Wednesday, July 20, 2016

Tips Menurunkan Berat Badan Dengan Efektif dan Hemat Namun Aman



     Diet aka program penurunan berat badan? Siapa yang tidak pernah mendengar kata-kata itu? Saat ini banyak sekali orang mengidap berat badan berlebih (underweight) dan kegemukan (obessity) padahal sesungguhnya keduanya berpotensi bisa menyebabkan banyak penyakit seperti jantung dan diabetes tipe 2. Penderitanya juga bisa dari segala usia dari yang masih anak-anak hingga orang lanjut usia. Beberapa waktu lalu ada berita seorang anak laki-laki berusia 10 tahun memiliki berat badan lebih dari 100 kg. Jadi sangat penting untuk mempertahankan berat badan ideal sejak usia dini. OK saya akan bercerita tentang pengalaman pribadi dengan kelebihan berat badan. Kalau dulu saya saat masih bujangan diet bukanlah sebuah kata yang penting banget karena saya sendiri termasuk orang yang susah gemuk sejak kecil. Itulah sebabnya kakek nenek saya dulu menyebut saya Gareng. Gareng merupakan tokoh punakawan dalam cerita pewayangan yang badannya kurus kerempeng. Mau makan seperti apapun atau sebanyak apapun saya tidak pernah bisa gemuk. Sejak usia 18 tahun atau setelah tamat SMA berat badan saya tidak pernah melampaui 44 kg. Dengan tinggi badan 155 cm saya memiliki BMI (Body Mass Index) 18.31 atau agak underweight (kurus). Masalah kelebihan berat badan mulai saya alami sesaat sesudah menikah. Berat badan saya yang tidak pernah melewati 44 tiba-tiba meroket jadi 50 kg dalam tempo beberapa bulan saja (mungkin sekitar 6 bulanan) padahal rasa-rasanya saya makan biasa-biasa saja atau tidak berlebihan seperti saat sebelum menikah. Saya awalnya tidak sadar jika berat badan terus merangkak naik tetapi ketika celana panjang saya banyak yang tidak muat jadilah saya benar-benar menyadari jika sudah tiba waktunya diet menjadi kata yang penting buat saya. Waktu saya terkena penyakit mual terus-menerus dan pergi memeriksakan diri ke seorang dokter spesialis penyakit dalam, beliau dengan setengah bergurau menyebutkan jika perut saya seperti orang yang terkena busung lapar dan beliau menyarankan untuk berolahraga. Saya memang melihat sendiri jika meski usia pak dokter sudah sepuh (mungkin 80-an) tetapi perutnya tidak membuncit dan badannya terlihat bugar. Tentu saja saya tidak marah karena memang demikian adanya dan saya memang tidak menyukai orang berperut buncit sejak dulu. Bagi saya pria berperut buncit sangat tidak menarik dan tidak seksi (ha ha ha...). Nah perkaranya adalah saat itu perut saya mulai membuncit dan sepertinya akan semakin besar ukurannya. Saya sering melihat foto-foto teman kuliah saya di medsos dan hampir semuanya berperut buncit padahal waktu masih kuliah dulu seingat saya tidak ada satupun dari mereka yang berperut buncit. Ada beberapa orang di sekitar saya yang menganggap pria menjadi berperut buncit sesudah menikah adalah hal yang wajar dan lumrah namun celana-celana panjang serta baju-baju saya yang sudah tidak muat itu seolah mengatakan jika itu tidak benar sama sekali.



     Kalimat yang dilontarkan oleh pak dokter itu semakin menguatkan saya untuk mencari program diet yang cocok namun aman buat saya. Program-program diet yang kebanyakan dilakukan oleh orang-orang umum yang saya ketahui adalah dengan mengonsumsi obat pelangsing. Obat pelangsing memang seolah menjadi pil ajaib bagi setiap orang yang mengharapkan berat badannya menurun. Coba tanyakan kepada orang-orang yang ingin berat badannya turun, cara apa yang pertama kali mereka pikirkan? Pasti jawabannya adalah obat pelangsing ini. Obat pelangsing bisa mudah ditemui di mana saja mulai dari warung sampai apotik. Harganya juga mulai dari yang hanya beberapa ribu rupiah per botol sampai jutaan dan juga dari yang legal hingga ilegal. Obat-obat pelangsing ilegal ini umumnya diimpor tanpa nomor registrasi BPPOM. Cara mengonsumsinya juga simpel seperti kata iklan sosis itu, tinggal leb, dorong dengan air dan tunggu saja hasilnya beberapa hari lagi. Akan tetapi sejumlah persoalan sering muncul kemudian. Banyak yang setelah mengonsumsi obat menjadi sering berkemih. Dari penelusuran di internet saya mendapatkan info jika obat seperti itu mengandung bahan diuretik. Bahan ini akan membuat orang berkemih cukup sering. Dengan begitu tubuh akan cepat kehilangan cairan dan orang yang menggunakannya akan merasakan mereka akan tampak lebih kurus dan menyangka mereka telah berhasil. Seandainyanya ditimbang pun berat badan mereka memang akan menurun. Akan tetapi cara seperti itu bukannya tanpa resiko karena pengguna rawan akan serangan dehidrasi dan membuat ginjal bekerja lebih keras yang bisa menyebabkan ginjal rusak dalam jangka panjang. Jadi bisa disimpulkan obat pelangsing dengan cara kerja semacam ini hanyalah menipu belaka. Jika sudah tidak mengonsumsi lagi dijamin berat badannya bakalan naik kembali dengan cepat. 



     Kasus lain juga dialami oleh istri saya. Setelah menikah istri saya menggunakan alat kontrasepsi pil KB dan rupanya ini menjadi biang keladi istri saya mengidap obesitas di kemudian hari. Rupanya alat kontrasepsi ini memiliki efek samping meningkatkan nafsu makan. Hampir setiap sore istri saya mengajak saya makan di luar. Mulai dari aneka gorengan, kue-kue yang manis-manis, hingga makanan berat seperti ayam bakar atau sate kambing. Bahkan tak jarang sepulang dari makan di luar si istri masih makan malam di rumah. Akhirnya berat badan istri saya melonjak drastis. Awal menikah bobot tubuh istri saya hanya 45 kg tetapi dalam tempo 1 tahun kemudian naik hampir menjadi 70 kg. Luar biasa sekali! Kebetulan istri saya termasuk wanita fashionista. Dengan bobot yang naik sebesar itu 90% baju-baju lamanya langsung tidak muat. Untungnya adik-adiknya semua perempuan sehingga masih bisa “diwariskan”. Istri saya mengeluh sejak gemuk banyak masalah muncul seperti mudah kegerahan dan kulit di pangkal paha mulai mengalami iritasi karena saling bergesekan saat berjalan. Akhirnya jadilah kegiatan makan-makan di luar tiap sore distop digantikan dengan berbelanja baju-baju baru ukuran XXL tiap akhir pekan. Merasa berat badannya akan terus merangkak naik, istri saya mencoba mencari program penurunan berat badan. Dari sharing dengan teman-temannya lagi-lagi cara konsumsi obat itulah kemudian ditempuh istri saya. Salah seorang temannya merekomendasikan Fenfluramin. Baru sekali itu saya mendengar bahan itu. Setelah saya browsing internet kesana kemari baru saya tahu kalau bahan itu adalah bahan berbahaya dan sudah dilarang penggunaanya untuk menurunkan berat badan. Fenfluramin bekerja dengan menekan syaraf sehingga bisa mengurangi rasa lapar dan memiliki efek samping bisa menyebabkan hipertensi dan kelainan jantung dalam jangka panjang. Hanya separuh dosis istri mengonsumsi Fenfluramin dan kemudian beralih dengan mengonsumsi cookies khusus untuk diet. Rupanya cara ini pun tidak bertahan lama karena istri saya tidak bisa disiplin atau tidak memiliki kontrol diri yang kuat karena disamping mengonsumsi cookies diet juga masih makan makanan yang lain. Jadilah cara ini gagal juga. 

     Setelah dua kali gagal dengan program dietnya rupanya istri saya menyerah dan tidak mau mencoba program apapun serta lebih memilih hidup akur dengan obesitasnya hingga kini tetapi bagi saya sendiri tidak ada kata buat menyerah. Setelah gagal dengan obat pelangsing kembali saya mencoba browsing internet untuk menemukan cara-cara lain untuk menurunkan berat badan dengan lebih baik. Dua poin yang saya anggap cukup penting yaitu pengaturan pola makan dan olahraga. Olahraga? Saya kembali teringat dengan apa yang sudah disampaikan pak dokter spesialis beberapa tahun sebelumnya. Haruskah? Memang seberapa efektif jika dibandingkan dengan penggunaan obat pelangsing? Saya tidak begitu yakin. Akan tetapi saya tidak memiliki pilihan lain. Akhirnya saya pun mencoba berolahraga setiap hari. Awalnya saya mencoba senam ringan paling lama 15 menit/hari. Setelah beberapa bulan berjalan tidak tampak banyak perubahan. Berat badan tetap bertengger anteng di angka 50. Aduh apanya ini yang salah...? Saya menduga pola makan buruk yang menjadi biangnya. Sampai kemudian saya mencoba dua aksi sekaligus yaitu diet rendah karbo dan olahraga lebih intens. Diet rendah karbo sangat berat karena makanan yang paling enak kala itu menurut saya adalah makanan tinggi karbo. Olahraga juga saya tingkatkan menjadi joging minimal 30 menit/hari. Perlahan sedikit demi sedikit berat badan saya mulai merosot sampai akhirnya bertahan di angka 45 kg. Meskipun saya sudah mendapatkan bobot ideal kembali namun saya tetap rajin berolahraga dan menjaga pola makan yang sehat hingga kini dan hasilnya hingga detik ini berat badan saya tetap ideal terkontrol. Yang lebih menggembirakan adalah baju-baju dan celana-celana yang rencananya sudah akan saya jadikan serbet dan keset kini bisa saya gunakan kembali. Bahkan celana-celana saat saya masih kuliah kini bisa saya pakai dengan nyaman. Untuk olahraga kini saya bahkan bisa joging hingga 2 jam/hari sementara untuk makanan karena sudah terbiasa diet saya lebih selektif dan terkendali dalam memilih jenis makanan. Tidak asal makanan nyemplung dalam perut padahal dulu saya paling suka lapar mata kalau lihat makanan enak. 

