Entah mimpi saya yang bisa sampai mengikuti acara ini tetapi setelahnya saya baru tahu jika keputusan mengikuti acara ini adalah salah satu keputusan dalam hidup saya yang tak pernah saya sesali. Berawal dari tiket gratis yang diberikan oleh FP NoPainNoGain (Counterpain) rasanya sayang kalau dilewatkan begitu saja. Awalnya saya merasa acara ini bukanlah acara yang menarik. Sempat maju mundur beberapa hari mau ikutan atau tidak. Akhirnya saya putuskan untuk ikut. Kalaulah tidak menarik paling tidak saya sudah mencobanya.
Seperti yang sudah saya ceritakan di artikel perjalanan ke Tretes dan Trawas 2017, bahwa saya datang hari Sabtu di Tretes bersama anak dan istri. Saya check in hotel sekitar pukul 13.00. Disinilah kesalahan pertama sudah saya buat. Seharusnya saya datang paling tidak hari sebelumnya (Jumat) sehingga saya bisa beradaptasi dengan hawa pegunungan yang sejuk dan katanya oksigennya lebih tipis. Kesalahan kedua sebenarnya saya dalam kondisi tidak fit 100% karena beberapa hari sebelum itu saya sempat melakukan donor darah dan saat cek kadar HB saya tidak lolos. Sudah berkali-kali donor baru kali ini HB anjlok. Kesalahan ke-3 adalah keputusan untuk lari dari Tretes ke Trawas Minggu pagi. Sabtu malam saya ngobrol dengan istri memutuskan transportasi apa yang sebaiknya saya ambil dari Tretes dan Trawas. Dari GPS saya perkirakan jarak keduanya hanyalah sekitar 5 km. Saya kira jarak segitu cukup pendek dan saya perkirakan dalam tempo tidak sampai 1 jam saya sudah tiba di lokasi. Ternyata dari Endomondo ketika saya tiba di UTC pukul 6 tertera jarak 11 km lebih. Gilanya lagi trayek tidak
Gambar gelap karena masih pagi buta |
Kesalahan ke-7, saya tidak tahu banyak Mud Warrior. Gambaran awal tentang Mud Warrior adalah trail running yang dibumbui rintangan-rintangan alam “kecil”. Tak tahunya semua di luar dugaan saya. Seharusnya saya menggali lebih jauh tentang event ini dari internet sebelumnya. Begitu memasuki lapangan saya kira acara sudah selesai dan tak tahunya tantangan sebenarnya baru saja mulai. 3 tantangan akhirnya tidak bisa saya lewati yaitu rope climbing, monkey bar, dan 7th wall. Great wall sebagai rintangan terakhir membuat nyali saya langsung menciut karena melihat sebagian besar peserta gagal sehingga saya tidak mencobanya sama sekali. Padahal semestinya saya harus mencobanya entah akan gagal atau tidak. Kesalahan ke-8 tidak bawa baju pengganti karena saya kira hanya akan memberatkan isi hydropack saja. Jadilah saya harus bertahan dengan celana pendek
basah selama beberapa jam. Ditambah udara dingin membuat rasa basah semakin menggigit. Kesalahan ke-9 saya kebingungan menentukan transport balik ke Tretes. Saya sudah tidak mungkin lari lagi dengan energi yang sudah nol dan udara panas. Untunglah ada shuttle pickup dari UTC hingga perempatan apa namanya saya tidak tahu. Langkah pertama saya adalah mencari warung makan. Ada sebuah warung kecil langsung saya belok. Menunya sederhana sekali. Saya cuma memesan sup bandeng. Sialnya penjualnya kasih saya nasi banyak sekali dan nasinya pun nasi lembek padahal saya tidak doyan nasi lembek. Lihat hidangannya saja sudah membuat saya langsung kenyang. Walhasil nasi cuma saya makan sedikit. Berikutnya saya bertanya-tanya ke orang-orang di pinggir jalan kira-kira dengan cara apa saya sampai ke Tretes. Ada mbak yang menyarankan saya naik angkot 2x supaya sampai Tretes. Duh kelamaan keburu sudah tidak tahan dengan celana yang basah. Akhirnya ibu penjual nasi itu menyarankan saya naik ojek saja. Saya jalan kira-kira 200 m dan bertemulah dengan mas ojek. Mas ojek kasih harga Rp 25 rb. Ya sudahlah berhubung saya sudah dalam kondisi capek parah dan celana basah membuat saya harus segera sampai ke hotel kembali. Lagi-lagi 100 m dari hotel hujan lebat langsung menghajar saya. Kesalahan ke-10 adalah awalnya saya menganggap acara ini adalah acara yang biasa-biasa saja tetapi ternyata ini adalah acara yang luar biasa hebat!
