Tuesday, December 17, 2019

Hipotensi Nan Misterius


     Awalnya entah mengapa tubuh ini mendadak lemas tak bertenaga hampir setiap hari. Dugaan awal mungkin saya sudah terkena Diabetes. Kebetulan di rumah ada alat pengukur gula darah yang tidak pernah dipakai (Elvas*nse). Saya pun kemudian mencoba menggunakan alat ini untuk mengukur kadar gula dalam darah. Hasilnya ternyata dugaan saya meleset. Kadar gula darah normal-normal saja contoh kadar gula saat puasa 80 (normal 100). Saya pun terpaksa harus mengesampingkan dugaan Diabetes ini. Sampai kemudian tibalah waktu melakukan donor darah dan jreng jreng pas diperiksa tensi cuma 90! Jadilah acara donor gagal total. Baru kali ini saya mendengar dan melihat tensi saya cuma 90! Padahal biasanya saat donor paling rendah 110. Duh mak ini tubuh kenapa sih sebenarnya?! Saya pun mencoba menganalisis. Logikanya tekanan darah ditentukan oleh kekuatan jantung saat memompa maka spontan dugaan pun mengarah ke jantung. Saya pun meminjam tensimeter digital milik kakak dan saya pantau terus menerus selama 3 hari berturut-turut yang hasilnya sistole maksimal memang cuma 100-an. Sebenarnya sistole 100 belum bisa dikategorikan sebagai hipotensi (<90) tetapi bagi saya sudah cukup membuat kepala kliyengan/pusing.
     Tanpa berlama-lama 3 hari kemudian saya memeriksakan diri ke poli jantung di RS. Saat diukur tensi di sana 130. Lho kok malah jadi naik? Jadi makin bingung saya. Setelah melakukan EKG saya pun menghadap sang dokter jantung. Saya ceritakan semua keluhan selama ini dan dokter pun kemudian melakukan USG jantung cukup lama. Hasilnya? Jantung anda baik-baik saja! Dokter pun cuma memberikan resep trimetazidine yang tidak saya tebus. Lha kalau jantung baik-baik saja mengapa saya harus minum obat juga? Apakah kalau tidak dikasih obat seolah-olah tidak ada hasilnya” dari RS? Biasanya kan pandangan orang-orang Indonesia begitu? Di rumah saya coba baca hasil EKG berulang-ulang dengan panduan Google. Memang benar tidak ada yang aneh dengan hasilnya.
     Pulang bukannya mendapatkan pencerahan tetapi malah semakin bingung. Saya pun cuma pasrah. Sampai suatu ketika hari Jumat pagi saya berangkat joging seperti biasanya tetapi ada yang aneh. Badan seperti ogah diajak berlari. Sebentar-sebentar saya berhenti dan bukan cuma itu saya sempat BAB sampai 2x dengan kuantitas (maaf) yang lumayan. Jadilah saya DNF, jelang pulang 1 km dari rumah saya lebih memilih berjalan. Badan terasa kaku yang mungkin disebabkan dehidrasi atau entah kenapa. Tiba di rumah pun saya buru-buru mandi tetapi anehnya air terasa begitu dingin dan saya menggigil. Sontak saya berpikir: demam tifoid! Kebetulan saya cukup sering terkena penyakit ini jadi paham sekali gejala-gejala awalnya. Usai mandi saya lebih memilih tiduran dan sambil beraktivitas sedikit. Suhu tubuh pun terus merangkak naik. Sorenya saya pun ambruk. Badan demam menggigil. Seperti biasanya saya pun segera menghajarnya dengan Levofloxacin tetapi saya lupa kalau obat ini punya banyak efek samping yang tidak menyenangkan. Benar saya pun sukar tidur, pusing, dan semakin lemas. Saya hanya dapat bertahan dengan Levofloxacin selama 2 hari saja.
     Hari Senin demam sudah menurun dan saya pun terpaksa mengganti Levofloxacin dengan Thyamphenicol yang saya anggap lebih minim efek samping. Hampir sepekan saya sangat membatasi aktivitas walaupun tidak bed rest total. Demam tifoid yang biasanya sembuh tidak sampai sepekan kini jadi lebih lama. Walaupun sudah saya anggap sembuh tetapi ternyata belum 100%. Badan masih sangat lemas dan pusing. Kalau berjalan kadang mendadak pengen jatuh. Dari pemeriksaan tekanan darah lagi-lagi hasilnya maksimal cuma 100. Saya tidak bisa menyimpulkan apakah hipotensi ini disebabkan oleh demam tifoid ini atau yang lainnya? Joging pun terpaksa libur 10 harian. Sebuah liburan joging terpanjang yang pernah saya alami. Saya merasakan perkembangan kesembuhan yang sangat lambat walaupun nafsu makan terus membaik. Bagian terburuknya adalah istri mulai membatasi frekuensi joging dari 2 hari sekali menjadi 3 hari sekali. Ah benar-benar sudah jatuh tertimpa tangga pula!
     Saya rasakan hipotensi kali ini memang aneh. Biasanya hipotensi disertai dengan denyut jantung yang cepat (palpitasi) tetapi denyut jantung saya malah di bawah 60 bpm alias normal-normal saja (karena biasanya juga segitu). Saya coba mencari-cari lewat internet bagaimana 
cara mengatasi hipotensi ini. Ada yang menyarankan diet tinggi garam. Jadilah saya mulai memperbanyak konsumsi keripik-keripik asin tetapi hasilnya tetap nol. Lalu ada yang menyarankan minum kopi. Kebetulan saya memang tidak suka kopi karena kopi selalu membuat lambung saya bermasalah. Akhirnya nekad juga minum kopi dan memang ada hasilnya tetapi cuma 1-2 jam badan terasa segar. Habis itu badan balik lemas lagi.  Mana kopi bikin saya susah tidur lagi! Sampai tulisan ini dibuat (21 Desember 2019) tetap saja lemas masih terus menyerang. Saya hanya mencoba bertahan sebisa mungkin setiap hari.

UPDATE 2020:
Ternyata hingga 2020 hipotensi ini kadang masih terus menyerang. Saya coba mengkonsumsi suplemen ini itu mulai dari Habatussauda, madu, ekstrak kulit manggis dan bahkan multivitamin seperti En*rvon C namun lagi-lagi hasilnya nol besar. Sekali lagi saya jadi teringat akan garam. Saya coba sekali lagi tetapi kali ini bukan dengan memakan makanan-makanan asin tetapi dengan minum air garam. Jadinya tiap minum teh saya tambahkan garam. Jelang tidur malam saya minum air garam sedikit. Enggak perlu banyak-banyak cukup beberapa butir garam saja asal rutin dan hasilnya memang cukup ampuh buat menaikkan tensi. Kalau tensi sudah berasa normal konsumsi garam langsung saya stop.  Saya hanya menduga bahwa aktivitas olahraga lari yang saya lakukan telah menguras "stok garam" di dalam tubuh. Buktinya usai olahraga banyak butiran garam di leher dan lengan. Jadi buat yang mengalami hipotensi tak usah minum obat yang aneh-aneh (kecuali atas saran dokter), coba aja konsumsi garam secara teratur. 

Saturday, December 14, 2019

Mimpi Buruk Jelang Musim Hujan 2019/2020


     Mimpi buruk itu apalagi jika bukan pemadaman listrik. Sebenarnya bukan masalah listriknya yang padam tetapi banyak BTS yang masih mengandalkan pasokan listriknya dari listrik PLN. Akibatnya begitu listrik padam maka BTS-BTS itupun banyak yang mulai bermasalah. Ada yang padam sama sekali sehingga sinyal amblas seperti Tr*. adapula yang hanya turun sinyalnya seperti T*lkomsel dari LTE menjadi HSDPA.  Sudah jelas ini menyebabkan sambungan internet dari mati total hingga terputus-putus dan lambat. Kalau padamnya seharian maka seharian itu pula sinyal bermasalah padahal internet di jaman ini sudah seperti oksigen yang tidak boleh berhenti sedetik pun. Di jaman ini hampir semua aktivitas bergantung kepadanya. Inilah masalah terbesar yang saya rasakan saat listrik padam.
     Kalaulah hujan deras atau ada badai saya sangat bisa memaklumi listrik padam tetapi kadang cuma gerimis saja sudah padam. Jadi hampir setiap hari padam belakangan ini dan durasinya tidak main-main. Contoh kemarin (13 Desember 2019) sudah padam mulai pukul 14.30 hingga 22.30 (8 jam) dan rupa-rupanya PLN masih belum puas juga pagi ini masih ditambah padam lagi sekitar 2 jam-an. Ruarr biasa! Di sini hampir sekali setiap pekan listrik selalu padam walaupun kemarau padahal saya tidak tinggal di luar Jawa atau di wilayah terpencil. Saya jadi teringat saat bapak Dahlan Iskan menjadi Dirut PLN dulu jumlah pemadaman per tahun nyaris bisa dihitung dengan jari. Boleh dikatakan ini adalah kemunduran PLN yang terasa sekali. Bahkan menurut saya lebih buruk dari jaman Suharto dulu yang relatif masih jarang padam. 

