Harga mobil semakin hari semakin murah saja. Kalau dulu hanya orang-orang berduit yang mampu memiliki mobil tetapi sekarang banyak warga desa yang mampu memiliki mobil sendiri (walaupun kebanyakan bekas). Bahkan sudah pemandangan lumrah ada yang mobilnya sampai berderet-deret. Nah saya akan mencoba mengumpulkan sejumlah fakta para pemilik mobil ini.
1. Hanya buat gengsi!
Suatu hari saya pernah bertanya kepada salah satu tetangga yang baru punya mobil, "Eh mobilnya kok tidak pernah dimasukin garasi? Apa enggak takut dicuri maling?". Saya tahu dia punya garasi tertutup di samping rumahnya. Dia jawab dengan enteng, "Kalau mobilnya dimasukkin garasi ntar gak kelihatan dong?!". Lah jadi punya mobil itu cuma buat pamer?? Kalau mobilnya itu mobil mewah dan baru, it's OK. Mobilnya juga cuma mobil bekas sejuta umat, apa istimewanya?? Ya begitulah faktanya. Tidak salah sebenarnya karena memang inilah arus jaman sekarang. Katanya sih ini jaman edan kalau enggak edan gak keduman (= dapat jatah). Kalau istilah terbaru mungkin ini yang namanya PANSOS (panjat sosial) kali ya? Tak peduli prestasi seuprit yang penting gengsinya selangit π
Maklum masih banyak orang termasuk warga desa yang menganggap bahwa gengsi itu adalah sukses. Sebaliknya sukses juga harus bergengsi. Kalau sukses belum menghasilkan sesuatu yang bergengsi maka itu belum sukses namanya. Tiga tahun lalu ortu saya menjual sawah yang harganya sekitar Rp 200 juta dan tebak siapa pembelinya? Seorang pedagang sayur biasa! Usai dia membayar lunas tidak ada kabar menghebohkan tentang dirinya. Semua orang menganggapnya biasa-biasa saja. Nah beda kasusnya jika ada warga yang baru saja membeli mobil walaupun harganya cuma Rp 50 juta langsung jadi buah bibir sekampung selama berpekan-pekan bahkan berbulan-bulan. Pemilik mobil secara otomatis akan mendapatkan label sukses tetapi pemilik sawah, ladang, ternak, usaha, dll walaupun secara nominal asetnya jauh lebih banyak tidak secara otomatis akan mendapatkan label sukses. Jujur saya benar-benar tak menyangka jika untuk meraih "sukses" ternyata cuma bisa begini sepelenya π Semua orang ingin dianggap sukses. Haregene siapa sih orangnya yang tidak mau dilabeli sukses? Asal sudah ada mobil nongkrong di depan rumah maka itulah sukses yang "sebenarnya".
2 Jarang Dipakai
Kalau naik mobil diajak saudara atau tetangga selalu saja ada masalah yang tidak bikin nyaman. Contoh mobil kakak itu jarang sekali diservis. Pintunya pada macet. Bau solarnya mesti masuk kabin, makanya kepala saya selalu pusing saat berada di dalamnya. Adalagi punya kenalan kaca jendelanya macet dan koplingnya dah aus cuma dibiarin aja bertahun-tahun. Waktu saya tanya kakak kenapa kok tidak dibawa ke bengkel buat dibetulin? Dia berkilah nanti bakalan cuma menghabiskan banyak uang! Lah yang namanya punya kendaraan ya gak cuma siap biaya kepemilikannya doang tetapi juga biaya perawatannya kan?! Jujur saya belum pernah naik mobil tetangga atau kenalan dan merasa nyaman 100%. Malah pernah saya jatuh sakit sehabis naik mobil gara-gara saking buruknya mobilnya. Maksudnya kalau dilihat dari luar body mobil memang masih kelihatan kinclong tetapi kalau dikendarai ampun deh masih nyaman naik gerobak sapi! Kebanyakan mobil cuma dikendarai melulu tanpa dirawat. Badannya masih semlohai tetapi ternyata di dalamnya "jantung, paru-paru, dan ginjalnya" udah penyakitan semuanya.