Meskipun demikian bukan berarti tidak ada kesenangan sama sekali dari acara ini. Saya banyak bertemu dengan orang-orang dari berbagai wilayah di Indonesia. Ada yang sendirian tetapi tidak sedikit bersama dengan komunitas olahraganya. Sebagian besar masih anak-anak muda yang penuh semangat. Bahkan banyak yang kelihatan sudah mempersiapkan diri jauh-jauh hari dengan melatih fisik dan mental. Di awal race saya sempat tidak yakin bisa finish namun saya bertekad bahwa saya harus mencoba dan terus berusaha tidak peduli apapun yang sedang terjadi. Hingga masuk lapangan semua rintangan bisa saya lewati dengan baik tanpa hukuman burpees. Bahkan beberapa peserta elite pria dan wanita yang sudah berangkat lebih dulu ada yang bisa saya lewati. Sayangnya begitu masuk lapangan maka tenaga saya sudah berada di titik nadir hingga 7th wall pun tidak bisa saya lewati. Sepanjang rute ada 2 water station cuma sayangnya yang tersedia hanya air elektrolit padahal saya berharap ada energy bar atau gel atau paling tidak pisanglah karena saat berolahraga
yang paling cepat terkuras selain cairan adalah glukosa. Acara yang luar biasa. Semoga tahun depan bisa lebih menantang lagi. Kalau bisa setiap ada event ada beberapa tantangan baru yang unpredictable sehingga peserta tidak tahu sebelumnya. Begitu pula jarak tempuhnya sebaiknya ditambah semisal >10km. Dengan begini akan semakin terlihat endurance peserta. Tidak cuma uji kekuatan tetapi juga ketahanan. Tahun depan kemungkinan besar saya pasti akan bergabung kembali tentu dengan persiapan yang jauh lebih baik. Jarang ada yang sempurna saat pertama kali tetapi biasanya yang pertama kali itu yang paling berkesan dan tetap dikenang terus. Banyak orang mungkin berpikir buat apa gila menghabiskan waktu, tenaga, dan uang hanya untuk sebuah event seperti ini? Mereka hanya belum tahu bagaimana rasanya ketika bisa melakukan sesuatu yang awalnya kita yakini tidak mampu kita lakukan sama sekali.
yang paling cepat terkuras selain cairan adalah glukosa. Acara yang luar biasa. Semoga tahun depan bisa lebih menantang lagi. Kalau bisa setiap ada event ada beberapa tantangan baru yang unpredictable sehingga peserta tidak tahu sebelumnya. Begitu pula jarak tempuhnya sebaiknya ditambah semisal >10km. Dengan begini akan semakin terlihat endurance peserta. Tidak cuma uji kekuatan tetapi juga ketahanan. Tahun depan kemungkinan besar saya pasti akan bergabung kembali tentu dengan persiapan yang jauh lebih baik. Jarang ada yang sempurna saat pertama kali tetapi biasanya yang pertama kali itu yang paling berkesan dan tetap dikenang terus. Banyak orang mungkin berpikir buat apa gila menghabiskan waktu, tenaga, dan uang hanya untuk sebuah event seperti ini? Mereka hanya belum tahu bagaimana rasanya ketika bisa melakukan sesuatu yang awalnya kita yakini tidak mampu kita lakukan sama sekali.