Thursday, December 5, 2019

Kompasiana Yang Bikin Load CPU 100%!


     Dulu saya suka sekali dan nyaman berkunjung ke situs Kompasiana karena banyak tulisan bagus tetapi belakangan kenyamanan itu rusak. Awalnya setiap mengunjungi situs Kompasiana kipas CPU langsung mendengung persis seperti saat saya sedang melakukan rendering video HD. Saya lihat di sistray load CPU langsung berada pada angka maksimun 100% dan bukan cuma itu suhunya bahkan dapat mencapai hingga 75 derajat Celcius. Saya menduga mungkin ada yang salah dengan browsernya (Chrome) lalu saya coba di Opera dan hasilnya sama saja, load CPU tetap 100%. Akhirnya saya coba tutup tab yang sedang tidak digunakan dan lagi-lagi tidak penurunan load CPU sama sekali. Anehnya jika dibuka lewat browser hape aman-aman saja. Jadi entahlah apanya yang salah padahal situs-situs lain tidak ada yang berlaku seperti itu.
     Yang bikin jengkel juga, halaman Kompasiana sekarang sudah terlalu penuh sesak dengan banner-banner iklan sehingga malah terlihat berantakan dan tidak menarik. Sayang kan kalau banyak artikel bermutu kemudian tidak ada atau sedikit yang baca hanya gara-gara tenggelam oleh banner-banner iklan yang sangat mengganggu. Sepertinya adblock pun sudah dibuat tak berkutik yang artinya banner-banner itu tetap saja muncul entah bagaimana caranya. Entah pihak Kompasiana sebenarnya mengetahui hal ini atau tidak. Saya sudah coba komplain lewat Twitter tetapi sama sekali tak ada balasan. Kini saya semakin malas berkunjung ke Kompasiana dan kalaupun butuh banget saya berusaha membukanya lewat hape meski resikonya tulisannya jadi kecil-kecil sehingga bikin mata lekas lelah  

Tuesday, November 19, 2019

Prosedur Perpanjangan STNK 5 Tahun di SAMSAT Jember


Layout dokumen dalam map
Akhirnya motor Be*t-ku tanpa terasa sudah berumur 5 tahun. Sebenarnya sebelum 5 tahun berharap bisa ganti yang baru tetapi ternyata rezeki masih belum memungkinkan. Sempat bingung juga memperpanjang STNK itu gimana sih caranya karena saya memang belum pernah melakukannya sendiri karena dulu-dulu saya tidak pernah memiliki motor hingga berusia 5 tahun (maklum manusia from hero to zero hehe..). Kalau cek fisik doang pernah tetapi itu juga kira-kira sudah 15 tahun lampau jadi mungkin sudah banyak yang berubah sekarang. Sebagai info awal saya mencoba menggali sebanyak mungkin informasi dari orang-orang yang pernah memperpanjang STNK di sana dan info yang saya dapat simpang siur dan tidak detail. Saya juga coba baca-baca review SAMSAT di Google Maps yang informasinya malah cukup membantu.
map resmi
Yang pertama adalah dokumen-dokumen yang harus disiapkan yaitu STNK, KTP atas nama pemilik motor, dan BPKB. Semua dokumen ini harus difotocopy cuma saya tak paham berapa kali. Daripada repot-repot akhirnya saya fotocopy kan di tempat fotocopy di belokan jalan Teratai sebelah kanan jalan (dari arah selatan). Tempatnya luas dan agak sepi karena saya memang datang cukup pagi
. Bilang saja mau perpanjang STNK. Langsung sama bapaknya difotocopy dan diberikan map khusus dari SAMSAT. Jadi bukan map biasa yang bisa dengan mudah kita temui dimana-mana. Tarifnya Rp 10 ribu. Lumayan mahal sih tapi mendinglah daripada saya harus antri fotocopy di dalam SAMSAT yang kayak orang antri sembako gratis. Ini tata cara peletakan dokumen di dalam map. Akan tetapi sama bapak fotocopynya nanti udah ditatakan seperti gambar di atas kok.
Sampai di Samsat pukul 7.45 jadi masih belum buka. Pas pukul 8.00 dibukalah loket cek fisik dan map itu harus diserahkan di loket itu di sisi selatan (kiri). Jangan meletakkan di sisi utara loket karena itu buat antrian yang sudah selesai cek fisik kendaraan. Semua orang yang sedang duduk antri langsung lari bak pelari sprint ke arah loket (hehe…). Walaupun saya suka olahraga lari tetapi saya tak suka sprint di depan loket apapun (hihi…). Tak lama kemudian saya dipanggil dan diberikan formulir untuk cek fisik warna kuning. Oya jika motor bukan punya sendiri maka kita hrus bisa menunjukkan KTP sendiri. Tujuannya mungkin untuk mencegah kemunculan calo. Bagus nih saya suka dengan
bapaknya yang cukup teliti dengan si pemohon. Jangan biarkan calo hidup lagi pak! Segera saya bergegas di parkiran untuk menemui mas POLATNAS bagian cek fisik. Tinggal kasih formulir kuning maka masnya akan menggesekkan pada NOKA dan NOSIN motor kita. Motor sebaiknya diparkir pada standar utama dan bukalah jok untuk menggesek nomor rangka. Orang-orang saya lihat juga tidak ada yang kasih tips sama masnya jadi saya juga tidak. Takut ntar dikira menyuap. Proses menggesek tidak sampai semenit.
Setelah itu kasihkan lagi map di loket cek fisik tetapi ingat di sisi utara atau kanan. Ini lumayan memakan waktu (mungkin ada 1/2 jam). Nantinya nama kita akan dipanggil dan diberikan map beserta formulir yang sudah diprint. Ada bagian-bagian yang harus kita isi sendiri seperti NIK, kapasitas cilynder, no urut pendaftaran, no hape, dll lalu jangan lupa tanda tangan. Yang membuat saya merasa sedikit aneh tidak ada satu orang pun selain saya yang kelihatan mengisi formulir ini. Mereka langsung menyerahkannya ke ruang arsip I. Di sana sekali lagi semua dokumen kita diperiksa dan ini sangat memakan waktu. Mungkin 305 menit sendiri habis di sini. Ada orang di sebelah saya nggerundel merasa petugas di situ kelamaan. Maklumlah cuma 1 orang dan itupun petugasnya sering “menghilang” entah kemana. Setelah itu berikan map ke ruang arsip induk BPKB dan sama saja di sini sangat lama menunggu (mungkin 1/2 jam). nama saya pun dipanggil dan disuruh tanda tangan di cover map pokok kiri atas beserta nama dan no hape sebagai bukti bahwa BPKB telah saya terima kembali.
Berikutnya saya berjalan ke ruangan bagian depan untuk proses pendaftaran (loket 1). Di sini BPKB diberikan kepada kita lalu antri lagi buat menunggu panggilan kasir sekitar 20 menitan. Di kasir kita akan menerima kuitansi pajak beserta jumlah yang harus dibayar. Setelah itu kita harus menuliskan nomor kendaraan beserta no hape di sebuah buku kecil panjang. Selanjutnya antri lagi di situ sambil
menunggu penyerahan STNK baru di loket 2. Prosesnya mungkin hanya 10 menit dan lengkaplah semua proses di bagian depan SAMSAT. Berikutnya saya kembali ke belakang di ruang parkir berlangganan buat mendapatkan stiker dan stempel. Setelah itu melaju ke ruang plat nomor yang tempatnya agak jauh di dekat parkir karyawan. Di loket kita harus menyerahkan STNK baru yang ditumpuk di depannya. Mungkin hanya 10 menitan plat nomor barupun keluar dan selesailah semua prosesnya pada pukul 10.45.  Jadi total lebih kurang memakan waktu 3 jam sendiri. Oya parkirnya juga gratis lho. Keren deh! Ini baru bener-bener Indonesia yang paling bener! Overall bagus cuma bottle necknya kelihatan banget di bagian ruang arsip yang memakan waktu hampir 1,5 jam sendiri. Saat bagian cek fisik sudah memanggil 20 orang maka bagian arsip baru bisa memanggil 2-3 orang. Saya tak tahu apa yang sebenarnya terjadi mungkin saja arsipnya makin tahun makin banyak karena
kendaraan juga makin banyak jumlahnya jadi perlu waktu makin lama buat mencarinya. Saya coba mensurvey orang-orang di samping tempat duduk saya dan mereka bilang kalau yang sekarang pelayanannya lebih lamban dibandingkan dulu. Semoga saja ke depan bisa semakin cepat. Kalau bisa maksimal 1,5 jam lah sudah selesai semuanya dan kalau bisa ruangannya tidak berputar-putar kesana kemari, maju mundur. Tempat duduknya juga jauh dari kapasitas pengunjung sehingga banyak yang berdiri di depan loket sehingga menghalangi yang akan maju ke depan loket.   



