Monday, October 30, 2017

Pengalaman Mengikuti Lomba Jalan Sehat


   
  Awalnya saya tidak begitu tertarik ketika ada spanduk bertuliskan akan ada acara lomba jalan sehat yang diselenggarakan di kota Ambulu (Jember). Maaf bukannya saya sombong tetapi saya merasa acara seperti itu kurang menarik bagi saya. Saya sudah terbiasa joging > 10 km/hari jadi kalau cuma acara jalan sehat yang paling-paling hanya menempuh 2-3 km maaf sekali kurang menantang. Akan tetapi berhubung si istri ingin sekali ikut ya sudahlah tak apalah kami sekeluarga ikutan juga termasuk juga si kecil. Toh kalau cuma jalan 2-3 km dan seandainya si kecil kecapekan dan harus menggendongnya maka saya tidak perlu risau.
      Jadilah istri saya mendaftar langsung di kantor Telkomsel di pojok perempatan besar Ambulu. Ada 2 pilihan biaya pendaftaran yaitu Rp 10 ribu pulsa reguler tanpa kaos tetapi diwajibkan nanti saat acara harus mengenakan kaos berwarna merah  dan Rp 50 ribu data (dapat 2 GB) dengan kaos. Masing-masing mendapat 1 buah kupon. Berhubung kaos tidak beli sendiri saya khawatir nanti ukurannya tidak cocok, entah kekecilan atau kebesaran. Jadilah kami ber-3 mendapat 3 buah kupon. Saya hanya heran saja mengapa  cara pendaftarannya terkesan masih agak purba? Kenapa hanya tersedia cara pendaftaran offline? Bukankah ini era digital dan Telkomsel sebagai sebuah perusahaan IT kenapa kok tidak mengesankan sama sekali ke-IT-annya? Kalau pendaftarannya bisa lewat online akan lebih mudah dan sebenarnya peluang pasar juga buat Telkomsel karena pembayaran bisa dilakukan dengan TCASH yang merupakan salah satu produk mereka. Mungkin alasannya tidak setiap peserta melek internet. Kalau memang ini alasannya kan bisa menggunakan SMS? Jadi tidak perlu kupon fisik yang mudah rusak atau hilang tetapi cukup data peserta yang tersimpan di server web atau server SMS.
     Akhirnya tibalah hari yang dinanti. Tanggal 28 Oktober tibalah kami bersama-sama rekan yang lain di lapangan Ambulu sekitar pukul 6 pagi. Di sana para ibu-ibu terlihat sedang asyik bersenam ria. Lapangan Ambulu seperti lautan merah. Sampai kemudian si MC meminta semua peserta berbarik di belakang garis start. Saya bingung garis startnya dimana sih? Rupanya garis start berada di timur lapangan. Pantas saja karena saya datang dari barat maka saya tidak melihat garis start itu. Selama berkumpul di garis start semua peserta harus mendengarkan aneka sambutan-sambutan dari panitia. Udara sudah memanas karena matahari sudah meninggi. Sebagian orang sudah mulai ngedumel karena mereka sudah tidak tahan dengan hawa panasnya. Si kecil juga sudah mulai rewel terkena panas matahari. Sampai akhirnya start pun dimulai dan kami berjalan merayap karena jumlah pesertanya yang banyak sekali (mungkin ribuan). Sebelum berangkat si MC berpesan supaya di tengah jalan nanti menemui petugas stempel agar kupon disetempel karena jika tidak distempel akan dinyatakan tidak sah.
