Thursday, July 28, 2016

Penyebab Libur Buat Artikel di Blog Selama Sebulan


Sudah sebulan tidak membuat menulis artikel di blog gara-gara komputer kesayangan satu-satunya rusak. Awalnya suatu pagi tiba-tiba saat usai dinyalakan tidak mau booting meskipun kipas prosesor berputar padahal malam sebelumnya baik-baik saja. Sebenarnya ini bukan yang pertama kali. Pernah beberapa kali tidak mau booting dan biasanya masalahnya ada di DDR RAM. Biasanya asal saya copot terus saya bersihkan pinnya dengan karet penghapus maka komputer akan normal kembali. Maka langkah pertama yang saya ambil adalah mencopot DDR RAM dan membersihkan pin-nya dengan karet. Saya pasang kembali ke slotnya dan hasilnya tidak mau booting. Saya coba bolak balik posisi RAM masih juga sama hasilnya. Wah mulai harap-harap cemas nih. Langkah berikutnya saya coba bersihkan motherboard dengan kuas hingga benar-benar bersih saya nyalakan komputer masih gagal booting. Pikiran mulai melayang ke PSU yang memang jarang saya bersihkan. Saya copot PSU lalu saya bersihkan semua komponennya. Saat saya nyalakan PSU ternyata kipasnya tidak mau berputar. Cepat-cepat saya lihat di mbah Google dan ada yang bilang jika kipas PSU yang tidak mau berputar adalah salah satu gejala PSU sudah melemah atau koit. Terpaksa deh ini harus cari pinjaman PSU. Kebetulan punya teman yang punya usaha pengetikan, langsung saya telepon. Akhirnya dikasih 1 PSU bekas. Sesampainya di rumah saya jajal itu PSU dan hasilnya motherboard masih anteng. Pikiran sudah ketar ketir jangan-jangan sudah rusak ini motherboard tetapi saya belum menyerah jadilah saya membeli PSU baru. Hasilnya ketika PSU datang memang benar motherboard lagi-lagi tidak mau menunjukkan tanda-tanda bip. Akhirnya motherboard saya copot dan saya rendam dalam larutan deterjen selama ½ jam. Lho kok direndam? Saya coba mengikuti trik yang ada di internet jika salah cara menghidupkan motherboard yang sudah koit adalah dengan mencucinya. Setelah ½ jam saya sikat pelan-pelan motherboard dengan sikat gigi lembut. Setelah itu saya kering anginkan dan ketika sudah kering saya coba pasangkan dengan PSU dan saya nyalakan. Jeng..jeng.. masih juga motherboard adem ayem. 

Sudah sangat jelas jika motherboardnya sudah menemui ajal. Salah satu tips mengecek apakah motherboard adalah dengan menempelkan jari ke chipset saat menyala dan benar chipset tidak menunjukkan kehidupan sama sekali. Jadilah kemungkinan besar chipset koit. Saya hanya tidak menyangka komponen yang pertama kali rusak adalah chipset. Saya pikir dulu chipset itu tidak mudah rusak. Mungkin motherboardnya sudah uzur juga. Maklum sudah 8 tahunan. Satu-satunya jalan kemudian adalah membeli motherboard. Kalau saya beli model yang baru maka saya harus membeli prosesor dan RAM terbaru. Uang darimana? Apalagi sedang kismin berat gini. Jadilah coba-coba cari motherboard seken di Tokopedia (padahal seumur-umur belum pernah saya beli barang seken). Begitu dapat hari sudah H-1 lebaran sore. Untung sellernya segera merespon

meskipun barang masih akan dikirim 1 minggu kemudian karena libur lebaran. Saat kirim ternyata entah kenapa sellernya mengganti ekspedisi (semula J*E) tanpa pemberitahuan langsung kepada saya. Jadilah saya kebingungan karena nomor kiriman tidak bisa dilacak. Saya coba hubungi sellernya lewat PM tapi tidak ada respon respon. Akhirnya saya pasrah entah kapan motherboard itu akan sampai ke tangan saya sampai ketika salah seorang pengguna FB di FP J*E mencoba membantu saya melacak itu barang dan ternyata barang itu dikirim dengan ekspedisi yang paling saya hindari yaitu T*KI karena memang ekspedisi itu petugasnya tidak pernah mau mengantar barang sampai ke rumah padahal semua ekspedisi lain bersedia. Ya sudahlah, yang penting barang sudah sampai dengan selamat. Sebulan berlalu sudah tanpa terasa dan akhirnya saya bisa menulis artikel kembali. Yah beginilah nasib blogger misqueen. Yang terpenting tetap semangat berkarya dan menulis untuk menyalurkan hobi!!

Sunday, July 24, 2016

Layanan Wifi.id yang Menggelikan...


