Memasuki
bulan Ramadlan seperti sekarang ini umat muslim disunnahkan untuk menjalankan
shalat tarawih pada malam hari yang diselenggarakan sesudah shalat isyak. Bagi
saya yang cukup mengganggu saat sedang menjalankan shalat tarawih adalah
anak-anak yang ribut di belakang. Mereka berteriak-teriak, berlarian kesana
kemari, bergulat bahkan menangis. Bahkan anak-anak yang sudah agak besar (kelas
6 SD) juga begitu kelakuannya. Hampir semua masjid atau mushala di desa selalu
begitu keadaannya. Saya hanya merasa heran apakah orang tuanya tidak tahu jika
ulah anak-anak itu bisa mengganggu orang yang sedang shalat tarawih? Dulu ada
seorang ustad yang pernah mengingatkan kepada para jamaah sebaiknya tidak
membawa anak kecil ke dalam masjid karena hanya akan menimbulkan keributan tetapi
rupanya cuma dianggap angin lalu. Ada yang membantah jika mereka membawa
anak-anak dengan tujuan mengenalkan masjid kepada mereka. Mengenalkan masjid
dengan mengganggu yang lainnya? Pernah ada juga yang mengingatkan orang tua
anak-anak yang sering ribut itu tetapi malah dimusuhi. Jadinya kemudian setiap
tahun seolah sudah menjadi “tradisi” jika sedang shalat tarawih anak-anak ribut
di belakang. Kadang saya merasa ingin menghentikan shalat tarawih yang saya
kerjakan karena sudah tidak betah dengan suara ribut-ribut itu. Kalau di kota
lebih tertib. Pernah saya melihat sendiri ada anak-anak ribut di belakang
kemudian imamnya memperingatkan mereka.
Sunday, June 4, 2017
Dilema Shalat Tarawih
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment