Saturday, August 26, 2017

Curanmor Yang Terus Tumbuh Subur

Saat puncak musim panen tembakau seperti sekarang ini setiap hari selalu terdengar berita pencurian motor. Seperti sebuah tradisi kejadian ini terus menerus berlangsung setiap tahunnya dan anehnya walau sudah belasan tahun terjadi tidak satu maling pun yang bisa tertangkap. Pencurian ini terjadi pada motor-motor yang diparkir di pinggir jalan di dekat sawah. Para pemetik tembakau kebanyakan menggunakan motor untuk berangkat ke sawah. Ketika tiba di sawah mereka memarkirkan motor di pinggir jalan lalu berjalan kaki menuju kebun tembakau yang kadang letaknya jauh dari jalan. Di sinilah kemudian menjadi celah buat para maling mencuri. Kebun tembakau merupakan kebun yang sangat rimbun karena daun-daun tembakau yang lebat dan masih ditambah dengan tinggi tembakau yang kadang bisa mencapai 2,5m. jadi saat berada di tengah kebun laksana berada di tengah hutan mini. Pandangan hanya bisa menjangkau beberapa puluh centimeter ke depan. Walau jarak mereka dengan motor yang sedang diparkir hanya 20 meter tetapi dengan kondisi demikian tentu sulit akan melihat pencuri yang sedang beraksi.

Masalah lain adalah banyak pemilik motor yang suka meremehkan para maling. Mereka sering tidak memberikan kunci tambahan untuk motor mereka walau mereka tahu setiap tahun kejadian ini selalu berulang. Mereka tidak mau belajar dari kesalahan. Akibatnya para maling semakin mudah beraksi. Kalau dulu para maling hanya doyan dengan motor-motor bagus tetapi entah kenapa lama kelamaan motor bodong dan jelek pun juga diembat. Para pelakunya juga semakin beragam. Pernah saya mendengar seorang korban bercerita jika dia melihat sendiri pelakunya masih anak-anak.

Pencurian motor merupakan aksi kejahatan yang sangat susah diberantas karena selain penegakan hukum lemah di sisi masyarakat sendiri juga sering tidak memberikan pengamanan lebih untuk kendaraannya. Selain itu meskipun masyarakat menentang kejahatan itu namun jika ada motor atau mobil bodong dijual dengan harga super miring yang beli antri berebutan. Masyarakat juga suka membeli suku cadang “belehan” atau protolan dari motor curian dan bukan suku cadang resmi dari pabrik dengan alasan murah. Di desa saya sendiri populasi motor bodong bisa mencapai 30%. motor-motor seperti itu tidak pernah digunakan untuk bepergian jarak jauh karena resiko tertangkap polisi sangat besar.

Beberapa bulan lalu orang tua saya sendiri juga mengalami pencurian motor ini. Setelah bepergian motor diparkir di halaman dan ditinggal ke belakang rumah. Jelang maghrib ortu bertanya-tanya kepada seluruh anggota keluarga dimana motor dipindahkan kok tidak ketemu setelah dicari-cari kesana kemari. Usai maghrib ortu baru tersadar ketika kunci motor masih ada ditemukan di dalam laci yang berarti motor itu sudah hilang dicuri maling. Bibi saya juga pernah mengalaminya lebih dramatis lagi. Sebelum tidur motor dimasukkan ke dalam kamar dan diparkir di samping ranjang. Pukul 2 ketika shalat tahajud motor masih ada tetapi begitu bangun saat subuh motor sudah lenyap. Beberapa jendela nako sudah terlepas sebagai jalan si maling masuk. Padahal jarak motor dengan dia tidur tidak sampai 2 meter. Memang pintu kamar tidurnya sedang tidak dikunci.

Yang pernah saya alami sendiri adalah ketika shalat maghrib di masjid. Usai wiridan tidak seperti biasanya ada ribut-ribut di depan masjid. Rupanya salah seorang jamaah kehilangan motornya. Menurut salah seorang saksi mata yang rumahnya dekat masjid, saat jamaah sedang shalat ada 2 pria yang sedang berhenti cukup lama di pinggir jalan dekat masjid. Saat para jamaah sedang shalat mereka pun langsung beraksi. Motor salah seorang kerabat yang diparkir situ yang kayaknya menjadi sasaran. Ini terbukti dengan rusaknya kunci namun rupanya si maling entah kesulitan atau kelamaan membuka kuncinya jadinya gagal membawa motor milik saudara saya itu. Sasaran rupanya beralih ke motor lain di dekatnya yang lebih gampang dirusak kuncinya. Sebenarnya di dekat motor saudara saya kala itu ada motor saya cuma motor saya jeleknya bukan main sehingga malingnya enggak doyan. Kalau mau dibobol kuncinya sangat amat mudah sekali karena masih menggunakan kunci model lama.  

Salah seorang tetangga pernah kehilangan motor saat malam hari. Si tetangga ini suka menyalakan kipas angin saat tidur malam sehingga ketika ada maling masuk dia tidak bisa mendengarnya. Begitulah menurut pengakuannya. Si maling mencuri dengan cara terlebih dahulu dia masuk lewat angin-angin rumah lalu membuka kunci rumah dari dalam. Ya begitulah sekelumit pengalaman hidup saya dengan kisah-kisah korban curanmor. Sampai kapanpun rasa-rasanya curanmor sulit akan diberantas. Lemahnya pengawasan terhadap keamanan lingkungan, lemahnya penegakan hukum, dan kebiasaan masyarakat kita yang suka membeli motor bodong akan membuat curanmor tetap subur entah sampai kapan. Sekarang kalau parkir motor dimanapun yang terasa hanya rasa was-was meskipun di rumah sendiri. 

No comments:

Post a Comment