Kenapa saya bilang menggelikan?
1.       Kalau tidak salah tujuan Telkom membuat produk wifi.id ini adalah untuk memeratakan penyebaran internet kepada masyarakat agar semakin banyak yang menikmati akses internet. Aneh saja kenapa kok pakai sinyal wifi buat memeratakan akses internet? Bukankah sinyal wifi itu jangkauannya sangat sempit. Paling banter cuma 20 m. Satu kecamatan biasanya cuma memiliki 1 Wifi Corner yang berarti cuma warga yang berada di sekitar itu yang bisa menikmatinya yang notabene cuma belasan orang. Lantas letak pemerataannya dimana? Malah kecamatan saya tidak memiliki Wifi.id Corner karena memang tidak ada kantor Telkomnya. Kalau lihat shelter Wifi.id jadi teringat era Wartel dulu ketika komunikasi masih serba sentralistik. Mau telpon dikit-dikit harus ke kantor Telkom atau Wartel. Dengan adanya Wifi.id Corner keadaanya jadi mirip. Saat mau akses internet dikit-dikit harus ke kantor Telkom atau Wifi Corner. Belum lagi kalau hari Minggu shelter Wifi.id jadi penuh sesak oleh pengguna yang bikin tidak nyaman.
2.       Wifi.id corner terdekat dengan tempat saya tidak OL 24 jam. Awalnya saya heran tetapi waktu saya tanyakan ke FP Wifi.id dijawab jika jam operasional wifi.id mengikuti jam kerja Telkom. Haregene internet masih mengikuti jam kerja? Emang internet cuma buat kerja? Hadeeh...
3.       Tidak ada upaya untuk lebih memeratakan akses Wifi.id dengan membuat Wifi.id Corner lebih banyak. Hingga sekarang kecamatan saya sama sekali tidak ada Wifi.id Cornernya. Kecamatan tetangga itu juga sudah bertahun-tahun cuma punya satu. Gak nambah-nambah sama sekali sampai kini. Sebenarnya pembangunan Wifi.id Corner jangan hanya di kantor Telkom melulu. Coba tiap-tiap sekolah dikasih. Sekarang sekolah-sekolah di tempat saya malah membeli internet dari jasa tembak wifi. Mereka di hadapkan pada pilihan sulit. Di satu sisi mereka ingin memberikan akses internet untuk para muridnya tetapi infrastruktur internet yang murah tidak tersedia. Kabel Telkom tidak ada. Mau menggunakan akses seluler mau keluar dana berapa per bulan? Terpaksa mereka menggunakan jasa tembak wifi yang sebenarnya kalau menurut saya masih cukup mahal. Dengan speed 512 kbps harus keluar Rp 100 rb/bulan. Dengan speed segitu jika diakses ratusan murid secara bersamaan apa jadinya? Jasa tembak wifi ini merupakan pihak yang menjual akses wifi baik untuk perorangan atau lembaga seperti sekolah. Mereka biasanya mendapatkan akses internet dari IndiHome rumahan lalu dijual kembali. 

S     Secara tarif Wifi.id masih yang terbaik menurut saya karena tarifnya yang sangat murah. Dengan Rp 50 ribu/bulan bisa mendapatkan akses unlimited. Bahkan untuk IndieSchool bisa buat 6 bulan tuh. Kalau untuk akses internet seluler, Rp 50 rb paling banter cuma dapat 2 GB yang kalau dipakai buat akses FB sama Twitter doang selama 2 minggu bakalan ludes tandas. Akhirnya masyarakat khususnya pedesaan terpaksa menggunakan akses internet seluler yang mahal mencekik leher. Apalagi harga paket internet terus melangit hari demi hari saat ini. Contoh paket internet Telkomsel khusus mahasiswa (yang digunakan istri saya) beberapa bulan lalu untuk kuota 4 GB masih seharga Rp 50 ribu tetapi mulai bulan ini sudah naik menjadi Rp 70 ribu/bulan. Naik hampir 50% dan sepertinya akan naik terus. Tidak menutup kemungkinan suatu hari nanti dalam waktu tidak lama lagi akan menjadi Rp 100 ribu/bulan.  Sudah tiba waktunya pemerintah memperluas akses Wifi.id sehingga beban keuangan masyarakat untuk membeli paket internet akan berkurang karena sekarang paket internet tak ubahnya sudah seperti sembako. Malah mungkin sudah sama pentingnya dengan sembako kali. Buktinya beberapa waktu lalu ada penerima BLT yang mendapatkan uang tunai dan menggunakan uang tersebut untuk membeli pulsa bukannya untuk membeli sembako. Bahkan sampai-sampai bapak presiden akan mengancam memberhentikan BLT kepada warga yang ketahuan menggunakan uang tunainya untuk membeli pulsa. Saya sih cuma bisa ketawa dalam hati? Emang tiap penerima BLT mau diintip terus pakai kamera CCTV selama 24 jam kemana mereka akan membelanjakan uangnya?