     Kira-kira baru 15 menit berjalan di dekat lapangan glori sudah ada 1 pos stempel. Saya lihat yang mau melakukan stempel berjubel banget. Akhirnya saya mencoba pos yang lokasinya agak ke utaranya sedikit. Ternyata sama saja. Di situ juga berjubel banget. Saya heran kok lagi-lagi kelihatan ketidakprofesional panitia dan cara-cara purba. Jumlah lokasi stempel cuma 2 buah dan pesertanya ada ribuan. Pakai logika saja berarti jika 1 orang memegang 1 kupon saja maka berapa waktu yang dibutuhkan petugas stempel? Padahal ada satu peserta yang memegang sampai puluhan kupon. Sehari saja belum tentu selesai. Semua orang di sekeliling saya ngedumel marah dengan aturan ini. Semuanya berdesakan di tengah udara panas. Padahal tidak semua peserta adalah anak-anak muda. Ada juga lansia dan anak-anak kecil.
antrian di pos stempel 2
Bagaimana mereka bisa bertahan kalau begini caranya? Sebelum sampai di pos stempel saya cuma membayangkan saya akan menemui banyak petugas yang akan melakukan stempel. Atau kalau mau lebih canggih sedikit kenapa tidak menggunakan handphone? Maksudnya? Di dalam kupon kasih barcode atau QR. Saya melihat kru panitia cukup banyak dan saya yakin semua pasti punya handphone. Coba suruh mereka berjajar lalu menggunakan handphone itu untuk menscan kode barcode atau QR peserta. Sinyal 4G Telkomsel kan sudah cepat, apakah tidak cukup pede untuk menghandling upload gambar scan dari para panitia di pos stempel ke server undian? Entahlah. Upload hasil scan ke server di lapangan Ambulu dan gunakan nanti untuk mengacak nomor undian. Saya melihat ada 1 mobil pickup terperangkap tidak bisa keluar dari kerumunan peserta. Saya juga melihat 1 pengendara matic terjebak di tengah jalan tidak bisa maju mundur atau belok kanan kiri. Yang lebih mengerikan menurut salah seorang rekan,
Terperangkap
ada satu peserta yang menangis kehilangan hape dan dompet di tempat itu akibat berjubelan. Sungguh cara yang sangat purba! Sampai kemudian mungkin karena melihat situasi yang semakin tidak terkendali, panitia di pos stempel memperbolehkan peserta bebas tidak distempel kuponnya dan tetap dianggap sah. 
Kami pun melanjutkan langkah kaki hingga ke garis finish di dekat lapangan Ambulu sambil menyerahkan kupon.
     Begitu masuk lapangan dimulailah acara pengundian dan lagi-lagi cara pengundiannya maaf masih purba menurut saya pakai dikocok-kocok segala. Kenapa tidak menggunakan sofware undian yang bisa mengacak dengan lebih baik? Karena setahu saya software semacam itu memiliki algoritma randomisasi  yang  lebih handal dan lebih baik dibandingkan dikocok-kocok manual. Ah sudahlah semakin pening saya memikirkannya. Akhirnya  kami cuma duduk-duduk sambil mendengarkan pengumuman hasil undian hingga hampir tengah hari. Suara musik yang berdentum-dentum keras, suara MC ngalor ngidul gak jelas, hawa panas, dan pedagang yang berseliweran benar-benar membuat saya tidak betah dan pengen cepat-cepat pulang tetapi istri masih ngotot mau bertahan hingga undian terakhir. Saya sih sudah masa bodoh dengan hadiah yang paling juga tidak akan saya dapatkan (dan memang zonk :D ).
Sebuah acara yang bagus sebenarnya cuma sebagai perusahaan IT seharusnya Telkomsel lebih memperlihatkan ke-IT-annya dan bukan malah masih tetap terpaku pada cara-cara purba yang seharusnya sudah ditinggalkan. Terkesan sekali acara yang amatiran. Semoga ke depan jika masih ada acara yang sama bisa lebih profesional lagi (walau saya sudah pasti takkan mau ikut lagi … ).
#JJS4GAmbulu

