Friday, September 7, 2018

Kelakuan Buruk Para Pengguna Jalan Di Indonesia (I)

1. Tidak peduli dengan keselamatan diri sendiri dan sesama pengguna jalan. Menjaga keselamatan diri sendiri dan pengguna jalan lain adalah aturan yang paling dasar sebelum seseorang memegang atau menjalankan kendaraan. Sayangnya kenyataan di lapangan membuktikan aturan yang paling dasar ini pun banyak orang yang sudah tidak mempedulikannya. Kalau sudah begini tidak peduli seaman apapun teknologi alat dan sarana transportasi dirancang tetap akan sia-sia belaka. Orang-orang seperti ini menurut saya sama buruknya dengan teroris yang sering menghancurkan tempat-tempat ibadah. Kita selalu takut dan menghindari teroris tempat ibadah tetapi sebenarnya di jalan kita malah sering menjumpai teroris-teroris jalanan ini. Coba dalam setahun berapa jumlah korban akibat teroris tempat ibadah jika dibandingkan dengan teroris jalanan? Angkanya pasti jomplang tapi anehnya kita lebih takut dengan teroris tempat ibadah. Oleh sebab itu saya sangat setuju jika pihak POLRI akan menerapkan tes psikologi kepada para pemilik SIM saat perpanjangan jika tujuan utamanya untuk menyaring orang-orang yang tidak peduli dengan keselamatan bersama. Asalkan tes ini benar-benar diterapkan sungguh-sungguh dan bukan cuma formalitas. Sayangnya tes ini memiliki sebuah kelemahan besar yaitu hanya bisa dilakukan untuk orang yang memiliki SIM. Lantas bagaimana dengan pengendara yang tidak memilikinya? Otomatis mereka takkan bisa dijaring. Padahal jumlah pengendara yang tidak memiliki SIM sangat banyak di tempat saya. Entah di daerah lain apakah demikian atau tidak. Bahkan saudara ipar seorang mahasiswa yang kuliah di kota selama bertahun-tahun aman-aman saja melenggang setiap hari menempuh jalan raya tanpa memiliki SIM sama sekali. Uniknya dia sama sekali tidak pernah tertangkap razia. 
     Kejadian ekstrim yang pernah saya dengar sendiri adalah kecelakaan besar yang terjadi beberapa tahun lalu di dekat terminal bus Ambulu. Saya tidak menyaksikan langsung hanya mendengar dari beberapa orang yang sudah menyaksikan sendiri langsung. Saat itu ada sebuah truk bermuatan jagung berlebihan yang ambruk menimpa motor di sampingnya. Dua pemuda pengendara motor langsung meninggal di tempat tertimpa jagung entah berapa ton. Jagung juga menimpa sebuah lapak tukang cukur di pinggir jalan hingga hancur. Si sopir melarikan diri tetapi tertangkap beberapa hari kemudian. Ini adalah satu contoh teroris jalan yang menurut saya patut dihukum berat karena sudah tidak mempedulikan keselamatan pengguna jalan lain. Kalau ditanya paling juga jawabannya itu karena sedang sial padahal sudah jelas-jelas itu karena kecerobohan dan kedunguannya telah melakukan pelanggaran aturan.  Sekarang saya tidak perlu menunggu 1-2 jam, cukup beberapa menit saja berkendara maka saya pastikan akan bisa bertemu dengan minimal satu pengemudi berkelakuan buruk di jalanan.
     Pernah suatu pagi saat sedang joging melewati jalan sempit dari arah depan sebuah mobil melaju kencang. Saya pun dengan cepat melompat keluar jalan karena saya yakin jika saya masih bertahan di atas jalan maka mobil itu akan pasti menyerempet saya. Begitu pula pernah suatu pagi saat sedang mengantar makanan buat pekerja di ladang, ketika melewati sebuah jembatan sempit mendadak dari arah depan sebuah motor dengan kencangnya belok kanan langsung masuk  ke jembatan dimana saya sedang berada di atasnya. Masalahnya adalah motor itu membawa gerobak berisi daun tembakau sehingga memenuhi jembatan yang sudah sempit sekali. Saya yang sudah berada di atas jembatan duluan jadi bingung, maju salah mau mundur tidak bisa. Eh si pengendara gila itu masih nekad juga merangsek maju sehingga saya terpaksa mepet ke pagar jembatan di sisi kiri. Rupanya bukan cuma gila tapi pengendaranya juga sembrono. Di atas gerobak dia sembarangan mengikat tali dari bahan ban. Tali itu pun kemudian menyangkut di tuas rem motor saya. Saya pun kemudian hampir terseret tapi buru-buru saya berteriak. Dia pun menghentikan aksi gilanya itu dan saya pun berusaha melepaskan tali dari tuas rem. Untung bisa. Kalau tidak saya pasti jatuh di atas jembatan. Eh bukannya meminta maaf tapi pelaku kemudian langsung kabur. Indonesia banget gitu loohh... Pernah juga saya naik motor dan di kanan ada mobil parkir di jalan yang memang sudah sempit. Eh di depan ada motor masih nekad menerobos masuk ke jalur saya. Kontan saya membunyikan klakson berulang ulang tetapi entah setan apa yang sedang merasuki pengendara itu dia masih nekad juga dan hasilnya menyerempet tuas rem dan kaki istri saya. Yang saya ceritakan ini baru satu contoh kecil dan sebenarnya masih banyak kisah-kisah lain yang akan sangat panjang sekali jika ditulis. Intinya jalan raya sekarang sudah dipenuhi oleh orang-orang gila yang sama sekali tidak peduli dengan keselamatan diri sendiri dan pengguna jalan lainnya.  Sudah tidak ada bedanya antara hutan rimba dengan jalan raya saat ini. Akan tetapi anehnya masih banyak orang yang menyukai berlama-lama di jalanan. Semakin hari jalanan semakin berbahaya. 
2. Suka menggunakan klakson seperti orang gila. Pada suatu hari saat menemui sebuah perempatan di depan ada motor yang membawa kotak besar sedang berputar-putar. Jelas kalau saya mendekat maka saya akan tersenggol. Makanya saya menjaga jarak dengan cara memilih posisi agak minggir ke kiri. Mendadak di belakangan ramai klakson seperti suara bus. Saya heran bagaimana bus bisa lewat jalan kecil begitu? Saya pun menoleh rupanya seorang pengendara motor Sup*a X marah-marah kepada saya karena saya dianggap menghalangi jalannya yang akan belok ke kiri. Saya heran apakah dia tidak melihat jika di depan saya sedang ada motor yang sedang melakukan manuver berbahaya? Ditambah lagi itu klakson motor mengapa dimodifikasi seperti suara klakson bus dan dibunyikan sangat berisik? Gak sekalian pasang sirine dan lampu strobo biar semua orang yang lain menyingkir dari jalan. Emang jalan moyangnya apa? 