Friday, July 22, 2016

Terlalu Cinta Pada Premium

Sudah beberapa bulan ini pihak Pertamina melarang pembelian bensin premium di SPBU dengan menggunakan dirigen. Rupa-rupanya para pengecer tak kurang akal. Mereka pun memodifikasi tangki bahan bakar motor mereka dengan ukuran lebih besar dibandingkan standar. Jadi sekali berangkat ke SPBU mereka bisa mengisi tangkinya hingga belasan sampai puluhan liter lalu keluar SPBU. Di depan SPBU mereka sedot dari tangki ke dirigen lalu kembali ke SPBU lagi untuk mengisi tangki. Ada juga yang mengakali dengan membuat dirigen dari logam. Selama ini pihak Pertamina atau SPBU sepertinya mendefinisikan dirigen sebagai wadah yang terbuat dari plastik. Jadi kalau wadahnya dari logam maka itu tidak dianggap dirigen yang harus dilarang. Jadi sesungguhnya aturan pelarangan itu sama sekali tidak ada gunanya dan seharusnya dicabut saja. Bukankah orang-orang Indonesia kebanyakan paling jago kalau mengakali aturan? Hehehe...

Mengapa para pengecer masih berusaha keras mendapatkan premium di SPBU? Bukankah sekarang sudah ada Pertalite dan Pertamax? Kalau dari pandangan saya banyak masyarakat yang sudah terlalu jatuh cinta dengan premium sehingga kini meskipun ada yang lebih “cantik” seperti Pertalite atau Pertamax, mereka susah ke lain hati. Maklum sudah berapa tahun masyarakat kita mengonsumsi Premium? Saya pikir sejak adanya bensin di Indonesia pertama kali, Premium itulah adanya. Di tempat saya aja Pertamax tersedia baru 1 tahun ini di SPBU terdekat kalau Pertalite mungkin baru ada 6 bulanan. Apalagi harga Premium yang paling murah meski sebenarnya selisihnya tidak banyak dengan bensin lainnya. Yang aneh saya masih sering menyaksikan pemandangan lucu sekali di SPBU mobil mobil mewah mengonsumsi Premium dan motor-motor tua mengonsumsi Pertamax. Ibarat orang memiliki ponsel Iphone 6 tetapi cuma diisi pulsa Rp 1000.  Di masyarakat sini juga sudah lama beredar propaganda Premium is the Best. Saya tidak tahu mengapa bisa ada propaganda seperti itu. Contohnya paman saya tidak mau sama sekali menggunakan bensin selain Premium karena bensin lain dianggap cuma merusak mesin dan membuat macet. Memang paman saya ini pernah memiliki pengalaman mengisi tangki semprot dengan Pertalite dan macet tetapi begitu diganti Premium langsung jalan lancar. Kemudian paman saya langsung menarik kesimpulan jika bensin selain Premium adalah jelek atau lebih parahnya lagi sudah lebih mahal jelek lagi. Padahal dari pengalaman saya sendiri mengisi kendaraan dengan berbagai level oktan bensin sangat mempengaruhi performance mesin. Mulai dari Premium, Pertalite, Pertamax 92 hingga Pertamax 94 sudah pernah saya coba dan memang beda terasa. Untuk kendaraan bermotor semakin tinggi oktan maka mesin akan terasa lebih halus. Memang tujuan dibuat oktan semakin tinggi adalah untuk menekan gejala ngelitik atau “knocking” pada mesin. Semakin tinggi nilai oktan maka gejala ini akan semakin berkurang yang berakibat usia mesin bisa lebih awet karena lebih minim getaran.  Impossible kalau oktan lebih rendah justru mutu bensin lebih baik. Apalagi kini mesin-mesin kendaraan baru banyak yang menggunakan teknologi injeksi yang menuntut mutu bensin lebih baik. Yang aneh juga karena relatif lebih susah didapat maka premium dijual Rp 7500-8000/lt di level eceran padahal dengan uang segitu bisa mendapatkan Pertamax 92 di SPBU karena harga Pertamax sekarang hanya Rp 7600. 

Thursday, July 21, 2016

Axis Paket Internet KZL Yang Benar-benar Bikin KeZeL!!