Wednesday, October 25, 2017

Kosmetik Abal-abal dan MLM


   Bingung juga mau saya kasih judul apa tulisan ini. Yang pasti bukan saya yang telah menggunakan kosmetik tetapi si istri. Kisahnya adalah belakangan ini desa lagi heboh dengan hadirnya kosmetik baru yang konon katanya punya kemampuan super. Hampir tiap hari iklannya” berseliweran di medsos istri saya. Istri saya sebenarnya bukan kosmetik holic cuma berhubung setiap hari terus menerus dibombardir oleh teman-teman FB-nya yang beriklan menawarkan komestik itu akhirnya timbullah rasa penasaran dan ujung-ujungnya keluar Rp 60 ribu buat membelinya. Sebelum berangkat membeli saya sudah peringatkan istri jangan-jangan kosmetik itu palsu atau mengandung bahan berbahaya. Istri berkilah tidak mungkin karena dia mendapatkan langsung dari member resmi. Ditambah dengan diskon 40% dari harga normal Rp 100 ribu membuat rasionalitas istri saya pun menghilang. Maklum selama ini saya selalu skeptis dengan produk-produk yang ditawarkan MLM. Jadilah dia pulang menenteng sebotol kecil kosmetik dengan botol warna putih. Hampir tiap hari istri saya menyemprotkannya ke kulit tangan dan wajah. Nah lagi-lagi berhubung setiap hari saya dibombardir aksi istri yang pakai kosmetik maka muncul jugalah rasa penasaran saya dengan kosmetik itu.
     Awalnya saya coba mengamati dengan seksama botol kosmetik itu. Bentuk botolnya biasa seperti kosmetik-kosmetik lain yang sering saya lihat cuma tulisan pada kemasan entah kenapa menurut perasaan saya kok buram. Didorong oleh rasa penasaran kemudian saya coba tekankan jempol tangan ke arah tulisan lalu saya gosok-gosokann dengan kuat. Benar ternyata perlahan tulisan itu memudar dan akhirnya semakin lama saya menggosoknya lantas menghilang. Makin kuat dugaan saya jika kosmetik ini adalah kosmetik tidak jelas. Padahal kosmetik dari produsen mapan ternama yang harganya murah meriah di bawah Rp 10 ribu perak saja setahu saya jika digosok tulisan pada kemasannya tidak akan hilang. Akhirnya saya mencoba menyemprotkan kosmetik ini di permukaan tangan lalu saya cicipi. Rasanya seperti air yang diberi garam sedikit. Saya agak heran karena sesuai namanya berguna untuk mencerahkan kulit dengan kandungan vitamin C. Teorinya diperlukan vitamin C dosis tinggi agar mampu mencerahkan kulit dan setahu saya vitamin C itu rasanya masam. Berarti semakin tinggi dosisnya maka semestinya larutan akan terasa asam sekali tetapi mengapa ini malah seperti terasa asin? Saya tidak perlu mengeceknya lebih jauh kosmetik ini asli atau abal-abal karena dari tulisan pada botol yang mudah hilang sebenarnya sudah menunjukkan jati diri kosmetik tersebut. Padahal klaim kosmetik ini seperti produk-produk MLM lainya yang bisa begini begitulah, menyembuhkan ini dan itulah sehingga saya jadi bingung ini sebenarnya kosmetik, obat, atau suplemen?
     Kalau menurut saya kosmetik ini hanyalah kedok sehingga hanya dibuat asal-asalan karena sebenarnya bisnis di belakang kosmetik ini adalah perputaran uang dari bawah ke atas (money game?). MLM memang sebuah teknik mendapatkan uang dalam jumlah besar dengan sangat cepat. Pantes saja ada update di medos istri yang mengatakan jika bos kosmetik ini sekarang sudah bisa berwisata dengan kapal pesiar. Kalau menurut saya itu sangat wajar. Di desa saya saja sekarang sudah ada puluhan orang yang menjadi member kosmetik ini. Per member diwajibkan menyetor Rp 400 ribu kepada uplinernya. Jika ada 50 member saja total sudah berapa uang terkumpul? Kalau se Indonesia?! Angkanya pasti fantastis. Padahal berapa biaya produksi dan distribusi per botolnya? Kalau cuma isinya air dan sedikit garam dapur sama pengawet mungkin tidak sampai Rp 1000. Dengan HET Rp 100 ribu berapa laba yang bisa ditangguk? 99%! Laba segitu jelas menakjubkan sekali. Para teman dan tetangga istri kemudian lebih tertarik menjadi member dan menjual produknya dibandingkan memakainya sendiri karena tentu saja tergiur oleh iming-iming bonus dan laba yang besar. Mereka tidak sadar jika produk yang mereka jual hanyalah plasebo.
     Ya mungkin ada yang bilang orang-orang desa wajar dikibulin gitu karena mereka kan kebanyakan tamat SD atau paling banter SMA. Sebagian memang benar tetapi tunggu dulu. Saya jadi teringat kejadian beberapa tahun lalu tatkala ada seorang teman yang sekaligus tetangga yang notabene lulusan S2 sebuah perguruan tinggi di Jepang. Waktu itu dia lagi gencar-gencarnya mempromosikan MLM-nya. Saat lebaran ketika semua orang sibuk bersilaturahmi, dia malah sibuk bawa laptop dan proyektor kemana-mana ke rumah teman dan tetangga buat mempromosikan MLM-nya. Walhasil banyak orang yang lagi-lagi tergiur. Mereka pun dengan ikhlas menyetorkan Rp 200 ribu/orang untuk menjadi member. Yang mereka dapat hanyalah sebuah chip untuk jualan pulsa. Saya sendiri juga sempat ditawarin olehnya tetapi seperti biasa saya selalu berusaha mencari tahu lebih banyak lewat internet dan benar jika MLM si teman itu sedang bermasalah. Saya yakin kala itu dia pasti telah meraup banyak keuntungan. Bahkan salah seorang tetangga sempat invest kepadanya jutaan rupiah. Saya hanya memprediksikan jika umur MLM si teman takkan panjang. Benar saja setahun kemudian pamflet MLM yang terpampang di depan rumahnya yang menunjukkan eksistensinya akhirnya menghilang. Kini beberapa tahun telah berlalu. Entah teman saya itu pura-pura lupa atau memang lupa beneran dia tidak pernah menyinggung tentang MLM yang pernah digelutinya dulu itu ketika bertemu dengan saya padahal dulu dia getol banget mengajak saya. Para korbannya pun juga kelihatan adem ayem. Untungnya dia sudah tidak tinggal di sini. Sudah lumrah jika ada masalah penipuan atau yang berkaitan dengan hukum orang-orang di desa saya cenderung akan mengambil jalan damai atau paling tidak melupakannya begitu saja.
     Memang tidak semua MLM seperti itu tetapi kebanyakan memang seperti itu. Akan selalu muncul pelaku-pelaku MLM-MLM baru dan akan selalu korban-korban baru karena pada dasarnya MLM memanfaatkan kelemahan manusia yang paling mendasar yaitu ingin mendapatkan banyak uang secara instan. Begitu para upliner merasa sudah mendapatkan keuntungan maka mereka akan membiarkan jaringan itu ambruk dengan downliner sebagai korbannya. Selanjutnya mereka akan membuat MLM-MLM dengan nama baru tetapi modusnya kurang lebih sama. Kejadian-kejadian ini akan selalu terus dan terus berulang entah sampai kapan.  