4. Naik mobil = naik motor
Banyak warga desa yang menyamakan naik mobil dengan naik motor. Contohnya jalan-jalan di pedesaan kebanyakan sempit-sempit sehingga kalau buat berpapasan 2 mobil tidak bisa tanpa salah satu atau keduanya menurunkan roda keluar jalan. Diperlukan kesabaran ekstra saat mengendari mobil di jalan-jalan sempit seperti ini dan inilah yang banyak yang tidak dipahami. Sudah tahu jalan sempit dan dari arah depan ada kendaraan lain masih nekad saja menyalip dengan mengambil jalur kanan. Akhirnya kendaraan dari arah berlawanan terpaksa keluar dari jalan. Ini kan konyol namanya tetapi sayangnya sampai sekarang dianggap lumrah dan umum atau malah hebat kali ya? Begitu pula jalan berlubang-lubang anehnya masih nekad mengebut saja. Saya sampai heran kok bisa ya jalan rusak begitu tetapi masih gas pol? Ajaib! Ada juga yang sering saya lihat menyalakan lampu hazard buat belok. Mungkin terlihat keren tetapi memang benar, tampak keren sekali bodohnya hehe... Wooiii anda itu naik mobil bukan naik motor yang badannya jauh lebih kecil! Kalau jalannya sempit ya jangan nekad ambil jalur kanan atau mengebutlah. Punya mobil tidak lantas membuat jalan raya jadi punya lo juga kaliii!! Kalau nabrak orang ntar cuma bisa cuci tangan atau nyalahin yang lain atau menganggap itu sekedar kecelakaan doang yang tak disengaja. Padahal udah jelas kalau biangnya adalah ramuan gengsi dan keg0bl0kan nan absolut!
5. Selalu mengeluh pajak
Iyalah pajak mobil ya mahal, kalau gak mau bayar pajak kendaraan pakai sepeda aja. Pajak berasa mahal karena memang fungsi kendaraannya cuma sebagai gengsi-gengsian doang. Coba kalau mobilnya dipakai buat kegiatan-kegiatan produktif seperti ngojek, menimbun bensin Premium π, atau jualan baju di pinggir jalan tentu akan lain cerita. Dimana-mana yang namanya gengsi itu mahal cuyy!
6. Pelit Nyalain AC
Saya tidak tahu mengapa banyak pemilik mobil selalu mengabaikan AC ini. Pertama entah mengapa banyak pengendara yang tidak mau menyalakan AC dan lebih memilih pakai angin jendela. Apakah untuk mengirit konsumsi BBM? Sayangnya naik mobil tanpa AC menyala sungguh menyiksa di siang hari. Panas, pengap, dan belum lagi sebentar saja baju udah basah oleh peluh. Mobilnya (kelihatan) bagus tapi yang naik di dalamnya berasa tersiksa tak nyaman. Inikah yang namanya gengsi? Hehe... kasihan deh! Yang kedua AC tak pernah dingin. Entah karena memang ACnya disetel pada level minim atau freonnya yang habis atau banyak udara dingin yang keluar dari kabin. Saya tahu kalau AC disetel maksimum memang akan membebani mesin cuma ya paling tidak jangan terlalu pelitlah kasih level pendinginan atau rawatlah ACnya secara rutin. Kalau freon habis ya jangan dibiarkan saja berbulan-bulan. Katanya buat gengsi kok masih pelit?!π
7. Selalu mempersoalkan konsumsi BBM yang banyak
Ya iyalah. Kalau mau irit ya pakai motor 80 cc padahal mana ada mobil jaman sekarang yang 80 cc? Atau dorong saja dijamin bebas konsumsi BBM dan lebih ramah lingkungan haha... Mungkin karena ini jugalah banyak warga desa yang lebih suka menjadikan mobil sebagai pajangan dibandingkan alat transportasi. Kalau cuma jadi pajangan walau tak pernah diisi BBM juga bukan masalah.
8. Merokok di Dalam Kabin
9. Bensin Premium dan Solar Are The Only One Fuel
No comments:
Post a Comment