     Banyak pengendara yang tidak menyadari bahwa menggunakan klakson berlebihan adalah salah satu bentuk pelanggaran lalu lintas. Pernah saya melihat pengendara motor mengklakson apa saja yang ada di depannya bahkan orang sedang duduk makan di warung bakso di pinggir jalan juga diklakson. Yang aneh saya pernah melihat sendiri seorang pengguna motor melewati jalanan sepi di tengah sawah yang tidak ada siapapun di situ dan anehnya dia masih membunyikan klakson seolah-olah di depannya lagi banyak kendaraan. Apakah dia sedang melihat jin atau tuyul duduk-duduk di tengah jalan? Klakson berlebihan bagi saya terkesan provokatif, tidak sabaran, dan semaunya sendiri. Sudah tahu jalan padat dan  sempit eh masih juga pakai klakson berkali-kali. Kadang juga lampu lalu lintas belum hijau (masih merah) yang belakang sudah klakson-klakson tak jelas. Apa kita yang ada di depannya disuruh menerobos lampu merah? Capede… Akan tetapi itulah kenyataan di lapangan sekarang. Klakson sudah seperti candu yang menimbulkan adiksi sehingga entah sedang dibutuhkan atau tidak orang ingin membunyikan klakson terus menerus di jalan. Mungkin banyak orang yang menganggap bahwa klakson adalah bentuk kecil dan sederhana sirine mobil DAMKAR atau ambulance sehingga ketika dibunyikan secara berlebihan maka sudah dikira memiliki kekuatan hukum yang sama dengan sirine. Cara berpikir yang ampun deh.

3. Mahal kasih lampu sein. Para pengguna kendaraan di Indonesia paling pelit kasih lampu sein. Jadi kalau di perempatan atau pertigaan saya harus tebak-tebak dahulu ini orang mau belok kanan kiri atau terus. Namanya juga tebak-tebakan kadang salah kadang benar tetapi tetap saja bikin tidak nyaman dan tidak aman. Padahal menurut saya menyalakan lampu sein tidak memerlukan banyak energi. Yang lebih parah adalah jika nyala lampu sein tidak sesuai dengan arah beloknya. Nyala sein ke kiri eh belok ke kanan atau sebaliknya kayak main tipu-tipu (ini bukan cuma kelakuan emak-emak saja lho). Ntar kalau ketabrak pasti nyalahin yang nabrak tapi anehnya mereka sendiri sudah kasih arah sein yang salah.
4. Menyalip pada marka tidak terputus. Marka yang tidak terputus sebenarnya mengingatkan pengendara agar tidak menyalip melewatinya karena jika dilanggar maka kemungkinan besar akan berbahaya. Akan tetapi selama ini saya menyaksikan jika pengguna jalan kita nyaman-nyaman saja saat menerobos marka tanpa putus ini. 

5. Menyalakan lampu jarak jauh secara terus menerus pada malam hari. Mungkin masyarakat kita sedang terjangkit penyakit SMS atau suka melihat orang silau. Sepertinya sebuah kebanggaan di negara ini orang-orang bisa membikin silau pengendara lainnya. Apalagi bisa sampai jatuh atau celaka pasti akan jauh lebih membanggakan lagi.
6. Ugal-ugalan. Kadang jalan udah sempit, rusak, dan padat eh masih saja nekad mengebut. Serempet kanan kiri tanpa mempedulikan keselamatan pengguna jalan lain. Di kampung saya ada salah seorang pemuda yang sudah sangat tersohor akan kelakuannya ini di jalan jika sedang mengendarai mobil. Begitu mengendarai mobil maka pemuda ini seolah melihat di depan adalah sebuah jalan raya yang kosong melompong bak di sirkuit balap. Saya pernah menyaksikan sendiri aksi ugal-ugalannya di suatu sore. Sayang saya tidak punya action cam buat merekam aksinya itu.
(Bersambung ke bagian II).













No comments:

Post a Comment