Sunday, October 22, 2017

e-KTP Yang Tidak Secanggih Namanya

     Kemarin sore ketika melihat salah satu pos harian Kompas di Instagram harian Kompas ada sesuatu yang menarik. Sebuah foto yang menunjukkan gambar orang-orang yang sedang mengantri panjang untuk mendaftar e-KTP di tengah guyuran hujan deras. Ya sejak awal kehadirannya e-KTP memang sudah menimbulkan sejumlah persoalan. Sebenarnya tujuan diadakannya e-KTP merupakan sebuah langkah maju agar Indonesia memiliki data kependudukan lebih baik. Sebelum saya memegang dan melihat sendiri e-KTP, yang tergambar di benak saya adalah sebuah e-KTP modern nan canggih. Saya menggambarkan dengan e-KTP itu saya bisa mendapatkan layanan yang benar-benar modern dan mudah tetapi ketika kartu e-KTP sudah berada di tangan dan ketika saya sudah menggunakannya sendiri maka ternyata jauh panggang dari api. Kelebihan e-KTP ini cuma satu bila dibandingkan KTP lawas sebelumnya yaitu lebih awet karena terbuat dari plastik. Kalau KTP sebelumnya dari kertas yang dilaminating yang mudah lecek dan rusak. Selanjutnya hal-hal lainnya sama saja dengan KTP lama. Sebelumnya saya membayangkan jika saya ingin mengurus surat menyurat di kantor pemerintah maka saya cukup menggesekkan e-KTP di mesin reader  tetapi eh kenyataannya saya masih saja harus memfotocopy e-KTP yang jumlahnya tak jarang seabrek-abrek. Malah katanya sih e-KTP ini akan cepat rusak data di dalamnya jika terlalu sering difotocpy entah benar atau tidak.
     Proses mendapatkan e-KTP ini juga tidak mudah. Dulu sewaktu masih ramai-ramainya pendaftaran kolektif pendataan e-KTP dikonsentrasikan di kantor kecamatan. Walhasil kalau tidak salah lebih sebulan lamanya kantor kecamatan nyaris kayak pasar 24 jam. Tidak peduli mau pagi, siang, sore, malam, atau dini hari ramai terus dengan para warga yang datang untuk melakukan potret dan pendataan. Pernah saya mencoba datang pukul 1 dini hari dengan harapan bisa mendapatkan antrian yang lebih pendek dan tak tahunya jam segitu kantor kecamatan ramainya sama saja dengan siang hari. Gila benar. Dari cerita-cerita para tetangga, ada yang datang pukul 12 malam dan baru dipotret pukul 4 pagi. Akhirnya saya merasa putus asa karena saya yakin kapan pun saya datang pasti antriannya bikin sakit kepala. Jadilah saya bersikap masa bodoh kalau memang tidak bisa memiliki e-KTP ya sudahlah. Toh program yang bikin pemerintah tetapi kenapa yang harus kerepotan kok malah saya sendiri. Akhirnya jelang akhir masa pendataan saya baru mendapat panggilan dan untunglah saya mendapat jadwal pagi hari. Saya datang pukul 7 dan dipotret sekitar pukul 9. Lumayan cepatlah.
     Masalah belum usai di situ. Ternyata e-KTP ini harus diaktivasi. Jadilah acara antri mengantri dimulai lagi di kantor kecamatan tetapi untuk ini saya ogah segera datang tetapi menunggu panggilan dan benar kemudian ada jadwal panggilan dan akhirnya aktivasi di kantor kecamatan. Prosesnya lebih cepat dibandingkan saat foto dulu karena cuma scan sidik jari aja. Kalau dipikir-pikir proses pendataan e-KTP kala itu adalah sebuah kemunduran. Di jaman Suharto proses pendataan KTP sangat mudah karena petugas langsung datang ke tiap-tiap RW sehingga tidak berjubel parah. Mungkin ada yang bilang kan harus scan sidik jari dan retina? Apakah alat-alat itu tidak portabel? Setahu saya alat itu bisa dibawa kemana-mana. Butuh koneksi internet? Koneksi internet wireless sudah lama ada dimana-mana sejak lama. Untungnya e-KTP berlaku seumur hidup. Coba bayangkan kalau harus update foto tiap 5 tahun sekali. Rasanya pasti seperti mimpi buruk.
     Yang menyebalkan dari e-KTP ini adalah datanya yang tidak bisa diubah. Dulu saya membayangkan pastilah salah satu keunggulan e-KTP ini perubahan data bisa dilakukan cepat tetapi kenyataannya waktu terjadi pemekaran wilayah di tempat saya beberapa tahun lalu saya pun berniat mengubah RT dan RW di e-KTP saya tetapi apa kata petugas di kantor kecamatan? TIDAK BISA DIUBAH! Lho kok bisa? Aneh sekali? Saya pun akhirnya membiarkan kesalahan data di e-KTP saya itu sampai sekarang. Lha memang tidak bisa diubah lantas mau diapain lagi? Apakah saya tetap mau ngotot minta diubah? Yang lebih sial lagi adalah bagi yang mau mengurus e-KTP baru seperti saudara ipar saya. Ternyata jadinya lama sekali. Sudah berbulan-bulan masih juga belum jadi. Malah jadinya jauh lebih cepat KTP lama jaman dulu yang cukup beberapa menit saja jika daftar langsung. Heran, mengapa dengan elektonisasi justru membikin semakin lambat dan rumit? E-KTP yang aneh! Dan malangnya program ini ternyata sarat korupsi yang telah dilakukan oleh orang-orang yang berkuasa di republik ini. Yang semakin lebih aneh lagi proses penanganan hukumnya pun masih berlarut-larut sampai sekarang.
     
