Bulan Mei
kemarin SIM saya sudah mau mati. Berdasarkan pengalaman 5 tahun sebelumnya saya
memperpanjang lewat bus perpanjang SIM keliling. Akhirnya saya coba mencari FP yang dulu
pernah memberi jadwal bus keliling ini. Setelah lama mencari-cari di halaman FB
saya kok FPnya tidak ketemu jua? Entah FPnya sudah koit atau terhapus atau
gimana saya juga tidak tahu. Akhirnya saya coba menghubungi Ditlantas Polda
Jatim lewat WA dan saya diberi tahu jika mereka juga tidak memiliki jadwal bus
itu untuk kabupaten Jember. Saya hanya diberi link supaya melihat sendiri
jadwal di link situs tersebut tetapi saya tetap tidak menemukannya. Berbekal google
akhirnya saya menemukan satu situs yang memuat jadwal bus perpanjangan SIM itu.
Sayang jadwa bulan Mei belum keluar juga meski sudah saya tunggu hingga akhir
Mei. Yang ada jadwal hanya pada bulan April dan Maret 2017. Saya tidak tahu apakah
di luar bulan itu busnya tidak beroperasi atau memang adminnya tidak kasih
update. Dari google saya mendapatkan info jika sekarang perpanjangan SIM bisa
dilakukan online. Setelah situs perpanjangan SIM saya klik dan saya masukkan
data saya ada pesan jika nomor SIM saya sudah kadaluarsa padahal kalau melihat
tanggal di kartu SIM belum kadaluarsa. Ah sudahlah berarti cara ini juga gagal.
Dari FB
saya mencoba mencari FP Satlantas Jember. Saya coba komen meminta info di FPnya
tetapi entahlah tidak dijawab juga berhari-hari. Cara ini pun saya anggap
gagal. Masih berbekal google saya akhirnya mencari nomor telepon Satlantas
Jember barangkali mereka bisa kasih tahu jadwal bus perpanjangan SIM. Saya coba
telepon ke nomor mereka tetapi ada pesan nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi.
Lagi-lagi cara ini gagal. Saya masih belum menyerah, langkah terakhir saya
telepon POLRES Jember siapa tahu juga mereka bisa kasih jadwal, tetapi
lagi-lagi saya harus kecewa karena bahkan nada dial pun tidak bisa saya
dengarkan. Saya tetap berpikir bagaimana cara saya mendapatkan info itu. Akhirnya saya mencoba menanyakan kepada para warga sekitar dimana bus itu dulu
pernah mangkal kalau-kalau mereka pernah melihat keberadaan bus itu dan
barangkali bisa memberikan info jadwalnya. Rupanya mereka sama sekali tidak
pernah melihat keberadaan bus itu lagi. Yang mereka lihat selama ini hanya
mobil untuk perpanjangan STNK dan bukan bus. Dah kayaknya saya memang tidak
memiliki pilihan lain selain memperpanjang langsung di kantor Satlantas.
Mengapa saya
ngotot banget bisa memperpanjang SIM di bus perpanjangan SIM?
1. Hemat waktu dan BBM. Kalau saya
harus berangkat ke kantor Satlantas saya harus menghabiskan 2 jam pp perjalanan
dan sejumlah BBM yang tidak sedikit. Kalau memperpanjang SIM di bus bisa hemat
waktu dan BBM karena jaraknya cukup dekat dari rumah.
2. Pengalaman buruk 10 tahun lalu. Terakhir
saya memperpanjang SIM benar-benar seperti sebuah mimpi buruk. Saya harus
menghabiskan waktu 2 hari sendiri karena waktu itu entah mengapa katanya ada
bahan yang habis sehingga terpaksa SIM baru bisa saya ambi keesokan harinya. Saya
tidak tahu bahan apa itu tetapi bagi saya itu sangat tidak menyenangkan. Prosedurnya
berbelit dan melelahkan. Calonya juga banyak berkeliaran sangat mengganggu
sekali. Udah gitu mahal lagi. Jadilah saya benar-benar trauma.
