Thursday, January 26, 2017

Kisah Memelihara Ikan Hias Yang Berakhir Tragis

Dari dulu saya paling tidak suka memelihara ikan hias. Bukannya saya tidak suka dengan ikan hias tetapi memeliharanya bagi saya cukup merepotkan sementara istri saya sudah lama sekali ingin memelihara ikan hias. Akan tetapi istri terus menggedor pertahanan saya sehingga akhirnya jadilah pertahanan saya rontok juga. Saya ijinkan istri memelihara ikan hias. Jadilah saya mengantarkan istri pergi ke lapak yang jual ikan hias. Ikan yang dipilih cupang warna hitam. Gak tahu deh kenapa kok memilih ikan jenis ini. Mungkin karena siripnya yang menarik seperti bendera berkibar-kibar itulah. Sesampainya di rumah ikan langsung dimasukkan ke dalam stoples. Masalahnya adalah anak saya yang masih kecil langsung mempraktekkan lagunya Joshua tuh “Diobok ikannya diobok-obok..” dan memang benar ikannya jadi mabok semua. Alhasil terpaksa deh beli akuarium + aerator + aksesorisnya keesokan harinya. Untuk menambah koleksi ikan, istri membeli lagi ikan hias warna oranye. Entah ikan apa itu. Masalahnya adalah rupanya istri tidak paham jika ikan cupang tidak boleh dicampur dengan jenis ikan lain dalam 1 akuarium. Hasilnya 3 ekor ikan oranye itu mati semua beberapa hari kemudian karena dihajar si cupang. Ujung-ujungnya saya yang dapat getahnya yaitu disuruh mengambil bangkai ikan dan membuangnya padahal saya paling tidak menyukai pekerjaan itu. Akhirnya si cupang dipindah ke bak kamar mandi.

Istri kemudian membeli ikan bergaris-garis yang saya juga tidak tahu ikan apa itu. rupanya anak saya terlalu bersemangat ikutan memelihara ikan sehingga tanpa setahu saya dan istri dia memasukkan pakan ikan terlalu banyak ke dalam akuarium. Walhasil air di dalam akuarium menjadi keruh. Keesokan harinya terpaksa istri menguras akuariumnya. Semua aksesorisnya dijemur. Oleh anak saya aksesoris itu dibuat mainan dan jatuh sehingga ada yang rusak. Belum lagi batu-batu warna warni di dasar akuarium rupanya membuat kotoran ikan tidak bisa tersedot aerator sehingga akhirnya batu-batu itu tidak dikeluarkan dari akuarium dan menjadi mainan si kecil. belum usai di situ rupanya suasana akuarium menjadi gelap dan kurang menarik maka jadilah kemudian membeli lampu akuarium. Eh ternyata lampu ini susah banget diam di tempatnya. Kadang miring kadang merosot. Untuk melengkapi koleksi istri saya kemudian berniat memelihara kura-kura. Saya tidak begitu setuju karena setahu saya memelihara kura-kura itu jauh lebih sulit. Keponakan saya sudah menghabiskan entah berapa kura-kura di akuariumnya tetapi ya sudahlah daripada ribut. Ternyata harga kura-kura lumayan mahal. Oleh istri kura-kura ini dicampur dengan ikan hias di akuarium. Ternyata kura-kura membutuhkan basking area buat beristirahat. Jadilah volume air di dalam akuarium dikurangi supaya kura-kura dapat beristirahat di salah satu aksesoris berupa rumah jamur di dalam akuarium. Rupanya kura-kura memerlukan air hangat sehingga setiap pagi dia dipindahkan ke bak mandi berisi air di halaman. Merepotkan banget tetapi toh bukan saya yang harus melakukannya jadi saya no komen. Belum lagi kura-kura ini tidak doyan pelet ikan. Dia mintanya ikan laut jadi terpaksa harus menyuapinya.

Sampai kemudian suatu siang saat saya shalat di kamar tiba-tiba mendengar suara seperti hujan tetapi saya pikir itu tidak mungkin karena cuaca sedang cerah. Karena penasaran saya langsung keluar dan ternyata akuarium bocor!! Airnya tumpah kemana-mana. Yang saya selamatkan pertama adalah hape yang sedang dicas di dekat akuarium. Saya langsung kasih tahu istri dan kemudian akuarium langsung dibawa keluar rumah. Hampir sesorean istri membersihkan semua kekacauan itu. Syukurlah hape tidak sampai rusak meskipun habis berendam di air tumpahan akuarium. Saya sendiri tidak tahu kenapa bisa bocor begitu. Akhirnya setelah akuarium kering saya coba cat dengan cat anti air. Karena akuarium sudah rusak jadilah si kura-kura dipelihara di bak plastik di luar rumah. Beberapa hari kemudian si kura-kura mati dan lagi-lagi saya yang disuruh membuang bangkainya ke sungai. Hadeeeh...

Update:
Setelah cat kering kemudian saya tes kebocoran akuarium. Saya isi dengan air sedikit semalaman dan ternyata tidak bocor sehingga keesokan harinya akuarium langsung dipakai tetapi tidak sampai sore eh bocor lagi. Akhirnya terpaksa dikandangkan tuh akuarium. Mendadak bapak punya inisiatif dengan mencoba melapisi dasar akuarium dengan semen. Setelah semen kering saya coba dengan air sedikit semalaman dan tidak bocor namun ketika diisi dengan banyak air kembali bocor parah. Bener-bener deh nyusahin banget akuarium ini. Saat ini akuarium itu mangkrak di dalam gudang menjadi sarang debu dan laba-laba.

No comments:

Post a Comment