Data kependudukan adalah hal yang sangat vital bagi pemerintah untuk melakukan pembangunan. Dengan data itu pemerintah tahu benar bagaimana kondisi rakyatnya. Data itu harus mencerminkan kondisi kependudukan dinamis rakyatnya seakurat mungkin. Semakin akurat maka akan semakin bagus yang berarti data itu harus fleksibel supaya bisa mengikuti perubahan yang terjadi di dalam kehidupan rakyat. Sekarang kalau datanya kayak batu yang tidak bisa diubah sedikit pun bagaimana data itu akan memberikan akurasi yang baik? Wajar kalau kemudian pembangunan jadi banyak tidak tepat sasaran. Ada orang miskin yang seharusnya membutuhkan bantuan tetapi malah tidak mendapatkanya hanya karena dia tidak dekat aparat desa sementara ada orang yang sama sekali tidak layak mendapatkan bantuan tetapi malah mendapatkan semua bantuan yang bukan haknya karena memang dekat dengan aparat. Seharusnya e-KTP bukan cuma sekedar ID tiap WNI di dalam negeri tetapi memiliki fungsi yang lebih banyak misal sebagai kartu jaminan kesehatan, kecelakaan, JHT, bantuan pendidikan misalnya, dll. Satu kartu untuk semua. Sekarang dompet rakyat Indonesia kebanyakan menjadi tebal cuma karena kebanyakan uang tetapi kebanyakan kartu plastik yang tebal-tebal itu. 

Saturday, October 21, 2017

Tragedi Si Yatim Di Bulan Anak Yatim


     Bulan Muharam atau Suro (Jawa) adalah bulan yang identik dengan anak yatim karena pada bulan itu umat Islam dianjurkan untuk lebih banyak menyantuni dan memperhatikan anak yatim. Itulah sebabnya jika bulan Muharam ini sudah tiba maka akan banyak acara santunan anak yatim. Acara ini berupa bagi-bagi angpao buat sejumlah anak yatim yang diundang. Akan tetapi bulan Muharam ini adalah bulan tragedi bagi si bocah yatim sebut saja B (5 tahun). B baru tinggal hampir setahun di desa saya. Sebelumnya dia tinggal di kota M. Ayahnya meninggalkannya (karena sakit) ketika masih berusia 3 tahun. Ibunya kemudian menikah dengan salah seorang tetangga saya sehingga jadilah kehidupan B berpindah dari kota M ke desa saya. B pun selanjutnya menghabiskan waktunya dengan tinggal bersama ayah dan saudara-saudara tirinya.
     Jalan hidup B memang tak mulus. Setelah tinggal beberapa bulan, rupanya rumah tangga ibunya dengan ayah tirinya bermasalah sehingga membuat B dan ibunya harus kembali ke kota M dan tinggal di sana sementara waktu. Syukurlah mereka akhirnya bisa rujuk kembali yang membuat B kembali tinggal bersama ayah tirinya. Kisah tragedi yang dialami B terjadi beberapa hari lalu dari tulisan ini diturunkan (21-10-2017). saya sendiri tidak menyaksikan kejadiannya langsung. Hanya suatu sore kemarin lusa saya mendengar ortu mengobrol dengan nada suara agak tinggi mengenai kejadian yang telah menimpa B. Kronologisnya waktu itu B sedang membeli jajan di toko bu G. Di dalam toko ada cucu bu G yang usianya masih 1 tahun. Entah bagaimana si cucu kemudian mengganggu B sehingga B membalasnya. Rupanya aksi B ketahuan bu G yang membuatnya kalap. B langsung dihajarnya dan menurut sejumlah saksi mata ditendangnya bak bola sepak. Tentu saja B ketakutan dan saking ketakutannya B sampai tidak mampu menangis dan badannya sampai dingin. Rupanya bu G masih belum puas dengan aksinya itu. Saat majelis taklim dengan teman-temannya dia menceritakan aksinya itu. Padahal biasanya orang yang melakukan pelanggaran hukum cenderung menutup rapat-rapat aksinya itu.
     Ya semua orang sudah tahu bu G memang kejam orangnya dan hampir semua orang pernah ribut dengannya. Orangnya horor banget. Seumur hidup dialah perempuan ter-horor yang pernah saya lihat. Anehnya meskipun demikian tokonya masih aja laris. Mungkin bu G belum tahu jika ada UU Perlindungan Anak dimana hukuman terhadap kekerasan anak tidak ringan. Ya dia memang orang yang cukup berpengaruh makanya dia bisa berbuat semaunya. Coba kalau masalah ini sampai masuk ke ranah hukum, bisa masuk hotel prodeo tuh bu G. Sayangnya seperti yang selalu terjadi dimana-mana masalah ini akhirnya cuma membeku begitu saja. Orang tua B juga tidak membawanya ke ranah hukum. Mungkin mereka malas repot lapor kesana kemari atau bagaimanalah saya tidak tahu (saya belum bisa menemui ibu B). Begitulah keadaan riil di masyarakat kita sekarang ini. Banyak sekali setiap hari kasus-kasus pelanggaran hukum baik ringan atau berat yang terjadi tetapi selalu membeku entah karena ada tekanan dari pihak-pihak yang memiliki pengaruh atau orang kuat atau karena memang masyarakat kita mayoritas memang belum melek hukum. Mereka kebanyakan cuma membiarkan saja dan pembiaran ini akhirnya ditanggapi oleh sebagian orang lainnya sebagai lampu hijau” atau pesannya bahwa melanggar hukum itu boleh termasuk melakukan kekerasan fisik atau fisiologi terhadap anak. 