     Oke deh sampai di sini dulu kisah saya dalam menurunkan berat badan, sekarang saya akan coba rangkum tips-tips apa saja yang penting saat menjalani program penurunan berat badan:
1.       Bulatkan tekad, keyakinan, dan motivasi diri anda sendiri. Ini yang paling penting sekali! Jika tekad anda tidak cukup kuat maka akan sangat mudah program yang akan anda jalankan macet di tengah jalan atau gagal total. Untuk mendapatkan tekad yang kuat harus ada pendorong utama yaitu motivasi. Saya dulu awalnya memotivasi dengan menggunakan baju-baju atau celana yang sudah sempit. Celana-celana itu masih bagus kondisinya serta nyaman dipakai sehingga sayang sekali kalau kemudian tidak terpakai atau cuma memenuhi lemari. Mau saya kasihkan orang saya juga tidak tahu siapa karena menurut saya jaman sekarang sudah tidak begitu lazim orang memberikan baju bekas kepada teman atau kerabat. Mau dibuang begitu saja juga sayang.
2.       Tetapkan target berat badan ideal yang anda inginkan dan batas waktu pencapaiannya. Buatlah record di dalam sebuah buku khusus. Timbang berat badan anda secara berkala. Di situ akan terlihat progress anda sampai di mana. Jika tidak terlalu banyak kemajuan anda harus berusaha lebih keras lagi dan jika masih belum berhasil anda harus melakukan evaluasi ulang terhadap program anda.
3.       Jangan bergantung pada obat! Meskipun itu obat herbal anda tetap harus waspada. Bagaimana pun penggunaan obat akan membebani ginjal anda. Penggunaan dalam jangka pendek mungkin tidak akan berdampak buruk tetapi dalam jangka panjang apakah sudah cukup aman? Jangan sampai hanya demi penurunan bobot tubuh sekian kilo anda rela mengorbankan kesehatan anda secara keseluruhan. Jika masih tetap ngotot menggunakan obat pelangsing, berkonsultasilah dengan dokter.
4.       Waspadalah dengan program-program diet yang ditawarkan banyak pihak. Tak jarang kita sering melihat iklan yang sedemikiann bombastisnya misalnya seminggu bisa turun 10 kg. Mendengarnya saja saya sudah merasa sangat ngeri, metode apa yang dipakai kok bisa sampai sedramatis itu penurunannya? Pertama anda harus mencari tahu metode apa yang digunakan. Tanyakan saja kepada mereka. Jika mereka berniat baik pasti akan membeberkan dengan sejelas-jelasnya kepada calon pelanggan tanpa ada yang ditutupi.
Carilah jasa konsultan penurunan berat badan yang berorientasi jangka panjang. kalau jangka pendek yang hanya turun sebentar kemudian naik lagi apa gunanya? Kalau saya sih tidak suka menggunakan jasa konsultan penurunan berat badan karena.. sudah pasti mahal hehehe.. Kecuali bagi anda yang sedang menderita “kegemukan” duit dan sedang berusaha menghilangkan “lemak” eh duit dari saku anda maka GO AHEAD saja hehehe... Mungkin anda akan berpikir kalau tidak ada yang membimbing ntar bisa gagal? Tetapi menggunakan jasa konsultan diet juga tidak menjamin anda sukses kok. Untuk mengurangi kegagalan cobalah “dengarkan” suara tubuh anda. Bersinergilah dengan tubuh anda sendiri. Hanya anda sendiri yang tahu apa yang terbaik buat tubuh anda. Saya sendirinya menjadi bukti tanpa bimbingan jasa konsultan apapun bisa sukses.
5.       Program penurunan berat badan adalah program yang berjalan seumur hidup! Lho kok bisa? Banyak orang begitu menyelesaikan program dietnya langsung lepas kendali, makan sembarangan dan malas berolahraga. Maka jangan kaget kalau kemudian bobot badan merangkak naik kembali. Perjuangan menurunkan berat badan sebelumnya menjadi sia-sia. Anda harus bisa tetap mendisiplinkan diri meskipun program sudah selesai. Dipikir saja toh semuanya itu kan buat kebaikan diri sendiri? Kalau diri anda ramping, seksi, dan sehat, siapa juga yang bakalan menikmatinya?
6.       Malas berolahraga? Coba ajak teman atau kerabat untuk menemani aktivitas anda. Kalau tidak ada teman atau kerabat yang bersedia (seperti yang saya alami), anda harus melakukannya sendiri. Jika bosan ubahlah trayek atau cara anda berolahraga misal hari ini joging, besok bersepeda, lusa berenang, berikutnya senam, tennis, dan lain-lain. Anda juga bisa membawa player musik dan memainkan musik kesukaan anda. 


Sumber gambar:






















No comments:

Post a Comment