Thursday, November 14, 2019

Hati-hati Membersihkan Lensa Kamera Dengan Lens Pen!!!



Biasanya saya membersihkan lensa kamera dengan lens pen tetapi entah mengapa kali ini kok setelah dibersihkan bukannya makin bersih tetapi malah makin kotor parah. Ada noda dari lens pennya sendiri yang melekat kuat di lensa. Semakin keras saya coba bersihkan dengan lens pen maka hasilnya justru tambah kotor. Berhubung takut lensa menjadi rusak akhirnya saya buru-buru menghentikannya. Akhirnya saya harus menemukan pembersih lain yang bisa menyelesaikan masalah ini. Saya berharap kain microfiber bisa melakukannya. Saya pun hunting ke toko2 optik dan memang di sana dijual kain microfiber hanya kurang yakin dengan mutunya. Takut kalau lensa malah jadi semakin rusak. Terpaksa saya pesan online sekalian dengan cairan pembersihnya. 
Begitu barang datang saya semprotkan cairan ke kain microfibernya lalu saya gosokkan ke permukaan lensa. Butuh banyak kali gosokan baru lensa bisa mulai terlihat kinclong. Akhirnya lensa pun bisa terselamatkan. Next terpaksa saya museumkan lens pennya sekarang. Sepertinya lebih bagus menggunakan kain microfiber dengan cairan pembersih ini dibandingkan lens pen.

Monday, October 14, 2019

Keselnya Di-Prank Alfamart!



     Suatu sore ketika sedang cek instagram ada pemberitahuan dari RANS Entertainment jika saya sudah memenangkan voucher Alfamart dari sebuah kuis. Untuk itu saya diminta mengirimkan data diri. Spontan saya pun mengirimkan data sesuai yang diminta. Akan tetapi kabar buruknya keesokan harinya ketika sedang mengecek instagram ternyata hadiah dibatalkan dengan alasan saya terlambat mengirim data padahal saya juga cuma telat sehari. Tidak semua orang bisa pantengin hape terus menerus. Kesan saya Alfamart seperti tidak niat saja. Saya pun kecewa berat dan langsung protes. Tak lama dijawab jika itu semua karena keputusan dari Alfamart. Saya pun langsung protes kepada Alfamart lewat email tetapi seperti biasanya hanya ditampung belaka alias tidak ada tindak lanjutnya dan hadiah pun tetap hangus.


     Penasaran dengan perilaku Alfamart ini maka saya mencoba menelusuri kepada teman-teman yang sering mengikuti undian-undian dan kuis Alfamart dan ternyata semuanya mengeluarkan pernyataan senada jika Alfamart tukang bohong. Sering mengadakan kuis atau undian tetapi tidak ada pengumuman atau kadang pemenang yang tak jelas. Bahkan tak jarang hadiah tidak dikirim atau kalau pun dikirim memakan waktu yang lama sekali. Kuis-kuis dan undian-undian Alfamart tak lebih dari PRANK belaka alias penipuan! Saya sadar jika apa yang sudah saya tulis ini bakalan cuma dianggap angin saja oleh Alfamart yang memang sedang berada di atas angin tetapi paling tidak akan menjadi sebuah torehan dan catatan kelakuan buruk mereka.  

Bukti jika Alfamartlah yang telah membatalkan sepihak.



Thursday, September 19, 2019

Ku Tak ingin Menjadi Karun Jaman Now!


      Sebuah kisah nyata seorang tetangga sebut saja bernama Karun. Karun ini dulu adalah warga desa biasa dan hidup miskin walaupun tidak miskin-miskin amat sebenarnya. Yang namanya orang miskin pasti berusaha dan bekerja keras agar hidupnya tak miskin terus. Pekerjaannya adalah petani dengan bercocok tanam berbagai tanaman mulai dari tembakau, sayuran, padi, jagung, dll. Dia bekerja sangat keras mulai dari jauh sebelum matahari terbit hingga jauh sesudah matahari tenggelam. Kalau dibandingkan dengan bapak saya maka 11 12. Si saat subuh saya sedang bersiap berangkat ke masjid dia juga sudah berangkat ke ladang dan saat jelang Isyak pun saya melihatnya kadang baru pulang. Luar biasa dan memang kehidupannya sedikit demi sedikit mulai terangkat.
      Yang unik adalah selama bekerja belasan tahun belakangan ini dia selalu sukses! Tak pernah sekalipun gagal panen atau kejadian apapun yang membuatnya rugi. Dewi Fortuna sepertinya memang sudah membuat keputusan tuk berjodoh dengannya selamanya. Di saat semua orang lain jatuh bergelimpangan, dia sendirian berdiri tegak menggenggam erat piala dan panji-panji kemenangan yang berkibar-kibar dengan megahnya ditiup angin. Kekayaannya terus meningkat dan status sosialnya terus naik tak terbendung persis seperti Karun di jaman dulu. Setiap musim panen tiba, kesuksesannya selalu menjadi buah bibir warga sekampung. Di tengah-tengah pergunjingan mereka saya menangkap aroma” iri hati mereka. Wajar siapa sih yang tidak pengen menjadi Karun jaman now seperti dia? Saya pun terkadang juga merasa iri cuma saya berusaha untuk tidak berkomentar buruk yang sama sekali tak ada untungnya dan cuma menambah dosa.
      Si Karun ini memang memiliki tangan bertuah. Semua yang telah dipegangnya langsung berubah menjadi emas bahkan batu sekalipun beda sekali dengan saya yang emas pun ketika saya sentuh malah berubah menjadi batu (hehe...). Mungkin ada yang berpendapat si Karun sukses karena memang pekerja keras. Kalau hanya bermodalkan bekerja keras, banyak juga warga kampung lain yang sama-sama melakukannya tetapi ternyata tidak bisa sesukses si Karun itu. Saya sadar jika rezeki Allah sudah mengaturnya. Tak perlu saya protes jika orang lain mendapatkan lebih banyak. Bagi saya rezeki itu bukan cuma perkara materi, jabatan, atau uang. Kesehatan, ketenangan, dan keamanan juga merupakan rezeki tak ternilai. Kalau banyak orang selalu mengindentikkan rezeki dengan uang maka itu adalah urusan mereka sendiri buat mendefinisikannya. Kalau pagi-pagi saya bisa berangkat ke masjid buat shalat subuh berjamaah maka itulah rezeki yang sudah Allah berikan yang berupa waktu “berjumpa” dengan-Nya dalam shalat walaupun saya tak mendapatkan rezeki pekerjaan karena memang belum bisa berangkat bekerja. Jika saya gagal bertanam dan merugi yang berarti saya tak mendapatkan rezeki uang, saya pun ambil positifnya yang berarti tak perlu membayar zakat yang besar hehe... Yah pokoknya selalu disyukuri rezeki apapun yang sedang saya nikmati dan diambil positifnya saja. Saya percaya dalam sebuah kejadian seburuk apapun pasti ada hal positif yang bisa diambil.
     Nah sampailah di suatu pagi ketika hari masih sangat gelap seperti biasa Karun pun mulai berangkat kerja di gudang tembakau untuk menurunkan daun-daun tembakau. Rupa-rupanya suasana yang masih gelap membuat Karun kehilangan kewaspadaan dan dia pun terjatuh dari ketinggian 10 m. Beruntungnya dia tidak tewas. Karena takut ada patah tulang maka keluarganya pun membawanya ke dukun. Kalau saya lihat memang tidak ada bagian tangan atau kaki Karun yang patah tetapi sepertinya dia mengalami cedera tulang belakang (dia mengeluh nyeri di punggung) dan menurut saya ini jauh lebih berbahaya dibandingkan patah kaki atau tangan karena pada tulang belakang terletak banyak sekali syaraf. Jika syaraf di situ rusak maka bisa mengakibatkan kelumpuhan. Akan tetapi semua itu hanya sekedar hipotesa saja karena toh si Karun tak pernah dibawa ke RS untuk rontgen atau diperiksa lebih lanjut. Hingga saat ini dia masih terbaring di tempat tidur.  Semua kebutuhan lain seperti makan dan BAB dibantu oleh anggota keluarganya. Saya yakin Karun pasti menderita sekali. Bagaimana bisa hidupnya mendadak berubah 180 derajat hanya dalam beberapa detik saja? Sekarang semua kekayaan dan kesuksesan yang telah diraihnya selama belasan tahun pasti seolah tiada harganya lagi baginya jika kemudian dia menjadi orang cacat yang hanya bisa terbaring di atas tempat tidur di sisa hidupnya. Di titik inilah saya menyadari bahwa kenikmatan Allah sungguh banyak rupa dan tidak selalu melulu tentang uang. Apa yang kelihatannya sebagai sebuah kenikmatan sepele namun bila terlepas maka bisa jadi akan terlihat sangat besar dan saya pun tak ingin menjadi seperti si Karun jaman now!  

