Friday, December 1, 2017

Tretes Dan Bisnis Plus Plus


      Ketika menyebut Tretes pasti pikiran banyak orang langsung mengasosiasikannya dengan sesuatu yang negatif. Ya apalagi jika bukan masalah industri prostitusi. Jika dibandingkan tahun 1998 ketika ke-2 kalinya saya kesana dan kondisi sekarang tentu sudah jauh berbeda. Saat ini pertumbuhan villa dan hotel sangat pesat di sana. Bahkan banyak rumah hunian yang dipaksakan menjadi villa. Rumah-rumah karaoke juga gampang ditemui di sepanjang jalan di sekitar tempat saya menginap. Setiap saya lewat di depan rumah karaoke selalu saja terdengar ada yang sedang menyanyi. Tulisan kamaran atau villa disewakan ada dimana-mana. Saya juga melihat ada 2 tempat pijat yang entah itu tempat pijat beneran atau tidak bener”. Maklum pintunya tertutup terus dan saya tidak pernah melihat ada orang keluar masuk.
Rupanya tidak banyak yang berubah dengan Tretes yang selalu lekat dengan industri prostitusinya. Alasannya adalah:
1. sabtu sore ketika sedang berjalan-jalan dengan istri saya melihat ada mbak-mbak berpakaian super mini sedang jalan di sebuah gang. Entah istri saya melihatnya atau tidak. Akan tetapi esok harinya istri bercerita bahwa dia barusan melihat mbak-mbak berpakaian mini. Saya tidak yakin jika mbak-mbak ini wanita baik-baik. Begitu pula saat makan durian kami melihat segerombolan wanita heboh makan durian. Dandanannya agak terbuka dengan sebagian pantat jelas terlihat. Jujur saja kalau saya melihat "pemandangan" seperti itu bukannya ON malah langsung OFF hehehe...
2. Ketika pulang dari membeli durian tanpa sengaja saya menemukan k*ndom bekas di pinggir jalan raya. Saya awalnya tak percaya namun saya ajak istri untuk melihat lebih dekat dan memang benar itu adalah k*ndom bekas.
3. Saat berkemas mau pulang saya mengangkat kasur ranjang dan di bawahnya saya menemukan bekas bungkus tisue mag*c.
     Meskipun demikian Tretes tetaplah tempat yang menyenangkan untuk berlibur. Kawasannya sejuk, asri, dan bersih. Warga aslinya juga ramah-ramah. Mereka tidak cuek jika ada pendatang. Jujur kami kerasan seandainya berlama-lama di sana. Sayangnya hujan yang turun terus menerus membuat kami kesulitan menjelajahi aneka tempat wisata yang ada di sana. Airnya juga dingin sekali yang membuat saya malas menyentuh air. Saat air mengenai kulit seperti langsung mengerut. Saya juga melihat anak-anak sekolah di Tretes berbeda dengan di tempat saya. Saat mereka berangkat sekolah sebagian besar mereka memakai angkot atau diantar ortunya. Hanya beberapa yang berangkat menggunakan sepeda. Beda jauh dengan di tempat saya jika hampir semua anak membawa motor sendiri saat ke sekolah padahal jika sudah berada di jalan kelakukan anak-anak sekolah ya begitulah...
     Harga makanan di Tretes juga relatif standar kecuali di dalam kawasan wisata yang cukup mahal. Hampir sama dengan harga makanan di tempat tinggal saya. Kalau rasanya saya agak kurang suka karena
Pintu masuk 02 Kakek Bodo
cenderung manis. Mungkin karena saya sudah terbiasa dengan makanan yang gurih-gurih dan pedas. Sayangnya hanya kenapa tidak ada minimarket 24 jam padahal kawasan ini adalah kawasan yang tak pernah tidur. Padahal di tempat tinggal saya yang lebih sepi ada 2 buah minimarket 24 jam.  

No comments:

Post a Comment