Karena seringnya melihat iklan paket KZL Axis di TV maka saya ingin mencoba menggunakan paket ini. Semua itu berasal karena 90% penggunaan internet saya gunakan untuk mengakses situs-situs medsos seperti Facebook dan Twitter. Jadilah awal puasa 2016 saya berangkat ke konter beli perdana dan sekalian mendaftar paket KZL ini. Kartu Axis ini saya peruntukkan untuk PC saya dengan menggunakan modem. Setelah reg paket, kartu saya masukkan modem dan saya gunakan untuk browsing. Lumayanlah dengan harga segitu. Akan tetapi ada keanehan. Waktu saya cek sisa pulsa saya yang semula sekitar 5000-an perak amblas tidak jelas padahal saya sudah pakai firewall supaya tidak ada update software otomatis atau akses di luar FB dan Twitter. Di FP Axis juga banyak yang mengeluhkan hal itu. Meskipun ada kuota internet tetapi kalau ada sisa pulsa maka yang berkurang adalah sisa pulsanya terlebih dahulu. Gak beres ni Axis!

Masalahnya kemudian setelah menggunakannya beberapa hari mendadak suatu hari entah kenapa tiba-tiba tidak bisa konek sama sekali. Jangankan untuk akses internet, dial saja tidak bisa. Saya berpikir mungkin cuma gangguan sesaat sampai kemudian 3 hari berlalu dan masih juga tidak berubah. Wah saya pikir ini bukan gangguan biasa lagi. Kartu kemudian saya pindahkan ke ponsel dan ajaibnya bisa konek dan akses internet (dengan setting sinyal 3G only). Saya coba kembalikan kartu ke modem ternyata masih tetap tidak mau konek. Saya coba alihkan sinyal modem menjadi 2G only dan anehnya bisa konek dan akses internet cuma sangat lambat. Untuk membuka 1 halaman FB saja memerlukan waktu hampir 30 menit. Modem sudah saya coba dengan kartu operator lain + setting sinyal 3G only hasilnya tidak ada masalah. 



Didorong oleh rasa penasaran, saya coba googling dan di Kaskus ada kabar ternyata hampir semua user Axis di Jatim mengalami hal yang sama. Sudah banyak yang komplen tetapi sepertinya tidak ada perbaikan. Akhirnya jadilah saya ikutan komplen lewat Twitter dan hasilnya nihil. Tetap saja kartu tidak bisa konek jika sinyal 3G only. Sampai akhirnya sebulan kemudian paket KZL habis dan keadaan juga masih tidak berubah hingga detik ini. Sungguh sangat mengecewakan hingga tulisan ini dibuat jaringan internet Axis masih tetap buruk alias konek saja tidak bisa di 3G
jika menggunakan modem. Sejak diakuisisi XL, Axis memang mengalami penurunan kualitas jaringan yang luar biasa meski secara tarif masih menarik bagi saya. Dulu rasa-rasanya sinyal Axis
cukup kuat tetapi sejak bersatu dengan XL, sinyalnya jadi melemah (meski masih bisa diakses 2 bar). Kemungkinan besar tower Axis yang dulu sudah dimatikan (waktu masih bernama Lippotel). Padahal jaringan XL dari dulu di tempat saya terkenal dengan ke-amburadul-annya. Saya masih ingat waktu sinyal XL masih GPRS, begitu ada sinyal EDGE muncul langsung bengong internetnya. Jadi internetnya cuma bisa jalan di GPRS doang. Yang lucu adalah ketidakberesan itu berlangsung hingga bertahun-tahun tanpa ada perbaikan sama sekali yang pada akhirnya membuat saya hengkang ke operator lain. Kayaknya sekarang penyakit XL ini ditularkan ke Axis.


Belakangan dapat informasi dari Kaskus bahwa masalah ini bisa diatasi dengan mengganti modem dengan modem 4G. Saya cuma bisa ketawa. Sinyal 3G aja mau minta modem 4G? Padahal harga modem 4G sekarang masih cukup mahal. Ada yang bilang di Kaskus jika sinyal HSDPA sudah
diblokir di beberapa spot. Logika saya kalau 3G diblokir kan berarti kita disuruh pakai 2G kalau sinyal 4Gnya tidak ada? Haregene kita sebagai user internet masih dipaksa menggunakan sinyal 2G? Apa kata dunia? Akhirnya kini kartu Axis saya sudah masukkan ke tempat sampah. Hanya bisa berharap semoga saja suatu hari nanti entah kapan jaringan Axis bisa pulih kembali.





