Dari dulu
saya paling tidak suka memelihara ikan hias. Bukannya saya tidak suka dengan
ikan hias tetapi memeliharanya bagi saya cukup merepotkan sementara istri saya
sudah lama sekali ingin memelihara ikan hias. Akan tetapi istri terus menggedor
pertahanan saya sehingga akhirnya jadilah pertahanan saya rontok juga. Saya ijinkan
istri memelihara ikan hias. Jadilah saya mengantarkan istri pergi ke lapak yang
jual ikan hias. Ikan yang dipilih cupang warna hitam. Gak tahu deh kenapa kok
memilih ikan jenis ini. Mungkin karena siripnya yang menarik seperti bendera
berkibar-kibar itulah. Sesampainya di rumah ikan langsung dimasukkan ke dalam
stoples. Masalahnya adalah anak saya yang masih kecil langsung mempraktekkan
lagunya Joshua tuh “Diobok ikannya diobok-obok..” dan memang benar ikannya jadi
mabok semua. Alhasil terpaksa deh beli akuarium + aerator + aksesorisnya keesokan
harinya. Untuk menambah koleksi ikan, istri membeli lagi ikan hias warna oranye.
Entah ikan apa itu. Masalahnya adalah rupanya istri tidak paham jika ikan
cupang tidak boleh dicampur dengan jenis ikan lain dalam 1 akuarium. Hasilnya 3
ekor ikan oranye itu mati semua beberapa hari kemudian karena dihajar si
cupang. Ujung-ujungnya saya yang dapat getahnya yaitu disuruh mengambil bangkai
ikan dan membuangnya padahal saya paling tidak menyukai pekerjaan itu. Akhirnya
si cupang dipindah ke bak kamar mandi.
Istri kemudian
membeli ikan bergaris-garis yang saya juga tidak tahu ikan apa itu. rupanya
anak saya terlalu bersemangat ikutan memelihara ikan sehingga tanpa setahu saya
dan istri dia memasukkan pakan ikan terlalu banyak ke dalam akuarium. Walhasil air
di dalam akuarium menjadi keruh. Keesokan harinya terpaksa istri menguras
akuariumnya. Semua aksesorisnya dijemur. Oleh anak saya aksesoris itu dibuat
mainan dan jatuh sehingga ada yang rusak. Belum lagi batu-batu warna warni di
dasar akuarium rupanya membuat kotoran ikan tidak bisa tersedot aerator
sehingga akhirnya batu-batu itu tidak dikeluarkan dari akuarium dan menjadi
mainan si kecil. belum usai di situ rupanya suasana akuarium menjadi gelap dan
kurang menarik maka jadilah kemudian membeli lampu akuarium. Eh ternyata lampu
ini susah banget diam di tempatnya. Kadang miring kadang merosot. Untuk melengkapi
koleksi istri saya kemudian berniat memelihara kura-kura. Saya tidak begitu
setuju karena setahu saya memelihara kura-kura itu jauh lebih sulit. Keponakan saya
sudah menghabiskan entah berapa kura-kura di akuariumnya tetapi ya sudahlah
daripada ribut. Ternyata harga kura-kura lumayan mahal. Oleh istri kura-kura
ini dicampur dengan ikan hias di akuarium. Ternyata kura-kura membutuhkan
basking area buat beristirahat. Jadilah volume air di dalam akuarium dikurangi
supaya kura-kura dapat beristirahat di salah satu aksesoris berupa rumah jamur
di dalam akuarium. Rupanya kura-kura memerlukan air hangat sehingga setiap pagi
dia dipindahkan ke bak mandi berisi air di halaman. Merepotkan banget tetapi
toh bukan saya yang harus melakukannya jadi saya no komen. Belum lagi kura-kura
ini tidak doyan pelet ikan. Dia mintanya ikan laut jadi terpaksa harus
menyuapinya.
Sampai kemudian
suatu siang saat saya shalat di kamar tiba-tiba mendengar suara seperti hujan
tetapi saya pikir itu tidak mungkin karena cuaca sedang cerah. Karena penasaran
saya langsung keluar dan ternyata akuarium bocor!! Airnya tumpah kemana-mana. Yang
saya selamatkan pertama adalah hape yang sedang dicas di dekat akuarium. Saya langsung
kasih tahu istri dan kemudian akuarium langsung dibawa keluar rumah. Hampir sesorean
istri membersihkan semua kekacauan itu. Syukurlah hape tidak sampai rusak
meskipun habis berendam di air tumpahan akuarium. Saya sendiri tidak tahu
kenapa bisa bocor begitu. Akhirnya setelah akuarium kering saya coba cat dengan
cat anti air. Karena akuarium sudah rusak jadilah si kura-kura dipelihara di
bak plastik di luar rumah. Beberapa hari kemudian si kura-kura mati dan
lagi-lagi saya yang disuruh membuang bangkainya ke sungai. Hadeeeh...
Update:
Setelah cat kering kemudian saya tes kebocoran akuarium. Saya isi dengan air sedikit semalaman dan ternyata tidak bocor sehingga keesokan harinya akuarium langsung dipakai tetapi tidak sampai sore eh bocor lagi. Akhirnya terpaksa dikandangkan tuh akuarium. Mendadak bapak punya inisiatif dengan mencoba melapisi dasar akuarium dengan semen. Setelah semen kering saya coba dengan air sedikit semalaman dan tidak bocor namun ketika diisi dengan banyak air kembali bocor parah. Bener-bener deh nyusahin banget akuarium ini. Saat ini akuarium itu mangkrak di dalam gudang menjadi sarang debu dan laba-laba.
No comments:
Post a Comment