Tuesday, November 19, 2019

Prosedur Perpanjangan STNK 5 Tahun di SAMSAT Jember


Layout dokumen dalam map
Akhirnya motor Be*t-ku tanpa terasa sudah berumur 5 tahun. Sebenarnya sebelum 5 tahun berharap bisa ganti yang baru tetapi ternyata rezeki masih belum memungkinkan. Sempat bingung juga memperpanjang STNK itu gimana sih caranya karena saya memang belum pernah melakukannya sendiri karena dulu-dulu saya tidak pernah memiliki motor hingga berusia 5 tahun (maklum manusia from hero to zero hehe..). Kalau cek fisik doang pernah tetapi itu juga kira-kira sudah 15 tahun lampau jadi mungkin sudah banyak yang berubah sekarang. Sebagai info awal saya mencoba menggali sebanyak mungkin informasi dari orang-orang yang pernah memperpanjang STNK di sana dan info yang saya dapat simpang siur dan tidak detail. Saya juga coba baca-baca review SAMSAT di Google Maps yang informasinya malah cukup membantu.
map resmi
Yang pertama adalah dokumen-dokumen yang harus disiapkan yaitu STNK, KTP atas nama pemilik motor, dan BPKB. Semua dokumen ini harus difotocopy cuma saya tak paham berapa kali. Daripada repot-repot akhirnya saya fotocopy kan di tempat fotocopy di belokan jalan Teratai sebelah kanan jalan (dari arah selatan). Tempatnya luas dan agak sepi karena saya memang datang cukup pagi
. Bilang saja mau perpanjang STNK. Langsung sama bapaknya difotocopy dan diberikan map khusus dari SAMSAT. Jadi bukan map biasa yang bisa dengan mudah kita temui dimana-mana. Tarifnya Rp 10 ribu. Lumayan mahal sih tapi mendinglah daripada saya harus antri fotocopy di dalam SAMSAT yang kayak orang antri sembako gratis. Ini tata cara peletakan dokumen di dalam map. Akan tetapi sama bapak fotocopynya nanti udah ditatakan seperti gambar di atas kok.
Sampai di Samsat pukul 7.45 jadi masih belum buka. Pas pukul 8.00 dibukalah loket cek fisik dan map itu harus diserahkan di loket itu di sisi selatan (kiri). Jangan meletakkan di sisi utara loket karena itu buat antrian yang sudah selesai cek fisik kendaraan. Semua orang yang sedang duduk antri langsung lari bak pelari sprint ke arah loket (hehe…). Walaupun saya suka olahraga lari tetapi saya tak suka sprint di depan loket apapun (hihi…). Tak lama kemudian saya dipanggil dan diberikan formulir untuk cek fisik warna kuning. Oya jika motor bukan punya sendiri maka kita hrus bisa menunjukkan KTP sendiri. Tujuannya mungkin untuk mencegah kemunculan calo. Bagus nih saya suka dengan
bapaknya yang cukup teliti dengan si pemohon. Jangan biarkan calo hidup lagi pak! Segera saya bergegas di parkiran untuk menemui mas POLATNAS bagian cek fisik. Tinggal kasih formulir kuning maka masnya akan menggesekkan pada NOKA dan NOSIN motor kita. Motor sebaiknya diparkir pada standar utama dan bukalah jok untuk menggesek nomor rangka. Orang-orang saya lihat juga tidak ada yang kasih tips sama masnya jadi saya juga tidak. Takut ntar dikira menyuap. Proses menggesek tidak sampai semenit.
Setelah itu kasihkan lagi map di loket cek fisik tetapi ingat di sisi utara atau kanan. Ini lumayan memakan waktu (mungkin ada 1/2 jam). Nantinya nama kita akan dipanggil dan diberikan map beserta formulir yang sudah diprint. Ada bagian-bagian yang harus kita isi sendiri seperti NIK, kapasitas cilynder, no urut pendaftaran, no hape, dll lalu jangan lupa tanda tangan. Yang membuat saya merasa sedikit aneh tidak ada satu orang pun selain saya yang kelihatan mengisi formulir ini. Mereka langsung menyerahkannya ke ruang arsip I. Di sana sekali lagi semua dokumen kita diperiksa dan ini sangat memakan waktu. Mungkin 305 menit sendiri habis di sini. Ada orang di sebelah saya nggerundel merasa petugas di situ kelamaan. Maklumlah cuma 1 orang dan itupun petugasnya sering “menghilang” entah kemana. Setelah itu berikan map ke ruang arsip induk BPKB dan sama saja di sini sangat lama menunggu (mungkin 1/2 jam). nama saya pun dipanggil dan disuruh tanda tangan di cover map pokok kiri atas beserta nama dan no hape sebagai bukti bahwa BPKB telah saya terima kembali.
Berikutnya saya berjalan ke ruangan bagian depan untuk proses pendaftaran (loket 1). Di sini BPKB diberikan kepada kita lalu antri lagi buat menunggu panggilan kasir sekitar 20 menitan. Di kasir kita akan menerima kuitansi pajak beserta jumlah yang harus dibayar. Setelah itu kita harus menuliskan nomor kendaraan beserta no hape di sebuah buku kecil panjang. Selanjutnya antri lagi di situ sambil
menunggu penyerahan STNK baru di loket 2. Prosesnya mungkin hanya 10 menit dan lengkaplah semua proses di bagian depan SAMSAT. Berikutnya saya kembali ke belakang di ruang parkir berlangganan buat mendapatkan stiker dan stempel. Setelah itu melaju ke ruang plat nomor yang tempatnya agak jauh di dekat parkir karyawan. Di loket kita harus menyerahkan STNK baru yang ditumpuk di depannya. Mungkin hanya 10 menitan plat nomor barupun keluar dan selesailah semua prosesnya pada pukul 10.45.  Jadi total lebih kurang memakan waktu 3 jam sendiri. Oya parkirnya juga gratis lho. Keren deh! Ini baru bener-bener Indonesia yang paling bener! Overall bagus cuma bottle necknya kelihatan banget di bagian ruang arsip yang memakan waktu hampir 1,5 jam sendiri. Saat bagian cek fisik sudah memanggil 20 orang maka bagian arsip baru bisa memanggil 2-3 orang. Saya tak tahu apa yang sebenarnya terjadi mungkin saja arsipnya makin tahun makin banyak karena
kendaraan juga makin banyak jumlahnya jadi perlu waktu makin lama buat mencarinya. Saya coba mensurvey orang-orang di samping tempat duduk saya dan mereka bilang kalau yang sekarang pelayanannya lebih lamban dibandingkan dulu. Semoga saja ke depan bisa semakin cepat. Kalau bisa maksimal 1,5 jam lah sudah selesai semuanya dan kalau bisa ruangannya tidak berputar-putar kesana kemari, maju mundur. Tempat duduknya juga jauh dari kapasitas pengunjung sehingga banyak yang berdiri di depan loket sehingga menghalangi yang akan maju ke depan loket.   