Update (awal Agustus 2016)
Akhirnya setelah 1 bulan mati suri akhirnya suatu hari didorong oleh rasa penasaran, saya coba kembali mengkonekkan Axis dengan setingan 3G only. Entah bagaimana bisa konek. Wah, saya pikir ini sinyal yang bagus untuk kembali menjajal Axis. Meski saya sudah dirugikan hampir 1 bulan gara-gara internetnya tidak bisa dipakai akhirnya saya isi pulsa kembali kartu Axis saya lalu saya paketkan kembali Bronet mingguan dan KZL sosmed bulanan. Saya sengaja menggunakan Bronet mingguan supaya kalau error atau tidak sesuai harapan tidak terlalu kecewa. Tibalah saat penentuan (cieleh...). Kartu saya masukkan modem dan konekkan lalu jajal browsing. Hasilnya??? Lemooooooooot abis! Speed mentok 500 kbps dan itupun hanya beberapa detik. Habis itu turun lagi kadang sampai 0 sampai beberapa detik lalu naik lagi. Persis seperti mata gergaji. Sebenarnya saya pingin kasih screenshotnya tapi kartunya juga sudah lama saya kandangkan karena lemot jadi saya malas mau buat screenshot lagi. Browser akhirnya cuma loading melulu tapi halamannya tidak kunjung muncul. Menunggu 1 halaman FB sampai termuat penuh bisa jenggotan. Saya pikir mungkin karena malam banyak user yang pakai akhirnya saya coba tes pagi-pagi sekitar pukul 4. Hasilnya??? Sama aja lemot parahnya! Parah gila pokoknya. Dulu masih era GPRS aja rasanya tidak separah ini. Yang lebih eneg lagi sering banget diskonek apalagi kalau internetnya lagi idle.

Saya sudah coba komplen (lagi...) lewat twitter dan sepertinya tidak banyak menolong karena jawaban yang saya terima hanya bagaimana sinyalnya? Ujung-ujungya solusi yang ditawarkan paling juga: coba restart ponsel, pindah ke lokasi lain, bla bla... Jawaban yang terlalu umum dan tidak kasuistik. Yang saya selalu herankan juga kenapa kalau ada sisa pulsa meskipun ada paket internet selalu diembat habis sama si Axis ini? Akhirnya kuota Bronet cuma habis dibuat loading terus-terusan. Kesimpulan sementara (atau selamanya?) internet Axis sudah tidak layak pakai untuk saat ini. Saya sudah dirugikan 2x. Sudah cukuplah! Kalau tarif murah saya percaya Axis nomor 1 tetapi kini saya juga yakin jika lemotnya nomor 1 pula! Jadi buat yang akan menggunakan Axis semoga anda tidak mengalami seperti saya.

Update: Maret 2017
Sekarang mah sudah enggak pakai Axis tetapi pakai XL maklum tarifnya masih lebih murah dibandingkan opsel lainnya. Si merah bagus tetapi bikin jebol kantong. Jika dibandingkan dengan Axis, XL sedikit lebih baik (aneh padahal masih 1 operator kan?). Dalam arti kalau error lumayan sering tetapi cukuplah setara dengan harga yang sudah dibayarkan. Mungkin salah satu penyebab rempongnya Axis atau XL saat ini karena sinyal yang buruk. Ini saya coba kasih gambar pantauan QXDM sinyal XL. Terlihat sinyalnya suka putus atau diskonek sendiri. Mungkin ini karena saya tinggal di desa. Kalau di kota mungkin bukan masalah karena sudah pasti sinyalnya kencang habis. Adik saya yang tinggal di Surabaya pernah bercerita jika sekarang dia juga pindah menggunakan XL dengan alasan tarif lebih murah dan tidak ada keluhan sama sekali. Kalau lihat tower XL jumlahnya sudah pasti jomplang dibandingkan dengan si merah. Dalam 1 kecamatan XL paling hanya memiliki 1-2 tower sementara si merah dalam 1 desa bisa memiliki sampai 3 tower padahal 1 kecamatan ada berapa desa?
Masalah lain adalah ternyata PN busuk. PN busuk adalah pilot number yang lemotnya minta ampun. Contoh di sini kalau dapat PN warna hijau itu pasti bikin sakit kepala. Sialnya belakangan ini PN hijau itu sering sekali muncul. Selain itu entah kenapa koneksi XL sering down sehabis hujan. Tidak perlu hujan deras. Hujan gerimis sebentar saja sudah langsung down. Kadang selama hujan sih tidak ada masalah tetapi begitu hujan usai langsung down. 