Tuesday, September 17, 2019

Good Mood Yoghurt Yang Ternyata Bukan Minuman Yoghurt!


     Pertama kali lihat produk ini di minimarket. Seperti biasa saya tertarik karena harganya murah sekali maklum memang lagi promo. Terbayang kesegaran Yoghurt di tengah hari yang sangat panas. Tanpa ba bi bu langsung saya samber ini minuman dari rak berpendingin. Cuma yang membuat saya agak heran ini minuman Yoghurt kok bening seperti air? Atau jangan-jangan saya salah baca? Atau ini teknologi baru yang membuat Yoghurt jadi bisa sebening air? Ah berhubung rasa haus sudah sedemikian mendominasi maka nalar sehat pun langsung saya kalahkan. Lagipula kalau salah pun toh tidak akan ada hal buruk yang terjadi.
     Setelah saya bayar akhirnya saya tenggak ini minuman. Hasilnya?? jreng-jreng… Ini minuman memang bukan Yoghurt tetapi lebih tepat dituliskan minuman berperisa yoghurt! Saya cuma bisa mentertawakan diri sendiri. Saya lihat komposisinya memang benar ini minuman berperisa yoghurt karena kandungan yoghurtnya sendiri hanya 0,0001%! Kalau dirupakan mungkin hanya setetes yoghurt asli dan sisanya adalah perisa plus air. Menurut saya pribadi masih lebih nikmat teh dalam botol atau teh tubruk bikinan istri sendiri. Enggak akan mengulangi beli produk yang ini lagi.   



Pestisida Spray Force Magic Yang Tidak Se-Force Namanya


     Berhubung seringnya melihat iklan pestisida spray Force Magic di medsos maka timbul keinginan untuk mencoba seperti apa sih keampuhannya. Selama ini saya paling banyak memakai merek H*T dan Ba*ygon. Pernah sekali dulu memakai waktu namanya masih Fresh Magic jadi sudah lupa. Mengapa selama ini saya tidak pernah memakai Force Magic ini? Satu karena harganya sangat jarang promo yang beda sekali dengan H*T atau Bay*gon yang nyaris setiap akhir pekan selalu kasih harga spesial di minimarket. Yang kedua dengan volume 600 ml (merek lain umumnya memberikan volume 600 + 75 ml) dan harga promo relatif sama dengan merek lain maka saya kategorikan harganya agak mahal.
     Akhirnya saya coba memakai Force Magic ini menggantikan H*T yang sudah habis. Hasilnya ternyata tidak memuaskan! Yang pertama aromanya sangat mengganggu. Saya tidak bisa mendeskripsikan dengan detil hanya jika dibandingkan dengan aroma H*T maka sudah pasti H*T lebih baik. Apalagi jika dibandingkan dengan B*ygon kalah telak deh Force Magic ini. Yang kedua daya bunuh nyamuknya lambat dan lemah. Saya tak tahu entah mengapa bisa demikian. Katanya sih Force Magic ini mengandung bahan aktif sintetik pyrethroid yang lebih aman walaupun mungkin dengan mengorbankan sebagian keampuhan daya bunuhnya. Menurut saya sih tidak ada pestisida kimia yang 100% aman. Meskipun menggunakan bahan aktif sintetik pyrethroid juga toh racun tetaplah racun.

     Itulah sebabnya saya kemudian menduga jika faktor-faktor ini yang membuat Force Magic kurang laku. Saat saya membelinya di minimarket tabung kalengnya sebagian sudah berkarat seperti barang lama sekali. Saya juga tidak atau belum pernah melihat ada orang yang memakai produk ini. Hmm… kesimpulan saya produk ini not recommended untuk membasmi nyamuk. Produk ini nyaris 11 12 dengan V*pe spray yang pernah saya pakai dulu sekali yang sama-sama tak berdaya saat berhadapan dengan nyamuk. Terpaksa deh Force Magic yang belum habis langsung saya museumkan dan buru-buru beli H*T di minimarket. 

Wednesday, September 11, 2019

Akhirnya Kena Cedera (Lagi) Dengan Sepatu Lari Reebok

Example HTML page This is the body of your page.

     Setelah sepatu lari Adidas hancur lebur dan benar-benar sudah tak bisa dipakai lagi maka berikutnya saya harus mencari kandidat baru. Terbukti jika sepatu Adidas ini kurang awet atau cepat rusak. Pengennya sih balik ke Asics yang awet dan nyaman dipakai. Sayangnya asics cuma bisa dibeli online. Sampai suatu ketika sedang jalan-jalan bersama istri melewati Sp*rt St*tion ada tulisan SALE besar-besar di depan. Sialnya istri melihat tulisan itu dan spontan meminta saya untuk masuk melihat-lihat barangkali ada yang cocok. Terpaksa deh walaupun kurang sreg akhirnya saya masuk juga. Berhubung sama sekali tak membawa persiapan uang yang cukup banyak akhirnya saya melihat-lihat sepatu lari yang harganya paling murah dan sampailah di rak Reebok. Sesungguhnya saya kurang suka dengan merek Rebook ini karena rasa-rasanya saya belum pernah melihat review sepatu lari merek ini sebelumnya.  Ibarat membeli kucing dalam karung. Berhubung istri sudah nerocos terus untuk lekas-lekas membelinya maka dengan sangat terpaksa jadilah saya membawa sepasang sepatu lari Reebok Swiftway ini pulang. Saya tak tahu apakah sepatu ini nanti akan cocok dengan kaki atau tidak. Saya tak tahu apakah sepatu ini untuk tipe kaki netral atau overpronator atau gimana. Saya benar-benar buta! Memang sudah dicoba di toko dan cukup nyaman sih tetapi endingnya nanti akan seperti apa saya tak bisa memprediksi sama sekali.
    Awal memakai Rebook ini saya terkesan karena terasa sangat nyaman bahkan saya bisa memperoleh pace 5 menit yang belum pernah bisa didapatkan dengan sepatu Adidas sebelumnya padahal sepatu ini lebih berat dan besar dibandingkan dengan Adidas. Jadilah saya lumayan terkesan dengan Reebok ini. Saya merasa telah membuat pilihan yang tepat. Akan tetapi empat bulan kemudian rupa-rupanya bulan madu dengan Rebook harus berakhir. Di suatu pagi sesuatu yang buruk pun terjadi. Saat itu seperti biasa usai subuh saya langsung mulai berlari. Awalnya tidak ada masalah apapun sampai kira-kira setelah menempuh jarak 300 m mendadak muncul rasa nyeri di otot lutut sisi kiri pada kaki kiri. Rasa nyerinya sangat tajam sehingga saya langsung mengurangi jarak, kecepatan dan sekaligus durasi lari pagi itu. Sepanjang perjalanan saya didera dengan rasa nyeri yang hebat tetapi untungnya saya masih tetap bisa berlari. Padahal hari-hari sebelumnya sama sekali tidak merasa ada masalah apapun pada otot lutut. Sesampainya di rumah rasa nyeri mereda dan saya berpikir jika kejadian itu hanya kebetulan saja. Berharap semoga sesi berikutnya tidak muncul masalah nyeri itu lagi.
     Sesi berikutnya dua hari kemudian saya pun mencoba lari pagi-pagi dan hasilnya malah jauh lebih buruk! Rasa nyeri yang teramat sangat mendera otot lutut mulai dari awal berlari. Saya pun tidak mampu berlari sama sekali dan terpaksa hanya berjalan. Acara lari pagi itupun berubah menjadi berjalan-jalan. Tiba di rumah saya langsung minum obat pereda nyeri otot walaupun saya tahu itu tak akan banyak membantu tetapi saya juga sudah tak tahan dengan rasa nyerinya. Sepanjang hari saya merasakan nyeri yang sangat mengganggu. Dengan sangat terpaksa saya pun libur berlari hampir 3 hari untuk meredakan rasa nyeri itu. Memang selama 3 hari itu rasa nyeri terus berkurang dan saya pun dengan pede-nya lagi-lagi berpikir jika sudah pulih. Kembali saya pun mengenakan sepatu Reebook itu dan berlari di sesi berikutnya. Untuk mengantisipasi nyeri saya meminum obat pereda nyeri otot dan sekaligus mengoleskan krim pengurang nyeri. Hasilnya? Sudah jelas nol besar! Nyeri tetap menghantam otot lutut. Anehnya jika berjalan atau berdiri sama sekali nyeri itu tak terasa tetapi begitu digunakan berlari langsung saja spontan muncul. Saya sudah mulai curiga jika saya sedang terkena cedera otot lutut.
     Saya pun mencoba menganalisis apa yang menjadi biang keladinya cedera kali ini. Apakah saya yang terlalu keras berlari selama ini? Kalau melihat catatan di aplikasi berlari saya sepertinya bukan. Hmm saya mulai mencurigai sepatu Reebok ini sebagai penyebabnya. Ini berkaca dari pengalaman cedera yang pernah saya alami sebelumnya yang tak bisa disembuhkan dengan cara apapun kecuali berganti sepatu. 
     Saya pun kemudian tetap berlari dengan memakai Reebok ini tetapi dengan pace, jarak, dan durasi yang sangat berkurang. Saya merasa seperti sedang berlari dengan satu kaki yaitu kaki kanan sementara kaki kiri cuma numpang berlari saja. Kaki kiri hanya bisa saya seret dan ini yang menyebabkan kelelahan cepat datang.  Jarak 10 km pun saya harus berjuang setengah mati padahal biasanya jarak segitu seperti cuma upil saja. Kaki kiri sama sekali tidak dapat diangkat tinggi-tinggi dan ini menyebabkan rawan tersandung jika sedang berlari di atas jalan yang tak rata atau banyak batunya. Sudah berkali-kali kaki kiri tersandung dan syukurlah tidak sampai mengakibatkan jatuh. Olahraga joging yang selama ini saya lakukan dengan senang hati dan penuh semangat tiba-tiba berubah menjadi aktivitas horor. Saya mulai ketakutan dengan rasa nyeri yang terus menemani selama sedang berlari.  Saya pun mulai mencari-cari alasan dan pembenaran untuk bolos berlari. Baru kali ini saya mulai kehilangan semangat berlari. Siapa sih orangnya yang betah “menikmati” nyeri terus terusan? Sebenarnya walaupun tidak dirawat sama sekali ataupun dirawat, cedera tetap akan sembuh dengan sendirinya tetapi butuh waktu lama. Berdasar pengalaman perlu minimal 3 bulan untuk 100% sembuh. Berarti saya harus libur berlari selama 3 bulan? Padahal libur satu sesi saja sudah menimbulkan rasa bersalah. Nah walaupun sepatu Rebooknya belum rusak sama sekali tetapi terpaksa kini saya harus segera mencari kandidat penggantinya. Semoga saya bisa cepat menemukan sepatu yang tepat dan sudah pasti hemat harganya.
     Oya ada satu hal lagi yang ngeselin dari Reebok ini yaitu tali sepatunya yang sangat panjang dan mudah terlepas. Untuk mengikat talinya saja butuh waktu lama sekali. Entah mengapa mereka tidak membuat tali yang lebih pendek. Selain itu kotoran seperti kerikil mudah sekali menempel atau tersangkut di sol luar sepatu. Sebenarnya sepatu Reebok ini sangat empuk. Mungkin inilah sepatu terempuk yang pernah saya pakai. 