Wednesday, October 18, 2017

Pengalaman Mengkonsumsi Creatine

   
 Jangan salah kira jika saya mengkonsumsi suplemen Creatine karena berniat ingin menjadi binaragawan. Bisa dibilang selama ini saya termasuk orang yang sangat skeptis dengan aneka suplemen olahraga seperti kreatin atau BCAA atau amino. Kalaupun mengkonsumsi suplemen biasanya juga suplemen pasaran yang banyak tersedia di apotek dengan kandungan multivitamin. Selama ini saya berkeyakinan jika suplemen olahraga kebanyakan ditambahkan steroid yang berbahaya bagi kesehatan. Akhirnya saya sampai pada suatu titik dimana saya merasa bahwa saya memang membutuhkan suplemen Creatine ini. Awalnya saya merasa jika kekuatan otot saya semakin melemah dan terus menyusut. Olahraga kardio yang saya lakukan terus menerus membuatnya bukan hanya membakar karbo dan lemak tetapi juga membakar otot. Sebenarnya ini bisa diatasi dengan pola makan yang baik terutama kaya karbo dan protein tetapi disinilah letak masalahnya. Saya termasuk orang yang malas makan. Ini sudah tabiat dari kecil. Entah kenapa saya tidak seperti orang-orang lainnya yang kalau makan selalu porsi “abang becak”. setiap usai olahraga saya selalu diserang malas makan. Semakin keras saya berolahraga maka semakin malas saya makan. Hanya minumnya saja yang banyak dan itupun kebanyakan juga minum air putih atau teh. Saya tidak tahu mengapa bisa demikian.
     Seperti biasa untuk meningkatkan nafsu makan saya mencoba suplemen vitamin B yang konon katanya bisa meningkatka nafsu makan. Akan tetapi setelah mengkonsumsi berbutir-butir pil vitamin B masih tetap saja kebiasaan malas makan itu tidak mau hilang juga. Akhirnya terpaksa konsumsi vitamin B saya stop. Solusi berikutnya saya kemudian coba browsing di internet mengenai aneka suplemen dan sampailah saya pada kata, Creatine. Suplemen ini biasanya banyak dipakai oleh para binaragawan untuk menambah massa otot mereka. Saya tentu tidak berharap bisa mendapatkan otot seperti binaragawan tetapi paling tidak bisa mengurangi laju kerusakan otot akibat olahraga. Setelah search sana sini berbagai merek Creatine sampailah pada merek Creakong ini. Alasan saya menggunakan merek ini karena murah saja. Artinya kalau gagal toh saya tidak perlu terlalu menyesal karena sudah mengeluarkan banyak uang. Sebenarnya dari berbagai riset suplemen ini kurang efektif untuk olahraga kardio yang aerobik. Suplemen ini lebih cocok untuk olahraga anaerobik seperti sprint, sepakbola, atau angkat beban. Creatine akan menghasilkan ledakan energi tetapi cuma dalam waktu singkat saja sementara kardio membutuhkan energi yang relatif konstan dalam jangka lama. Sebenarnya saya ingin sekali menerapkan pola satu hari kardio dan satu hari beban tetapi saya paling malas kalau harus berangkat ke gym. Bagi saya berolahraga terus menerus di dalam ruangan yang sama setiap hari pasti akan membosankan. Beda dengan olahraga lari yang dilakukan outdoor dimana saya bisa memilih rute sesuai keinginan dan mengubahnya setiap saat untuk mencegah kebosanan.
     Setelah order online akhirnya Creakong datang juga. Bentuknya seperti gula tetapi lebih halus. Rasanya tawar dan agak susah larut dalam air dingin tetapi mudah larut dalam air hangat atau teh. Seperti yang banyak dituliskan di internet jika efek perdana mengkonsumsi Creatine adalah munculnya rasa kembung. Benar beberapa menit setelah meminum Creatine muncullah kembung itu tetapi hanya berlangsung beberapa jam saja. Keesokan harinya ketika mengkonsumsi lag sudah tidak muncul lagi rasa kembung itu. Saya mengkonsumsinya sebelum berangkat lari pagi bersama dengan pisang dan kadang teh. Ada yang bilang Creatine akan menyebabkan haus terus menerus
dan menurut saya itu sama sekali tidak terbukti. Ada juga yang bilang akan menyebabkan sering BAK dan jujur saya tidak mengalaminya. Saya tidak merasa kehausan sama sekali atau sering BAK. Saya memang awalnya masih mencoba setengah scoop atau sekitar 2,5 g sementara anjuran 5 g/hari. Saya juga tidak megikuti fase loading. Akan tetapi perlahan kemudian dosisnya saya naikkan menjadi 5 g/hari. Selama mengkonsumsi Creatine ini tidak ada masalah serius yang timbul. Performance lari juga biasa-biasa saja. Saya lebih berorientasi jangka panjang yaitu supaya otot tidak terus menerus tergerus. Yang agak terasa efeknya hanyalah laju berkeringat semakin menurun. Biasanya dulu sebelum konsumsi Creatine baru olahraga sebentar saja sudah banjir keringat apalagi kalau udara sedang panas terik tetapi sekarang adem-adem saja meskipun sudah 1 jam lebih berlari. Efek lain mungkin jadi agak cepat lapar belakangan ini tetapi entah ini efek Creantine atau bukan. Jadi buat yang mau konsumsi Creatine tak perlu takut.  Asalkan dikonsumsi dengan bijak saya kira tidak akan mendatangkan dampak buruk dalam jangka panjang.