Thursday, November 14, 2019

Hati-hati Membersihkan Lensa Kamera Dengan Lens Pen!!!



Biasanya saya membersihkan lensa kamera dengan lens pen tetapi entah mengapa kali ini kok setelah dibersihkan bukannya makin bersih tetapi malah makin kotor parah. Ada noda dari lens pennya sendiri yang melekat kuat di lensa. Semakin keras saya coba bersihkan dengan lens pen maka hasilnya justru tambah kotor. Berhubung takut lensa menjadi rusak akhirnya saya buru-buru menghentikannya. Akhirnya saya harus menemukan pembersih lain yang bisa menyelesaikan masalah ini. Saya berharap kain microfiber bisa melakukannya. Saya pun hunting ke toko2 optik dan memang di sana dijual kain microfiber hanya kurang yakin dengan mutunya. Takut kalau lensa malah jadi semakin rusak. Terpaksa saya pesan online sekalian dengan cairan pembersihnya. 
Begitu barang datang saya semprotkan cairan ke kain microfibernya lalu saya gosokkan ke permukaan lensa. Butuh banyak kali gosokan baru lensa bisa mulai terlihat kinclong. Akhirnya lensa pun bisa terselamatkan. Next terpaksa saya museumkan lens pennya sekarang. Sepertinya lebih bagus menggunakan kain microfiber dengan cairan pembersih ini dibandingkan lens pen.