Memasuki Oktober
biasanya musim hujan telah datang. Sebenarnya tidak ada yang menakutkan dengan
musim hujan karena toh meskipun tidak diundang juga saban tahun musim hujan
pasti datang. Masalahnya bukan cuma karena di bulan Oktober ada pesta Halloween
yang identik dengan yang seram-seram tetapi ini nih hampir setiap hari listrik
padam. Saya tidak tinggal di luar Jawa atau tempat yang terpencil tetapi itulah
kenyataannya kalau musim hujan sudah datang. Kadang walau hujan tidak turun
tetapi frekuensi pemadaman listrik menjadi sering. Kadang durasinya lama hingga
seharian tetapi kadang singkat cuma beberapa menit. Kadang sehari cuma sekali kadang sehari bisa sampai 5x. Sebenarnya sih saya tidak
begitu pusing dengan pemadaman listrik ini cuma anak saya itu paling tidak
tahan dengan hawa panas. Jadi kalau listrik padam udah deh saya atau istri
pasti pegal-pegal tangannya mengipasi si kecil yang kepanasan. Belum lagi dia
pasti akan rewel habis-habisan karena TV tidak bisa dinyalakan. Yang paling
menakutkan kalau padamnya pas malam sudah pasti seisi rumah akan heboh karena
si kecil yang takut gelap. Awal-awal masih bisa menyalakan genset meskipun
boros BBM. Satu jam bisa mengkonsumsi 1 liter bensin padahal yang dinyalaikan
cuma beberapa lampu. Belum lagi suaranya yang berisik. Cuma si genset ini kayaknya
high maintenance. Entah kenapa mudah banget rusak. Bentar-bentar masuk bengkel
sehingga sekarang kalau padam paling cuma menyalakan lampu darurat doang. Lama-lama
makin malas bawa ke bengkel. Sekarang cuma dibiarkan mangkrak. Genset-genset
punya tetangga banyak juga yang mangkrak karena rusak.
Sebenarnya maklum-maklum
saja kalau listrik sering padam saat musim hujan. Biasanya sih alasan utama pihak PLN
kan karena banyak pohon tumbang (cuma saya heran apakah setiap hari memang ada
pohon tumbang?) Yang aneh juga adalah kalau kemarau kadang masih saja suka padam meski
tidak sesering musim hujan. Apa lagi alasannya? Waduk kering? Kalau jaman
dahulu saat PLN masih bertumpu pada PLTA wajarlah tapi sekarang bukankah PLN
sudah tidak mengandalkan PLTA lagi? Bukankah sudah menggunakan batu bara
sebagai sumber energi utama? Yang lebih meresahkan lagi adalah dengan begitu
seringnya padam akan membuat alat-alat elektronik jadi cepat rusak. Kerabat saya
yang bekerja sebagai servis panggilan pernah bilang jika listrik yang padam
kemudian menyala kembali kurang dari semenit akan menyebabkan peralatan
elektronik yang menggunakan kompresor misal kulkas akan cepat rusak. Saya pikir
memang demikian adanya. Saya melihat jika listrik padam kemudian menyala
kembali maka kompresor kulkas akan diam tetapi seperti menyedot listrik yang
sangat banyak karena terlihat nyala lampu-lampu (kalau malam) jadi agak
meredup. Kalau steker kulkas saya cabut langsung nyala lampu-lampu menjadi
benderang kembali. Entahlah mungkin kulkas saya yang model lama kelakuannya
seperti itu (tidak bisa otomatis atau kurang "smart") atau bagaimana saya kurang tahu. Jadilah cuma bisa pasrah saja
sekarang kalau listrik sering padam hampir tiap hari saat musim hujan. Akan tetapi
saya masih beruntunglah. Ada satu teman yang listrik di rumahnya padam hampir
setiap hari tidak peduli musim hujan atau kemarau. Katanya sih trafo di
daerahnya sudah overload sehingga sering terbakar. Jadi pihak PLN cuma tambal
sulam saja. Bukannya mengganti trafo dengan kapasitas lebih besar tetapi hanya
memperbaiknya saja saat rusak jadinya tak berapa lama kemudian rusak lagi. Begitu seterusnya. Padahal
teman saya ini memiliki usaha fotocopy yang sangat bergantung pada listrik. Saya
lihat usaha fotocopynya sekarang kayak kurang maju mungkin karena terbeban
dengan biaya operasional genset yang tinggi akibat sering padamnya listrik.
No comments:
Post a Comment