Monday, October 16, 2017

Sepatu Running New Balance Yang Jelek Banget


     Berhubung sepatu running Asics Gel Cumulus sudah rusak maka saya harus segera mencari penggantinya. Salah satu yang kurang saya suka dari Asics Gel Cumulus adalah masih terasa agak berat di kaki saya. Oleh sebab itu ketika sedang berjalan-jalan di sebuah pusat perbelanjaan kebetulan saya lewat depan outlet Sp*rt St*t*on dan di situ ada rak aneka merek sepatu running. Akhirnya jadilah saya belok ke outlet itu untuk melihat-lihat barangkali ada sepatu yang cocok. Sayangnya merek Asics sama sekali tidak ada. Yang ada merek Adidas, Nike, dan New Balance. Jadilah saya melihat satu per satu sepatu yang ada dan sampailah saya di rak New Balance. Setelah pilih sana sini sampailah saya pada satu sepatu yang menurut saya sangat ringan. Setelah sampai di rumah saya coba bandingkan dengan Asics dan memang lebih ringan New Balance. Bagi saya New Balance bukanlah merek baru karena sebelumnya sudah pernah mendengarnya cuma memang belum pernah memakainya.
     Keesokan harinya langsung saja saat joging saya pakai itu sepatu. Baru beberapa pakai telapak kaki seperti terbakar. Aneh sekali padahal ukuran sepatu sudah pas dan tidak terasa sempit
Tanda kotak merah adalah robekan
. Saya sampai harus berhenti beberapa kali. Saya bingung kenapa ini? Akhirnya saya coba kencangkan tali sepatu tetap saja panas terasa. Mungkin terlalu kencang lalu saya coba kendorkan tali sepatu masih juga terasa panas. Tiap beberapa puluh meter saya terpaksa harus berhenti. Bahkan saya sampai buka sepatu dan mengangin-anginkan kaki saya supaya rasa panasnya hilang. Saya heran, saya pernah pakai sepatu yang harganya jauh lebih murah dan mereknya jauh lebih tidak jelas tetapi tidak pernah seperti ini. Pada sesi joging hari berikutnya masih sama saja panas membakar terasa di telapak kaki. Benar-benar sangat menyiksa ini New Balance. Sebenarnya mau saya hentikan pakainya tetapi masalahnya saya tidak memiliki sepatu serep lainnya dan masalahnya juga sepatu ini sudah saya beli. Mau tidak mau saya harus memakainya. Sampai kira-kira 5 sesi joging baru rasa panas itu bisa menghilang sendirinya. Gila benar sepatu ini! Akan tetapi jika saya libur semisal 2 sesi joging dan menggunakan sepatu ini kembali maka sensasi panas itu muncul kembali.
     Berikutnya yang cukup mengganggu adalah suaranya yang berisik jika dibuat joging di atas aspal. Beda dengan Asics yang senyap. Akhirnya saya lebih memilih joging di atas jalan non aspal tetapi masalahnya ini sepatu sensitif banget dengan permukaan jalan. Ada benjolan atau kerikil kecil di atas jalan langsung terasa impactnya. Kesal benar saya dengan sepatu New Balance ini. Masalah lainnya adalah entah kenapa sepatu ini susah dibuat sprint. Kalau dipakai sprint tidak bisa selama dan secepat saat menggunakan Asics dulu. Dan yang paling mengerikan adalah CEPAT RUSAK. Baru saya gunakan sekitar 4 bulan sudah mulai terlihat robekan di ujung jempol kaki kanan dan kini setelah 6 bulan pakai malah sudah ada robekan tambahan di sisi kanannya. Saya tahu jika sepatu yang ringan lebih cepat rusak dibandingkan sepatu yang agak berat tetapi saya tidak menyangka jika rusaknya bisa secepat ini. Saya semula berpikir paling tidak 1 tahunlah baru rusak eh tak tahunya 4 bulan sudah rusak. Beda jauh dengan Asics Gel Cumulus yang baru 1 tahun rusak padahal dari segi harga sama saja. Saya tidak yakin kalau sepatu ini abal-abal karena saya beli di tempat yang terpercaya. Dan masalah terakhir kini adalah saya mulai mengalami nyeri betis permanen. Saya menduga ini jelas-jelas ulah sepatu karena berdasarkan pengalaman saya sendiri yang sudah-sudah jika ada bagian kaki yang nyeri permanen dan tidak hilang dengan pemakaian obat-obatan maka sudah jelas penyebabnya adalah sepatu. Sungguh New Balance sangat mengecewakan!!! 
     Sejak awal saya sudah mencurigai jika masalah ada pada alas sepatu New Balance. Kalau menurut saya alas sepatunya terlalu lembek dan empuk. Akhirnya muncul ide di benak saya untuk melakukan kanibalisasi. Alas sepatu Asics yang masih ada, saya coba pindahkan ke sepatu New Balance pagi ini. Setelah saya coba lari 1 sesi selama lebih dari 110 menit terus menerus ternyata performance membaik dan nyeri betis yang biasanya muncul usai berlari perlahan menghilang. Ketahuan sudah sumber masalahnya. Alas sepatu Asics dan New Balance memang berbeda. Alas kaki Asics agak keras sementara New Balance terlalu lembek. Mungkin tekstur itulah yang menjadi sumber masalah pada sepatu New Balance.  

