Monday, December 3, 2018

Sudah Kodrat Manusia Hidup Untuk Merusak Alam Semesta


     Tulisan ini saya rilis hari ini (3 Desember 2018) dari kisah hidup saya sendiri selama ini. Saat seseorang sudah berumah tangga maka biasanya mereka akan membuat rumah sendiri terpisah dari orang tuanya. Sebenarnya sih sejak masih bujang saya sudah mampu untuk membangun rumah sendiri, tetapi saya cenderung menunda-nundanya. Alasan saya yang utama adalah membangun rumah akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Pertama daya serap tanah akan berkurang makanya banjir di musim hujan dan kekeringan saat kemarau adalah hal yang sudah tidak bisa dihindarkan lagi. Yang kedua akan semakin berkurangnya pasokan buah-buahan karena banyak pohon ditebang dan yang terakhir akan semakin berkurangnya cacing tanah dan kunang-kunang. Yang ketiga dengan berkurangnya jumlah pohon maka suhu lingkungan akan semakin panas.
      Bahkan walau sudah berumah tangga saya masih terus menerus menunda membuat rumah sendiri sampai akhirnya saya tahu bahwa saya sudah tidak mungkin untuk menundanya lagi. Hari yang saya takutkan itupun datang juga. Beberapa pohon dan tanaman yang sudah berusia belahan hingga puluhan tahun di pekarangan terpaksa dibabat habis untuk calon lokasi rumah. Sedih sekali rasanya melihat pohon-pohon itu tumbang semuanya. Saya tahu bahwa saya sudah membuat kerusakan nyata di muka bumi ini tetapi saya tidak memiliki pilihan lain. Ketika eksploitasi berbenturan dengan konservasi maka saya tahu jika eksploitasi akan selalu menang. Saya sadar mungkin memang sudah jalan hidup manusia harus dengan merusak alam semesta ini.  Teknologi yang digadang-gadang membawa manusia ke arah kehidupan yang lebih baik namun di sisi lain sebenarnya memiliki sisi gelap laksana dua keping sisi mata uang yang akan cepat atau lambat mendorong ke arah kehancuran alam. Pada dasarnya manusia tengah membangun lubang kuburnya sendiri. Saya hanya bisa pasrah menghadapi semua ini.

No comments:

Post a Comment