UPDATE 2020:
Cedera memang bisa disebabkan oleh banyak hal termasuk sepatu tetapi ternyata tak selalu begitu. Beberapa hari lalu saya follow sebuah akun seorang pelatih lari nasional. Saya akhirnya mendapat jawaban atas cedera ini. Ternyata oh ternyata kalau kita lari terus menerus tanpa melakukan penguatan otot-otot maka itu bisa menyebabkan cedera. Gerakan berlari sebenarnya melibatkan sejumlah otot dan ini harus sering dilatih seperti dengan squat, plank, drill, dan sejumlah latihan-latihan lainnya.  Ini yang saya tak pernah tahu sebelumnya. Saya cuma sibuk berlari dan berlari tanpa henti. Wajar cedera akhirnya. Kini di waktu jadwal lari sedang off saya lakukan sejumlah senam-senam seperti squat dan planking. Dulu sebenarnya saya sudah memiliki rencana seperti ini cuma tak pernah konsisten menerapkannya. Kini mau tak mau saya harus siap melakukan penguatan sejumlah otot secara rutin jika tak ingin dihajar cedera lagi. 
   

Wednesday, August 21, 2019

Jangan Pernah Memaki Cobaan!


Dulu saya orang yang suka merasa sedih jika sedang menghadapi ujian, musibah, atau cobaan hidup. Bukan cuma itu saja tak jarang merasa marah, menyesal, atau bahkan yang terburuk mengutuki hidup ini. Seiring waktu berjalan saya semakin menyadari bila ternyata pada dasarnya hidup ini takkan pernah bebas dari yang namanya ujian. Apalagi sebenarnya ujian tidak hanya melulu berupa musibah, kesialan, kegagalan, dan sejenisnya namun kenikmatan serta kesenangan juga adalah ujian. Intinya semuanya adalah ujian! Akan tetapi pandangan masyarakat umum selama ini memang telah membuat dikotomi keliru bahwa jika musibah adalah ujian sementara kesenangan atau kegembiraan adalah anugerah dan bukan termasuk ke dalam ujian.
Setelah saya renungkan lama sekali ternyata ada manfaat besar di balik sebuah ujian.
1. Cobaan atau ujian akan menggugurkan dosa dan kesalahan manusia. Hayo siapa yang hidupnya sudah merasa tanpa memiliki dosa atau kesalahan sama sekali? Katanya manusia itu tempatnya salah dan lupa? Nah salah satu cara Allah menggugurkan dosa dan kesalahan manusia adalah dengan melalui ujian ini. Di akherat nanti bisa jadi cobaan atau ujian ini akan menjadi penyelamat seseorang dari api neraka. 
2. Akan selalu ada hikmah entah sekecil apapun di balik sebuah ujian. Biasanya hikmah ini akan berhasil ditemukan oleh orang-orang yang berpikiran positif atau mau berbaik sangka kepada Allah tetapi kalau maunya serba menyalahkan Allah maka takkan ada hikmah yang bisa dipetik. Hikmah adalah sebuah cara Allah mengajarkan sesuatu kepada manusia.
3. Cobaan akan semakin mendekatkan seorang hamba kepada Allah. Sudah terlalu banyak kisah yang saya saksikan sendiri bagaimana orang-orang lebih mendekatkan diri kepada Allah setelah mendapatkan musibah dan sebaliknya. Misal salah satu tetangga seorang perempuan yang baru saja suaminya meninggal. Sebelum suaminya meninggal dia nyaris tidak pernah ikut kegiatan apapun di masjid tetapi sejak suaminya meninggal itulah dia menjadi rajin berangkat ke masjid. Saya menduga ketika si suami masih berada di sisinya maka masih ada tempat bersandar tetapi begitu suaminya telah tiada maka otomatis sandaran itu menghilang. Saya tahu benar hal ini ketika suaminya meninggal dia menangis meraung-raung di sisinya. Setelah kejadian itu saya menduga dia baru menyadari bahwa semua sandaran di dunia ini pada akhirnya akan menghilang dan hanya sandaran kepada Allah-lah yang akan kekal abadi.  
Sudah jelas bahwa cobaan atau ujian bukanlah upaya Allah untuk menghancurkan manusia. Jika Allah memang ingin menghancurkan manusia saya kira Allah tak perlu memberikan ujian atau cobaan tetapi cukup sekarang juga secara langsung  Allah sudah bisa melakukannya dengan sangat mudah.

Thursday, August 15, 2019

RCTI 30 Tahun: Langkah Mundur 30 Tahun!


Tak terasa usia RCTI kini sudah 30 tahun yang merupakan stasiun swasta tertua di tanah air. Bukan waktu yang singkat dan pada ULTAHnya kali ini saya berpendapat RCTI juga sudah mundur 30 tahun. Apa alasannya?

