma dibiarkan saja maka jangan kaget jika masyarakat akhirnya lebih tetap memilih menggunakan cash dibandingkan pembayaran cashless. Selain itu juga banyak merchant yang masih lebih suka menerima cash dibandingkan cashless juga merupakan hambatan tersendiri saat ini. Ditambah masih banyak personal merchant yang kadang tidak tahu cara menggunakan metode pembayaran cashless ini. Saya pernah menggunakan TCASH untuk pembayaran di Indomaret dan dari 4 outlet di dekat rumah saya tidak ada satupun yang bisa berhasil padahal jelas-jelas di pintu masuk ada tulisan besar-besar pembayaran dengan Tcash. Sehabis ditransaksikan di mesin kasir hasilnya selalu gagal. Entah darimana errornya. Anehnya sewaktu saya pakai untuk membeli barang-barang online bisa berhasil dengan baik. Sampai suatu ketika saya coba di Indomaret yang agak jauh dari rumah dan anehnya bisa berhasil. 

Monday, September 4, 2017

XL SI OPERATOR MALIIIIIIIIIING!!!!!


Sore ini saya kaget sekali waktu cek sisa pulsa tinggal Rp 900. Padahal rasanya beberapa hari lalu masih sekitar Rp 25 ribu. Padahal Mifi saya ini tidak pernah digunakan untuk telepon dan SMS. Paket data juga masih banyak dan aktif lantas bagaimana bisa berkurang pulsanya. Langsung saya komplen di twitternya.

Katanya saya terkena layanan konten premium karena mendownloan konten Hepi sama Cantik. Saya tidak jelas konten apa itu yang dimaksud. SMS notif dari kedua konten itu juga tidak pernah saya terima selama ini. Saya melihat ada kecurangan XL di sini. Mereka menjadikan penyedia konten sebagai tameng. Bagaimana penyedia konten bisa mengambil pulsa kalau tidak kerjasama dengan operator? Taruhlah saya membuat blog lalu memasang phising banner yang bisa menguras pulsa pelanggan tanpa kerjasama dengan operator apakah saya bisa melakukannya? Pasti gagal kan?

Lagian ini kan saya pakai mifi yang dipakai beramai-ramai. CSnya bilang supaya jangan sembarangan klik banner. Ah modus lama. Layar hape saya kecil. Resiko tersenggol banner besar sekali padahal biasanya banner dipasang besar-besar bahkan kadang menutupi seluruh layar. Lantas bagaimana juga membedakan banner phising atau bukan sangatlah sulit. Saya mungkin bisa berhati-hati lalu bagaimana dengan pengguna mifi saya lainnya. Saya kan tidak bisa mengendalikannya. XL yang seharusnya melindungi pelanggannya malah menjadikan pelanggannya mangsa.  

Sebenarnya kita hidup di negara yang ada pemerintahannya atau tidak sih? Setiap kita mengalami masalah dengan layanan publik atau korporasi kita cuma bisa diam dan  tidak tahu kemana harus mengadu. Ini kasus pencurian pulsa sebenarnya kan sudah ada sejak jaman baheula dengan beragam modus yang terus berkembang tetapi kenyataannya sampai saat ini prakteknya bukannya semakin berkurang tetapi malah semakin canggih dan subur saja.

Kalau saya ingat-ingat ini bukan yang pertama kali. Dulu sekitar 2008 juga pernah mengalami seperti ini waktu pertama kali pakai XL. Entah mengapa waktu itu tiba-tiba ada potongan pulsa Rp 1000/hari. Sewaktu saya tanya CSnya katanya saya sudah berlangganan paket bicara apa gitu padahal rasa-rasanya saya tidak pernah REG. Kedua kalinya terjadi ketika saya mendownload sebuah game lalu saya install dan entah kenapa game itu meminta sebuah password. Untuk mendapatkan password saya diharuskan mengirim SMS ke sebuah nomor dan saya klik yes dan jadilah pulsa saya tersedot tetapi saya memang mendapatkan SMS notif pengurangan pulsa itu. Anehnya yang ini sama sekali tidak ada notif apapun baik berupa SMS atau email tapi mendadak pulsa lenyap begitu saja. Saya yakin praktek semacam ini akan terus dijalankan oleh XL ke depannya. Sudah 9 tahun berlalu sejak kejadian 2008 lalu dan sampai sekarang kasus-kasus semacam ini masih selalu terjadi membuktikan jika pihak XL tidak serius menangani kasus-kasus seperti ini (atau malah mungkin menjadi bagian?}. 

Tadinya saya pikir saya sendiri yang hanya mengalami tetapi waktu bertanya-tanya kepada sesama pengguna XL sama saja semua pernah dan bahkan mengalami pencurian pulsa seperti ini. 





Update: 19-9-2017
Setelah komplen habis-habisan lewat twitter akhirnya besoknya pulsa saya dikembalikan tetapi cuma Rp 7000-an padahal yang hilang lebih Rp 20 ribuan. Ya sudahlah daripada enggak balik sama sekali. Akhirnya pagi saya coba cek lagi pulsa tinggal Rp 200 perak. Gila deh si XL ini malingnya! Dibalikin tapi diembat lagi!