Meskipun memori
buruk memperpanjang SIM di kantor Satlantas dulu takkan pernah hilang dari
ingatan saya akhirnya hanya bisa pasrah juga terpaksa mau tidak mau harus memperpanjang di
sana. Pagi-pagi sekitar pukul 8 saya berangkat dan tiba di sana pukul 9. Untuk parkir
kalau dulu bisa langsung masuk dari pintu depan tetapi sekarang sudah dibuatkan
jalan tersendiri agak ke timur lewat perumahan polisi. Setelah parkir saya
kemudian langsung menuju ke tempat perpanjangan SIM dan menemui bagian CSnya.
CS-nya minta fotocopy KTP, SIM, SIM asli, dan surat keterangan sehat. Wah saya
tidak membawa surat keterangan sehat dari Puskesmas nih. Kalau dulu prosedurnya
ada dokter di lokasi kantor yang berpraktek di sebuah ruangan yang khusus yang
bertugas memeriksa dan memberi surat keterangan sehat ini. Seingat saya
ruangannya sempit sekali sehingga selalu berjubel. Lokasinya di bagian timur. Di
situ setiap pemohon SIM diharuskan periksa mata sambil membaca huruf-huruf yang
makin lama makin kecil. rupanya keberadaan ruangan itu sudah tidak ada. Kata petugasnya
untuk surat keterangan sehat ini bisa didapat di Puskesmas tak jauh dari kantor
Satlantas ke barat. Kalau tidak salah ini adalah Puskesmas Sumbersari. Akhirnya jadilah saya berangkat ke Puskesmas
ini. Saya agak kecewa juga kenapa kemarin-kemarin saya tidak membuat surat
keterangan sehat sendiri di Puskesmas dekat rumah. Ternyata sesampainya di
Puskesmas untuk mendapatkan surat ini harus naik ke lantai 2. Jadi bukan di
lantai dasar. Dari halaman Puskesmas langsung ke belakang lewat parkir roda 2
sebelah timur kemudian naik tangga. Di situ ternyata puluhan orang sudah
mengantri. Bagusnya di ruangan itu telah disediakan banyak bangku sehingga bisa
nyaman menunggu tanpa harus berdiri. Saya hanya meletakkan fotocopy KTP di
kotak depan para petugas. Sambil menunggu saya sempat pesimis bakalan lama nih
antrian tetapi saya salah. Rupanya meskipun jumlah pengantrinya banyak tetapi
petugasnya sangat cepat bekerja. Ada 3 orang petugas yang bekerja sekaligus. Setiap
orang hanya memerlukan waktu paling lama 1 menit sudah bisa mendapatkan surat
itu. kalau saya mencari surat di puskesmas dekat rumah maka saya akan
dicampur
dengan pasien lain sehingga waktu menunggunya malah bisa sangat lama
dibandingkan ini. Dengan dipisahkan antara pasien dengan orang yang hanya
berkepentingan memperoleh surat keterangan sehat maka proses bisa dipercepat
dengan signifikan. Saya hanya membutuhkan waktu kira-kira ½ jam menunggu. Begitu
dipanggil saya hanya ditanyai BB dan tinggi badan serta golongan darah. Itu saja.