1. Sudah tidak FTA atau Free To Air lagi. Ini terjadi setelah sinyal RCTI lewat satelit diacak Conax belakangan ini yang berarti pemilik receiver parabola FTA sudah tidak bisa menyaksikan tayangan-tayangan MNC Grup termasuk RCTI. Untuk bisa menyaksikannya maka harus membeli dekoder MNC Vision yang berarti harus membayar iuran per bulan. Membayar iuran per bulan hanya sekedar agar bisa menonton RCTI? Kalau saya sih bakal mikir sejuta kali, bukan cuma 1000 kali. Pemirsa setia RCTI sebenarnya masih diberikan opsi menonton lewat sinyal UHF tetapi haregene siapa yang mau menonton gambar TV penuh semut nan buram? Apalagi jangkauan sinyal UHF RCTI masih sangat terbatas. Saat ini propagasi sinyal UHF sudah tidak bisa terlalu jauh dan kualitasnya semakin memburuk karena banyaknya interferensi. Bandingkan dengan tahun 90-an ketika sinyal UHF RCTI Surabaya masih bisa ditangkap dengan baik di sini padahal jarak udaranya saja hampir 200 km. Cara lain adalah menonton lewat aplikasi RCTI Plus tetapi lagi-lagi juga tidak benar-benar gratis karena harus menggunakan kuota internet. Saya sempat install sebentar aplikasinya lalu uninstall lagi karena memang tak ada yang menarik. Jadi RCTI saat ini nyaris sudah tidak ada bedanya dengan tahun 1989 karena hanya bisa dinikmati oleh pemilik dekoder, malah statusnya juga semakin tak jelas. Kalau memang mau menjadi stasiun payTV (berbayar) penuh seharusnya RCTI tidak menarik banyak iklan lagi seperti HBO, Fox, atau StarTV tetapi anehnya sekarang sudah diacak masih juga menarik banyak iklan. Saya tak tahu pasti apa alasan pihak MNC Grup melakukan hal ini. Kalau memang alasannya hanya untuk menekan operator TV kabel ilegal, mereka (para operator itu) toh masih bisa menggunakan dekoder MNC Vision untuk menjual ulang siaran MNC Grup. Dengan diacaknya RCTI ini maka secara otomatis MNC Grup akan kehilangan banyak pemirsa. Ini malah semakin aneh lagi karena justru di saat stasiun-stasiun TV lain mati-matian menggaet lebih banyak pemirsa agar tetap bertahan di tengah gempuran industri digital seperti Youtube dan Netflix, eh RCTI justru dengen pedenya membuang cukup banyak pemirsanya. Sebuah blunder yang sangat sempurna.
2. RCTI sekarang ibarat bumi dan langit jika dibandingkan tahun 1989. Sekarang apa isinya? Sinetron melulu sepanjang waktu! Kalau diingat-ingat, saya cukup intens menonton RCTI mungkin terakhir 15 tahun lalu. Sesudah itu sudah sangat jarang menonton RCTI bahkan belakangan ini sudah tidak pernah lagi. Terus terang saya tidak suka sinetron! Jauh sekali dengan acara-acara saat baru pertama kali berdiri yang penuh dengan film-film menarik, kartun, dan musik yang sangat menghibur. Kalau saya bandingkan dengan stasiun TV lain masih jauh lebih bagus RTV sekarang yang memiliki banyak sekali program khusus untuk anak-anak. RCTI yang kini sudah tak menarik lagi acara-acaranya plus malah ditambah dengan terus bersembunyi di "ketiak" Conax akan membuat kami dan sebagian besar pemirsa lainnya cepat atau lambat akan melupakannya (termasuk saya).      

Wednesday, August 7, 2019

Kemarau Panjang 2019 Yang Berbeda


     Sejak April hingga sekarang Agustus nyaris tidak ada satu tetes hujan pun turun dari langit. Di satu sisi ini cukup menyenangkan petani karena mendapatkan kepastian musim kemarau yang dijamin kering dan bukan kemarau basah yang membingungkan. Akan tetapi ternyata kenyataan tidak seindah impian, dengan cuaca yang sangat kering dan panjang membuat serangan hama kutu seperti thrips dan aphids sangat intens padahal saya tahu kedua hama ini sangat bandel dibasmi. Kedua hama ini menghisap cairan tanaman sehingga menyebabkan banyak masalah. Pada daun tembakau yang terserang akan tampak bercak-bercak kering atau orang menyebutnya “ngates”. kalau sudah terserang ini dijamin harga takkan bisa maksimal. Bukan cuma itu saja, thrips sangat hobi menjadi vektor virus. Ini yang justru jauh lebih berbahaya. Itulah sebabnya sejak awal musim kemarau ini saya hampir tidak melihat ada tanaman CMB yang bagus. Hampir semua daunnya keriting sehingga produktivitasnya rendah! Akibatnya sudah sangat jelas harga CMB meroket hingga tembus Rp 40 ribu/kg. Pada tanaman tembakau ini membuat daun-daunnya juga ikut keriting. Kalau sudah keriting maka tanaman takkan bisa bertambah tinggi lagi. Seperti biasanya pula para petani menghantam hama-hama ini dengan pestisida tetapi saya melihat semuanya seperti sia-sia saja. Musim yang terlalu kering membuat perkembangan trhips sangat cepat tak terkendali.
     Musim kemarau kali ini dinginnya juga awet banget dan rasa-rasanya lebih dingin. Mulai dari awal Juni hingga sekarang hampir tiap hari terasa dingin melulu. Biasanya kalau sudah masuk Agustus begini suhu udara sudah tidak begitu dingin tetapi sekarang hampir tidak ada bedanya dengan Juli. Terik matahari memang terasa menyengat tetapi udara sangat dingin. Ini membuat kaki ikut terasa kaku, dingin, dan tak nyaman. Saya coba atasi dengan rutin joging. Saat berlari memang tidak terasa dingin tetapi beberapa jam kemudian usai joging kembali rasa dingin menyiksa di kaki. Meskipun siang hari kadang saya memaksakan diri memakai kaos kaki tetapi entah mengapa seperti tidak banyak menolong. Tadinya saya berpikir mungkin hanya saya saja yang merasakan dingin di kaki tetapi sewaktu saya pegang kaki si kecil ternyata juga sedingin es! Dulu-dulu meskipun pernah terjadi kemarau panjang tetapi dinginnya tidak terasa menusuk seperti sekarang ini. Laporan cuaca di ponsel pun beberapa kali menunjukkan suhu pagi hari bisa tembus 16 derajat padahal dulu-dulu paling rendah 17 derajat. Saya juga telah coba dengan menggosok-gosokan minyak angin di kaki tetapi juga tetap saja terasa dingin. Saat mandi pagi dan sore jika tidak menggunakan air hangat maka benar-benar tidak tahan dinginnya. Air di bak mandi sudah terasa seperti es saja. Selain itu udara terasa sangat kering. Paling terasa di bibir saat sore menjelang. Bibir terasa kaku dan tidak nyaman. Di kulit juga kadang terasa gatal dan ini masih diperparah lagi dengan mandi air hangat yang membuat kulit semakin mengering saja.
     Namun ada satu keganjilan dari kemarau kali ini yaitu banyak nyamuk! Biasanya musim kemarau identik dengan bebas nyamuk karena nyamuk tidak memiliki media untuk bertelur tetapi musim ini serangan nyamuk malah sama gilanya dengan musim penghujan. Udara dingin ini kadang membuat otak saya terasa membeku dan bingung. Untuk membuat tubuh lebih hangat saya minum teh lebih sering dari biasanya walaupun sebenarnya tidak begitu banyak membantu juga sih. Apakah semuanya ini pertanda perubahan (atau kerusakan) lingkungan telah atau sedang terjadi?

Thursday, August 1, 2019

Gunting Listrik Kemei KM-2169 Yang Sangat Mengecewakan!


      Berhubung gunting listrik yang lama dah rusak maka saya terpaksa harus beli yang baru. Gunting lama rusak bermula dari bagian tuas pengatur panjang cukuran rambut. Bagian ini berupa tuas yang dapat disetel untuk memaju mundurkan mata gunting. Berhubung gunting cukur ini siapa saja boleh pakai maka rupa-rupanya ada si peminjam yang entah bagaimana telah terlalu memaksa bagian tuas ini yang membuatnya patah dan tidak bisa diperbaiki. Akibatnya mata gunting tidak memiliki penahan sehingga selalu bergeser miring saat digunakan mencukur yang menyebabkan hasil cukuran tidak rata dan amburadul. Akhirnya saya coba memilih gunting cukur baru yang tidak memiliki tuas semacam ini seperti Kemei KM-2169 ini.
     Saya membelinya di Bl*bli. Awalnya saya chat si reseller apakah gunting ini bisa digunakan langsung dengan listrik tanpa harus menggunakan baterai karena jika membaca spesifikasinya gunting ini memakai baterai. Si reseller bilang bisa yang berarti OK-lah karena jika cuma memakai baterai pasti akan sangat boros. Barang pun kemudian datang dan yang harus saya lakukan adalah mencharge-nya. Ternyata produk ini memakai baterai rechargeable atau NiCd. OK-lah saya charge dan di sini terlihat produk ini terlihat tak bagus. Saat baterai saya masukkan ke dalam tempatnya di dalam gunting cukur terlihat ruangan baterainya seperti tidak pas. Baterai jadi mudah terlepas sendiri begitu gunting dipakai bergerak sedikit saja padahal saat mencukur gunting sudah pasti harus bergerak terus? Tidak mungkin mencukur dengan cara mendiamkan gunting terus menerus. Saya pun ada akal dengan mengganjal si baterai dengan kertas dan menchargenya. Ternyata proses chargenya lumayan lama. Sesuai instruksi pada buku petunjuknya kira-kira semalaman baru bisa digunakan mencukur. Saya charge sore dan paginya lalu saya cabut. Saya pakai sorenya untuk mencukur. Saya kira seperti yang sudah disampaikan reseller jika gunting ini bisa dipakai dengan listrik langsung tetapi ternyata tidak. Gunting ini cuma bisa dipakai dengan baterai saja! Akhirnya dipakailah gunting ini untuk mencukur. Daya cukurnya tidak begitu kuat (mungkin karena pakai baterai) sehingga sering tersendat jika menemui bagian rambut yang tebal atau terlalu banyak rambut yang menggumpal di mata gunting. Ternyata baterainya lagi-lagi menimbulkan persoalan. Rupa-rupanya baterai tidak memiliki kemampuan menyimpan muatan cukup lama. Saat selesai mencukur dan saat itu pula tepat baterai habis (padahal cuma sekitar 15 menitan). Ketika dinyalakan kembali gunting sudah tidak mau bekerja. Terpaksa deh dicharge lagi semalaman dan esoknya gunting saya simpan untuk dipakai bulan depan.
     Bulan depannya ketika mau saya pakai kok gunting tidak bereaksi sama sekali? Saya curiga si baterai sudah kehabisan muatan makanya saya lagi-lagi charge ulang semalaman. Keesokan laginya saya pun optimis baterai sudah terisi tetapi apa yang terjadi? Si gunting masih tidak bergeming. Positif dah ini baterai sudah keok padahal baru sekali pakai. Saya coba gunakan baterai itu pada jam weker dan jarum jamnya juga tidak bergerak sama sekali. Kalau saya telusuri di internet harga eceran baterai ini cuma Rp 2000-an. Pantes saja bentar saja sudah rusak karena harga baterai non rechargeable saja di toko juga sama segitu. Akhirnya saya akali pakai baterai non rechargeable berhubung baterai NiCd sudah sulit didapatkan tetapi kekurangannya arus baterai non rechargeable kurang kuat sehingga membuat kekuatan mencukur si gunting semakin melemah. Kami harus berhenti setiap beberapa menit sekedar menunggu baterai memulihkan diri. Ini membuat waktu mencukur semakin lama dan tidak menyenangkan sama sekali. Intinya produk gunting cukur Kemei ini sangat not recommended. Mending mencari merek lain sajalah.