Wednesday, July 20, 2016

Tips Menurunkan Berat Badan Dengan Efektif dan Hemat Namun Aman



     Diet aka program penurunan berat badan? Siapa yang tidak pernah mendengar kata-kata itu? Saat ini banyak sekali orang mengidap berat badan berlebih (underweight) dan kegemukan (obessity) padahal sesungguhnya keduanya berpotensi bisa menyebabkan banyak penyakit seperti jantung dan diabetes tipe 2. Penderitanya juga bisa dari segala usia dari yang masih anak-anak hingga orang lanjut usia. Beberapa waktu lalu ada berita seorang anak laki-laki berusia 10 tahun memiliki berat badan lebih dari 100 kg. Jadi sangat penting untuk mempertahankan berat badan ideal sejak usia dini. OK saya akan bercerita tentang pengalaman pribadi dengan kelebihan berat badan. Kalau dulu saya saat masih bujangan diet bukanlah sebuah kata yang penting banget karena saya sendiri termasuk orang yang susah gemuk sejak kecil. Itulah sebabnya kakek nenek saya dulu menyebut saya Gareng. Gareng merupakan tokoh punakawan dalam cerita pewayangan yang badannya kurus kerempeng. Mau makan seperti apapun atau sebanyak apapun saya tidak pernah bisa gemuk. Sejak usia 18 tahun atau setelah tamat SMA berat badan saya tidak pernah melampaui 44 kg. Dengan tinggi badan 155 cm saya memiliki BMI (Body Mass Index) 18.31 atau agak underweight (kurus). Masalah kelebihan berat badan mulai saya alami sesaat sesudah menikah. Berat badan saya yang tidak pernah melewati 44 tiba-tiba meroket jadi 50 kg dalam tempo beberapa bulan saja (mungkin sekitar 6 bulanan) padahal rasa-rasanya saya makan biasa-biasa saja atau tidak berlebihan seperti saat sebelum menikah. Saya awalnya tidak sadar jika berat badan terus merangkak naik tetapi ketika celana panjang saya banyak yang tidak muat jadilah saya benar-benar menyadari jika sudah tiba waktunya diet menjadi kata yang penting buat saya. Waktu saya terkena penyakit mual terus-menerus dan pergi memeriksakan diri ke seorang dokter spesialis penyakit dalam, beliau dengan setengah bergurau menyebutkan jika perut saya seperti orang yang terkena busung lapar dan beliau menyarankan untuk berolahraga. Saya memang melihat sendiri jika meski usia pak dokter sudah sepuh (mungkin 80-an) tetapi perutnya tidak membuncit dan badannya terlihat bugar. Tentu saja saya tidak marah karena memang demikian adanya dan saya memang tidak menyukai orang berperut buncit sejak dulu. Bagi saya pria berperut buncit sangat tidak menarik dan tidak seksi (ha ha ha...). Nah perkaranya adalah saat itu perut saya mulai membuncit dan sepertinya akan semakin besar ukurannya. Saya sering melihat foto-foto teman kuliah saya di medsos dan hampir semuanya berperut buncit padahal waktu masih kuliah dulu seingat saya tidak ada satupun dari mereka yang berperut buncit. Ada beberapa orang di sekitar saya yang menganggap pria menjadi berperut buncit sesudah menikah adalah hal yang wajar dan lumrah namun celana-celana panjang serta baju-baju saya yang sudah tidak muat itu seolah mengatakan jika itu tidak benar sama sekali.



     Kalimat yang dilontarkan oleh pak dokter itu semakin menguatkan saya untuk mencari program diet yang cocok namun aman buat saya. Program-program diet yang kebanyakan dilakukan oleh orang-orang umum yang saya ketahui adalah dengan mengonsumsi obat pelangsing. Obat pelangsing memang seolah menjadi pil ajaib bagi setiap orang yang mengharapkan berat badannya menurun. Coba tanyakan kepada orang-orang yang ingin berat badannya turun, cara apa yang pertama kali mereka pikirkan? Pasti jawabannya adalah obat pelangsing ini. Obat pelangsing bisa mudah ditemui di mana saja mulai dari warung sampai apotik. Harganya juga mulai dari yang hanya beberapa ribu rupiah per botol sampai jutaan dan juga dari yang legal hingga ilegal. Obat-obat pelangsing ilegal ini umumnya diimpor tanpa nomor registrasi BPPOM. Cara mengonsumsinya juga simpel seperti kata iklan sosis itu, tinggal leb, dorong dengan air dan tunggu saja hasilnya beberapa hari lagi. Akan tetapi sejumlah persoalan sering muncul kemudian. Banyak yang setelah mengonsumsi obat menjadi sering berkemih. Dari penelusuran di internet saya mendapatkan info jika obat seperti itu mengandung bahan diuretik. Bahan ini akan membuat orang berkemih cukup sering. Dengan begitu tubuh akan cepat kehilangan cairan dan orang yang menggunakannya akan merasakan mereka akan tampak lebih kurus dan menyangka mereka telah berhasil. Seandainyanya ditimbang pun berat badan mereka memang akan menurun. Akan tetapi cara seperti itu bukannya tanpa resiko karena pengguna rawan akan serangan dehidrasi dan membuat ginjal bekerja lebih keras yang bisa menyebabkan ginjal rusak dalam jangka panjang. Jadi bisa disimpulkan obat pelangsing dengan cara kerja semacam ini hanyalah menipu belaka. Jika sudah tidak mengonsumsi lagi dijamin berat badannya bakalan naik kembali dengan cepat. 