Saya tidak diharuskan tes mata. Hmmm... saya hanya menganggap jika surat ini
hanya formalitas saja. Toh kalau memang untuk
menentukan benar-benar apakah seseorang sehat atau tidak kan harus ada
pemeriksaan langsung? Lagipula secara logika orang yang bisa datang ke tempat
itu pasti orang sehat. Kalau sakit mana bisa jalan sampai ke situ apalagi
sampai naik tangga segala. Yang mengejutkan adalah saya hanya dikenakan biaya
adm Rp 5 ribu padahal 5 tahun sebelumnya saya dikenakan tarif Rp 7500 di
Puskesmas dekat rumah. Kok malah turun ya? Padahal di internet ada yang kena Rp
20 ribu. Memang kala itu saya sempat ditensi segala. Saya tidak tahu apakah
tarif surat ini ada standarnya antar Puskesmas atau tidak. Yang pasti saya
menyarankan jika mencari surat keterangan sehat selalu dapatkan dari Puskesmas
karena surat saya pernah ditolak karena waktu itu saya memakai surat dari dokter praktek pribadi (ketika memperpanjang di bus) dan rupanya surat dari dokter praktek pribadi tidak diakui oleh mereka.
Antri di Puskesmas |
Selesai mendapatkan
surat ini saya kembalikan ke CS dan saya dikasih formulir biru untuk diisi. Tips
saja jangan lupa bawa bolpen sendiri karena kalau menunggu bolpen yang tersedia
di situ bakalan lama karena selalu terpakai terus. Setelah diisi saya kasihkan
ke petugasnya lagi. Oleh petugasnya diperiksa sejenak dan entah kenapa saya
lupa memberi tanda tangan. Sebenarnya saya tidak lupa tetapi saya memang tidak
tahu. Waktu saya isi tadi saya sudah mencari-cari dimana saya harus menanda
tangan formulir ini dan saya tidak menemukannya. Rupanya warna biru formulir membuat
saya kurang teliti. Coba kalau formulirnya berwarna putih saja. Akhirnya setelah
saya tanda tangani saya balikkan ke petugas CS beserta SIM asli, fotocopy SIM,
dan fotocopy KTP. Semua dokumen dijepret dalam map. Selanjutnya CS-nya
mempersilahkan saya menekan tombol agar mendapatkan nomor antrian untuk
penyerahan dokumen. Saya menunggu
lagi dan tak lama kemudian saya dipanggil. Saya
serahkan semua dokumen di loket. Kembali saya duduk menunggu untuk panggilan
pembayaran. Begitu dipanggil oleh bagian pembayaran saya maju dan menyerahkan
sejumlah uang. Nilai uang tergantung dari jenis SIM yang kita akan perpanjang. Si
mbak kasir kemudian akan menyerahkan kertas berisi barcode untuk dibawa ke
ruang potret. Saya kemudian berjalan ke depan ruang potret. Tak lama kemudian
petugas potret memanggil orang-orang yang sedang antri. Begitu masuk ada 3
petugas yang bekerja sekaligus melakukan pemotretan. Tinggal serahkan struk
yang berisi barcode itu. Setelah struk discan kemudian kita diambil gambar wajah dan sidik
jari. Setelah usai kita bisa kembali menunggu di depan ruang potret. Tak lama
kemudian saya dipanggil dan akhirnya SIM baru saya dapatkan.
Menunggu depan loket |
Lepas dari
ruang itu ada box kepuasan konsumen. Saya memasukkan fotocopy KTP ke box bagus.
Saya melihat banyak sekali fotocopy KTP di box sangat bagus. Hmmm... saya berpendapat
pelayanan yang sekarang sudah sangat jauh lebih bagus dibandingkan 10 tahun
lalu cuma saya melihat hanya ada satu kekurangan utama yaitu beban petugas CS-nya
terlalu tinggi. Antrian menumpuk disitu dan karena posisinya dekat pintu maka
agak menghalangi orang yang akan masuk. Akan lebih baik kalau petugas di CS
ditambah atau petugas di loket penyerahan/pendaftaran sebagian dialihkan ke CS
atau mungkin di bagian CS bisa dibuatkan mesin antrian sendiri. Kalau itu
dilakukan maka saya yakin mutu pelayanannya akan masuk kategori excellent. Yang
pasti sekarang memperpanjang SIM lebih nyaman dan cepat serta tidak terganggu
calo lagi.