Tuesday, July 30, 2019

Go To Hell FireF*ck!


     Akhirnya kegemasan dan kemarahan saya terhadap browser Firefox (FF) ini sudah sampai di ubun-ubun! Yap kurang lebih sebulan ini browser ini berulah terus menerus. Yang sering terjadi adalah crash. Dulu sempat beberapa tahun pakai browser ini dan terasa nyaman karena jarang bermasalah tetapi entah kenapa kemudian jadi bermasalah hingga akhirnya saya beralih ke lain hati (kalau tak salah Maxthon) selama beberapa tahun. Saya tak ingat ada apa dengan Maxthon ini tetapi sepertinya memang bermasalah karena kalau tak bermasalah tidak mungkin saya beralih memakai browser lainnya (FF). Saya pun balik lagi ke FF kira-kira 6 bulan lalu dan belakangan ini benar-benar makin intens trobelnya. Hampir saban hari berulah. Mulai dari daftar history yang mendadak hilang hingga crash tak jelas apa penyebabnya. Karena itulah saya menginstall browser cadangan Opera yang menurut saya lebih jarang berulah dengan harapan si FF sembuh. Harapan tinggal harapan dan kenyataannya ulahnya makin bikin pusing jadi terpaksa saya harus mengucap selamat tinggal buat FF. 
Makin lama makin ngeselin!

Review Lima Tahun Pemerintahan Jokowi (2014-2019)


     PILPRES 2019 akhirnya berakhir sudah setelah MK menetapkan Jokowi yang akan memimpin negeri ini untuk 5 tahun ke depan. Bagi saya ini bukanlah sesuatu yang mengagetkan karena dari awal tampak jelas jika PILPRES 2019 ini tak lebih dari El-Classico PILPRES 2014. Perjalanan ceritanya persis sama dari awal hingga akhir. Oleh karena itu saya akna mencoba membuat sedikit review tentang pemerintahan Jokowi selama 5 tahun belakangan ini. Semua yang akan saya tuliskan adalah murni pendapat pribadi subyektif sehingga ada boleh setuju boleh juga tidak.
     Yang pertama kemajuan yang telah dibuat oleh Jokowi adalah pembangunan infrastruktur yang bagus. Jauh lebih bagus dibandingkan semua pemerintahan sebelumnya. Contohnya yang cukup terasa adalah Jalan-jalan diaspal hingga ke pelosok desa. Jalan-jalan aspal yang rusak juga cukup cepat diperbaiki. Kalau dulu boro-boro deh jalan rusak bisa bertahun-tahun akan tetap rusak atau malah semakin rusak. Jembatan-jembatan baru juga banyak dibangun. Cuma konon katanya untuk pembangunan infrastruktur ini Jokowi lebih banyak mengandalkan utang luar negeri. Saya tak punya data yang pasti. Takutnya jika mengandalkan data dari internet itu cuma hoax. Saya akan mencoba menganalisis dari sisi Jokowi. Kalau saya andaikan apa yang sudah dilakukan Jokowi ini mirip dengan apa yang umum dilakukan oleh masyarakat kita dalam membangun rumah tangganya. Kalau pengen rumah ya ambil KPR, pengen motor atau mobil ya ambil leasing, pengen perabot ya ambil fintech, dll atau dengan kata lain berhutang. Bisa saja sih menunggu gaji terkumpul dulu baru beli motor, mobil, atau bangun rumah tetapi kan kelamaan? Resikonya memang ada beban bunga. Nah sama saja dengan membangun infrastruktur negara ini bisa saja dengan mengandalkan pajak atau pendapatan negara non pajak tetapi mau sampai kapan? Padahal infrastruktur kita sudah sangat ketinggalan jika dibandingkan negara negara lain. Hutang tak selalu buruk asal dikelola dengan baik. Moga-moga saja negara dan bangsa ini tidak terbenam hutang nanti.
Nah sekarang kekurangannya:
1. Penegakan hukum yang masih sangat lemah. Jokowi memang bukan penegak hukum tetapi para penegak hukum bagaimanapun adalah orang-orang yang berada di bawah suatu pemerintahan yaitu pemerintahan Jokowi. Mereka sebagian juga diangkat dan digaji oleh Jokowi. Memang sudah ada sedikit kemajuan tetapi tetap saja secara umum masih kurang bagus di sektor ini. Akan tetapi sebenarnya penegakan hukum bukan hanya persoalan besar pemimpin ini tetapi juga pemerintahan-pemerintahan sebelumnya dan saya yakin semua pemerintahan yang akan datang. Padahal tak ada negara maju yang hukumnya tidak tegak dan sebaliknya.
2. Korupsi yang masih jalan terus. Banyaknya kasus korupsi di era Jokowi ini membuktikan bahwa para pelakunya tidak takut dengan hukuman yang ada. Nah lagi-lagi biangnya adalah nomor satu di atas. Selama penegakan hukum belum jalan maka selama itu pulalah korupsi juga akan tetap tumbuh subur. Memang sudah ada beberapa pelaku yang ditangkap tetapi saya melihat itu hanyalah seperti puncak gunung es. Hanya beberapa koruptor kelas kakap yang tertangkap padahal ribuan atau mungkin jutaan koruptor kelas “teri” masih bergentayangan bebas lepas beraksi setiap hari. Memang mereka hanyalah koruptor kelas “teri” tetapi dikumpulkan maka jumlahnya tak ada bedanya dengan koruptor kelas kakap. Apalagi KPK hanya mau menangani kasus-kasus korupsi kelas kakap. Kemungkinan besar pemberantasan korupsi di Indonesia akan semakin terus berjalan mundur. 
3. Pembangunan angkutan umum yang sama sekali tidak ada kemajuan (bahkan terus mundur). Mungkin ada yang bilang MRT. Benar tetapi itu kan baru di Jakarta? Indonesia bukan cuma Jakarta doang? Angkutan umum di daerah saya sudah lama mati walaupun sekarang sudah ada OJOL tetapi saya menganggapnya tetap bukan sebagai angkutan umum. Akhirnya jalan raya semakin hari semakin padat karena semua orang pada akhirnya menggunakan kendaraan pribadi. Untuk menempuh jarak yang sama semakin hari semakin lama. Kemacetan merajalela dan kecelakaan lalu lintas semakin sering terlihat. Penggunaan BBM semakin boros pula. Polusi udara meningkat dan perubahan musim terjadi semakin cepat contohnya Jakarta konon sekarang sudah menjadi kota dengan polusi terparah di dunia. Menyetir di jalan raya sekarang bisa bikin gila beneran. Saya sangat berharap di pemerintahan II ini Jokowi memprioritaskan kembali pembangunan angkutan umum. Keadaannya sudah sangat urgen. Saya yakin jika tersedia angkutan umum yang murah, nyaman, dan aman serta tersedia luas maka rakyat pasti akan lebih banyak yang akan memakai angkutan umum. 
Is this what you expect?!