     Kasus lain juga dialami oleh istri saya. Setelah menikah istri saya menggunakan alat kontrasepsi pil KB dan rupanya ini menjadi biang keladi istri saya mengidap obesitas di kemudian hari. Rupanya alat kontrasepsi ini memiliki efek samping meningkatkan nafsu makan. Hampir setiap sore istri saya mengajak saya makan di luar. Mulai dari aneka gorengan, kue-kue yang manis-manis, hingga makanan berat seperti ayam bakar atau sate kambing. Bahkan tak jarang sepulang dari makan di luar si istri masih makan malam di rumah. Akhirnya berat badan istri saya melonjak drastis. Awal menikah bobot tubuh istri saya hanya 45 kg tetapi dalam tempo 1 tahun kemudian naik hampir menjadi 70 kg. Luar biasa sekali! Kebetulan istri saya termasuk wanita fashionista. Dengan bobot yang naik sebesar itu 90% baju-baju lamanya langsung tidak muat. Untungnya adik-adiknya semua perempuan sehingga masih bisa “diwariskan”. Istri saya mengeluh sejak gemuk banyak masalah muncul seperti mudah kegerahan dan kulit di pangkal paha mulai mengalami iritasi karena saling bergesekan saat berjalan. Akhirnya jadilah kegiatan makan-makan di luar tiap sore distop digantikan dengan berbelanja baju-baju baru ukuran XXL tiap akhir pekan. Merasa berat badannya akan terus merangkak naik, istri saya mencoba mencari program penurunan berat badan. Dari sharing dengan teman-temannya lagi-lagi cara konsumsi obat itulah kemudian ditempuh istri saya. Salah seorang temannya merekomendasikan Fenfluramin. Baru sekali itu saya mendengar bahan itu. Setelah saya browsing internet kesana kemari baru saya tahu kalau bahan itu adalah bahan berbahaya dan sudah dilarang penggunaanya untuk menurunkan berat badan. Fenfluramin bekerja dengan menekan syaraf sehingga bisa mengurangi rasa lapar dan memiliki efek samping bisa menyebabkan hipertensi dan kelainan jantung dalam jangka panjang. Hanya separuh dosis istri mengonsumsi Fenfluramin dan kemudian beralih dengan mengonsumsi cookies khusus untuk diet. Rupanya cara ini pun tidak bertahan lama karena istri saya tidak bisa disiplin atau tidak memiliki kontrol diri yang kuat karena disamping mengonsumsi cookies diet juga masih makan makanan yang lain. Jadilah cara ini gagal juga. 

     Setelah dua kali gagal dengan program dietnya rupanya istri saya menyerah dan tidak mau mencoba program apapun serta lebih memilih hidup akur dengan obesitasnya hingga kini tetapi bagi saya sendiri tidak ada kata buat menyerah. Setelah gagal dengan obat pelangsing kembali saya mencoba browsing internet untuk menemukan cara-cara lain untuk menurunkan berat badan dengan lebih baik. Dua poin yang saya anggap cukup penting yaitu pengaturan pola makan dan olahraga. Olahraga? Saya kembali teringat dengan apa yang sudah disampaikan pak dokter spesialis beberapa tahun sebelumnya. Haruskah? Memang seberapa efektif jika dibandingkan dengan penggunaan obat pelangsing? Saya tidak begitu yakin. Akan tetapi saya tidak memiliki pilihan lain. Akhirnya saya pun mencoba berolahraga setiap hari. Awalnya saya mencoba senam ringan paling lama 15 menit/hari. Setelah beberapa bulan berjalan tidak tampak banyak perubahan. Berat badan tetap bertengger anteng di angka 50. Aduh apanya ini yang salah...? Saya menduga pola makan buruk yang menjadi biangnya. Sampai kemudian saya mencoba dua aksi sekaligus yaitu diet rendah karbo dan olahraga lebih intens. Diet rendah karbo sangat berat karena makanan yang paling enak kala itu menurut saya adalah makanan tinggi karbo. Olahraga juga saya tingkatkan menjadi joging minimal 30 menit/hari. Perlahan sedikit demi sedikit berat badan saya mulai merosot sampai akhirnya bertahan di angka 45 kg. Meskipun saya sudah mendapatkan bobot ideal kembali namun saya tetap rajin berolahraga dan menjaga pola makan yang sehat hingga kini dan hasilnya hingga detik ini berat badan saya tetap ideal terkontrol. Yang lebih menggembirakan adalah baju-baju dan celana-celana yang rencananya sudah akan saya jadikan serbet dan keset kini bisa saya gunakan kembali. Bahkan celana-celana saat saya masih kuliah kini bisa saya pakai dengan nyaman. Untuk olahraga kini saya bahkan bisa joging hingga 2 jam/hari sementara untuk makanan karena sudah terbiasa diet saya lebih selektif dan terkendali dalam memilih jenis makanan. Tidak asal makanan nyemplung dalam perut padahal dulu saya paling suka lapar mata kalau lihat makanan enak. 