Sunday, October 15, 2017

Mimpi Penegakan Hukum RI

     Beberapa hari ini viral video perkelahian antara seorang anggota TNI dengan seorang laki-laki yang mengaku cucu dari seorang jenderal polisi. Dari berbagai sumber masalah bermula ketika si pengemudi mobil yang notabene si cucu pejabat polisi membuang sampah di jalan dan mengenai muka si pengemudi motor yang seorang anggota TNI dan langsung menegurnya. Rupanya si pengemudi mobil tidak terima dan langsung adu mulut dengan anggota TNI. Selanjutnya anda bisa melihat mereka berduel. Yang lucu hari ini ada himbauan dari anggota DPR yang mengatakan lebih baik diselesaikan secara kekeluargaan saja kasus ini karena katanya polisi kesulitan menyelesaikan kasus ini. Kesulitan yang bagaimana? Video sudah sangat jelas. Kesulitan mungkin karena cucu si jenderal tadi sehingga sulit diselesaikan secara hukum. Sudah bukan rahasia lagi jika sebuah masalah hukum menimpa penegak hukum dan atau keluarganya maka biasanya kasus akan masuk peti es dan kalaupun diselesaikan tentu dengan sebuah penyelesaian akhir yang tak masuk akal. Bahkan sampai ada yang bilang jika penegak hukum adalah garda terdepan di dalam menghancurkan hukum di negara ini. Mereka ibarat pagar makan tanaman yang bukannya menjaga hukum agar tetap tegak tetapi malah menggerogoti sistem hukum yang ada.
      Yah inilah gambaran yang sangat kecil penegakan hukum negara kita. Boleh dibilang dalam urusan penegakan hukum Indonesia semakin hari semakin mundur. Kalau hanya jalan di tempat saja masih bagus tetapi semakin mundur? Tentu bukan sebuah prestasi yang patut dibanggakan. Memang sih mengingatkan orang yang melanggar aturan atau hukum bukan pekerjaan mudah apalagi di kalangan masyarakat yang belum sadar hukum. Saya sendiri pernah mengalaminya. Beberapa tahun lalu pas saya antri di sebuah SPBU ada anak muda yang menyerobot antrian. Saya ingatkan baik-baik eh dia malah marah-marah. Sekarang kalau ada sebuah ketidakberesan saya lebih suka diam saja karena menurut saya percuma juga mengingatkan mereka. Ujung-ujungnya adu mulut atau berkelahi dan menurut saya itu enggak banget. Saya lebih suka membiarkan penegak hukumnya saja yang membereskannya. Kalau penegak hukumnya sudah tidak mau peduli ya sudah biarkan saja ketidakberesan berjalan terus entah mau sampai kapan. Sepertinya penegakan hukum di Indonesia di masa depan hanya tinggal mimpi belaka.  Pemimpin demi pemimpin terus berganti tetapi dalam urusan penegakan hukum tidak juga berubah lebih baik alias masih sangat jauh dari harapan.