4. Pendataan GAKIN yang tak jelas kriterianya. Ada GAKIN yang kepala keluarganya setiap hari bisa membeli rokok tetapi mengapa bisa dimasukkan sebagai GAKIN? Sungguh aneh. Padahal pengeluaran untuk rokok juga tak sedikit. Jika sehari seorang kepala keluarga GAKIN menghabiskan 1 bungkus (misal Rp 10 ribu) maka sebulan total sudah Rp 300 ribu sendiri. Pendataan GAKIN masih sarat KKN dan lambat (tidak uptodate). Semestinya begitu seseorang sudah meningkat taraf hidupnya maka segera dicabut segala fasilitasnya dan bukannya malah diteruskan supaya GAKIN lainnya yang belum tersentuh bisa segera menerima bantuan.  
5. Distribusi BBM bersubsidi yang masih tidak berubah sama sekali. Contohnya Premium atau solar bersubsidi 99% masih dihabiskan oleh pengecer tak resmi (termasuk juga penimbun). Jadi kelihatan tidak jelas sebenarnya subsidi BBM itu untuk siapa? Apakah mensubsidi pengecer dan penimbun? Kalau di dalam UU-nya memang demikian saya kira tak tepat. Mengapa pengecer dan penimbun harus mendapatkan subsidi? Apakah tidak lebih baik subsidi dialihkan untuk kebutuhan lain yang lebih bermanfaat daripada mensubsidi pengecer dan penimbun?
6. Pengurusan administrasi kependudukan yang semakin rumit dan lama. Contoh jika seseorang kehilangan KTP maka untuk mendapatkan KTP baru harus menunggu hampir 1 tahun. Seharusnya dengan penggunaan IT proses pengurusan administrasi kependudukan semakin cepat dan mudah. 
7. Semi otoriter. Walaupun tidak separah era Suharto tetapi agak mirip. Orang-orang yang vokal terhadap pemerintahannya banyak yang telah ditangkap + pembatasan akses medsos beberapa waktu lalu adalah buktinya. Tujuannya mungkin kurang lebih sama dengan era Suharto yaitu untuk menciptakan stabilitas di bidang politik dan "mematikan" rival-rival politiknya.  
8. Gas melon yang semakin sulit. Dulu semasa era SBY kami semua diiming-imingi untuk beralih menggunakan BBM dari  minyak tanah menjadi gas LPG dengan alasan lebih hemat, lebih bersih, lebih panas, dll. Kami diberikan kompor dan tabung gas 3 kg gratis. Awal-awalnya pasokan gas melon 3 kg ini berjalan tanpa masalah tetapi lama kelamaan di era Jokowi ini sering tersendat. Yang unik barang tidak ada sama sekali tetapi anehnya harga melambung.  Kalau sudah begini kami bisa menghabiskan waktu seharian hanya sekedar berburu gas ini hingga jauh ke tempat-tempat yang kira-kira masih ada pasokan. Kalau gagal terpaksa kami balik menggunakan kayu bakar (karena minyak tanah sudah tak ada). Untungnya sebagai orang desa kami selalu mengamankan pasokan "BBM" dapur entah bagaimana caranya. Saya tidak tahu dengan warga desa lain yang tidak memiliki pepohonan sebagai sumber kayu bakar. Mungkin mereka membeli makanan jadi siap santap atau entah bagaimana. Mungkin ada yang bilang, kan sekarang sudah ada Bright gas? Benar tapi dimana memperolehnya? Kalau di desa kami jelas tidak ada. Di minimarket cuma sesekali terlihat ada.  Lagian siapa yang mau repot mencari barang yang tidak jelas keberadaannya ada dimana. 
9. Kisruh kenaikan tarif BPJS/JKN. Hampir setiap tahun konon BPJS selalu mengalami defisit dan seolah kebakaran jenggot. Padahal angkanya jauh lebih kecil dari biaya pindah ibukota yang mencapai hampir 500 T. Sungguh aneh pindah ibukota dengan biaya segitu besar saja aya aya wae tetapi mengapa defisit BPJS yang angkanya jauh lebih kecil pemerintah selalu menjadikannya seolah-olah sebuah masalah besar?!

Thursday, July 25, 2019

Melawan Noda: Van*sh VS Pasta Gigi Siapa Yang Akan Menjadi Pemenangnya?


     Suatu sore ketika sedang merefill spidol permanen tanpa sengaja saya menyenggol botol yang berisi cairan refill spidol. Langsung deh tinta yang berwarna hitam pekat dan lengket tumpah mengenai baju batik kesayangan yang relatif masih baru. Mana tumpahnya tepat pas di bagian perut lagi! Hadehh benar-benar enggak banget! Beda kalau tumpahnya di bagian belakang baju. Pikiran saya spontan langsung kepada salah satu merek produk penghilang noda yang kadang dipakai istri, Vani*sh. Saya benar-benar sangat berharap jika produk itu mampu menghilangkan noda mengingat iklannya yang dahsyat dimana-mana. Apalagi itu noda masih fresh jadi logika saya makin cepat noda ditreatment maka akan makin besar peluang lenyapnya.
     Akhirnya sesuai instruksi di kemasan produk, mula-mula saya larutkan bubuk produk ke dalam sedikit air lalu saya rendam baju selama 1 jam. Bahkan saya tambahkan lebih banyak dosis supaya lebih ampuh. Begitula logika saya. Setelah sejam saya tengok saya coba kucek-kucek di bagian noda eh kok tidak berkurang sama sekali. Hadehh.. apaan nih? Nodanya yang kelewat bandel atau produknya yang memang memble? Akhirnya perendaman saya perpanjang 3 jam lalu saya kucek-kucek lagi dan hasilnya masih sama saja. Berhubung sudah agak jengkel akhirnya saya biarkan itu baju terendam 3 hari-an! Saya benar-benar masa bodoh kalau baju itu rusak karena terlalu lama direndam toh walaupun baju kesayangan tetap takkan bisa dipakai kalau ada noda sebesar itu.
Lewat 3 hari saya kembali kucek-kucek di bagian noda dan alamak noda masih saja seperti semula. Saya pikir mungkin perlu dicuci. Akhirnya baju saya masukkan mesin cuci ditambah deterjen. Usai dicuci langsung saya jemur dan hasilnya? Zonk! Noda masih di situ juga! Ampuunn! Akhirnya produk penghilang noda itu saya singkirkan. Saya harus mencari alternatif lainnya.
     Akhirnya saya cari-cari cara di internet siapa tahu ada. Eh ternyata ada yang menyarankan pakai alkohol. Saya pikir ada benernya juga karena spidol yang sudah mengering biasanya bisa dipakai kembali setelah diberi alkohol. Berhubung enggak ada alkohol dan cuma ada spiritus maka saya tuangkan spiritus ke bagian noda lalu saya biarkan beberapa menit. Selanjutnya saya kucek-kucek dan zeng zong… enggak juga noda itu musnah! Ini noda sudah kayak lem saja sudah lengket mati dengan kainnya! Jurus pamungkas pun terpaksa saya keluarkan. Saya coba sekali lagi search di internet siapa tahu ada ide baru. Lagi-lagi ada yang menyarankan pakai past gigi? Saya ragu. Masak iya sih pasta gigi bisa mengalahkan produk penghilang noda yang kesohor itu?! Berhubung sama sekali sudah tak ada pilihan lain maka tak ada salahnya dicoba.
     Saya ambil pasta gigi lalu saya oles-oleskan pada bagian noda dengan sikat. Ajaib! Noda perlahan-lahan memudar walaupun tidak langsung hilang 100%. Saya kemudian ulangi terus hingga noda hanya sedikit terlihat. Benar-benar ampuh pasta gigi ini! Bukan berarti produk pembersih itu tak bekerja tetapi saya kira kembali kepada filosofi awalnya saja. Setahu saya Van*sh mengandalkan kekuatan H2O2, sebuah bahan kimia oksidator yang salah satu fungsinya mampu memutihkan warna. Saya pernah terkena H2O2 pekat di kulit tangan dan terasa seperti disayat-sayat selama hampir 15 menit. Yang parah kalau sudah masuk ke bawah kuku karena bisa berjam-jam rasa sakitnya tak kunjung hilang. Kulit tangan dan kuku pun langsung berwarna putih seperti kehilangan pigmennya tetapi itu cuma sementara lalu balik lagi ke warna asalnya. Konon H2O2 ini diklaim lebih aman dibandingkan bahan pemutih lainnya terutama yang berbahan klorin dengan alasan pada dasarnya H2O2 hanyalah air yang kelebihan satu atom oksigen. Akan tetapi bagi saya pribadi bahan kimia apapun tetap harus diperlakukan dengan hati-hati karena toh tetap saja berbahaya. Cuma saya tidak tahu pasti kekuatan riil memutihkan H2O2 apakah lebih baik atau lebih jelek jika dibandingkan dengan bahan pemutih lain. Akan tetapi jika di masa depan saya memiliki masalah dengan noda di baju maka saya akan lebih suka kembali kepada pasta gigi dibandingkan produk penghilang noda itu. Toh iklan tidak selalu seperti apa yang dikatakanya bukan?!