     Oke deh sampai di sini dulu kisah saya dalam menurunkan berat badan, sekarang saya akan coba rangkum tips-tips apa saja yang penting saat menjalani program penurunan berat badan:
1.       Bulatkan tekad, keyakinan, dan motivasi diri anda sendiri. Ini yang paling penting sekali! Jika tekad anda tidak cukup kuat maka akan sangat mudah program yang akan anda jalankan macet di tengah jalan atau gagal total. Untuk mendapatkan tekad yang kuat harus ada pendorong utama yaitu motivasi. Saya dulu awalnya memotivasi dengan menggunakan baju-baju atau celana yang sudah sempit. Celana-celana itu masih bagus kondisinya serta nyaman dipakai sehingga sayang sekali kalau kemudian tidak terpakai atau cuma memenuhi lemari. Mau saya kasihkan orang saya juga tidak tahu siapa karena menurut saya jaman sekarang sudah tidak begitu lazim orang memberikan baju bekas kepada teman atau kerabat. Mau dibuang begitu saja juga sayang.
2.       Tetapkan target berat badan ideal yang anda inginkan dan batas waktu pencapaiannya. Buatlah record di dalam sebuah buku khusus. Timbang berat badan anda secara berkala. Di situ akan terlihat progress anda sampai di mana. Jika tidak terlalu banyak kemajuan anda harus berusaha lebih keras lagi dan jika masih belum berhasil anda harus melakukan evaluasi ulang terhadap program anda.
3.       Jangan bergantung pada obat! Meskipun itu obat herbal anda tetap harus waspada. Bagaimana pun penggunaan obat akan membebani ginjal anda. Penggunaan dalam jangka pendek mungkin tidak akan berdampak buruk tetapi dalam jangka panjang apakah sudah cukup aman? Jangan sampai hanya demi penurunan bobot tubuh sekian kilo anda rela mengorbankan kesehatan anda secara keseluruhan. Jika masih tetap ngotot menggunakan obat pelangsing, berkonsultasilah dengan dokter.
4.       Waspadalah dengan program-program diet yang ditawarkan banyak pihak. Tak jarang kita sering melihat iklan yang sedemikiann bombastisnya misalnya seminggu bisa turun 10 kg. Mendengarnya saja saya sudah merasa sangat ngeri, metode apa yang dipakai kok bisa sampai sedramatis itu penurunannya? Pertama anda harus mencari tahu metode apa yang digunakan. Tanyakan saja kepada mereka. Jika mereka berniat baik pasti akan membeberkan dengan sejelas-jelasnya kepada calon pelanggan tanpa ada yang ditutupi.
Carilah jasa konsultan penurunan berat badan yang berorientasi jangka panjang. kalau jangka pendek yang hanya turun sebentar kemudian naik lagi apa gunanya? Kalau saya sih tidak suka menggunakan jasa konsultan penurunan berat badan karena.. sudah pasti mahal hehehe.. Kecuali bagi anda yang sedang menderita “kegemukan” duit dan sedang berusaha menghilangkan “lemak” eh duit dari saku anda maka GO AHEAD saja hehehe... Mungkin anda akan berpikir kalau tidak ada yang membimbing ntar bisa gagal? Tetapi menggunakan jasa konsultan diet juga tidak menjamin anda sukses kok. Untuk mengurangi kegagalan cobalah “dengarkan” suara tubuh anda. Bersinergilah dengan tubuh anda sendiri. Hanya anda sendiri yang tahu apa yang terbaik buat tubuh anda. Saya sendirinya menjadi bukti tanpa bimbingan jasa konsultan apapun bisa sukses.
5.       Program penurunan berat badan adalah program yang berjalan seumur hidup! Lho kok bisa? Banyak orang begitu menyelesaikan program dietnya langsung lepas kendali, makan sembarangan dan malas berolahraga. Maka jangan kaget kalau kemudian bobot badan merangkak naik kembali. Perjuangan menurunkan berat badan sebelumnya menjadi sia-sia. Anda harus bisa tetap mendisiplinkan diri meskipun program sudah selesai. Dipikir saja toh semuanya itu kan buat kebaikan diri sendiri? Kalau diri anda ramping, seksi, dan sehat, siapa juga yang bakalan menikmatinya?
6.       Malas berolahraga? Coba ajak teman atau kerabat untuk menemani aktivitas anda. Kalau tidak ada teman atau kerabat yang bersedia (seperti yang saya alami), anda harus melakukannya sendiri. Jika bosan ubahlah trayek atau cara anda berolahraga misal hari ini joging, besok bersepeda, lusa berenang, berikutnya senam, tennis, dan lain-lain. Anda juga bisa membawa player musik dan memainkan musik kesukaan anda. 


Sumber gambar: