Monday, March 6, 2017

Berkat Kenduri Yang Semakin Mubazir

     Hidup di desa pasti pernah kenal dengan yang namanya kenduri atau selamatan. Acara ini biasanya diselenggarakan dengan berbagai tujuan. Ada yang sekedar bertujuan agar panen berhasil, mengirim doa untuk kerabat yang sudah meninggal, atau menyambut kedatangan sang jabang bayi. Umumnya acara diselenggarakan usai Ashar, Maghrib, atau Isyak. Saat jelang pulang tiap jamaah pasti akan diberi yang namanya berkat. Berkat ini terdiri dari nasi, sayur, daging, dan kue-kue. Nah masalahnya sering sekali berkat di jaman sekarang menjadi sesuatu yang mubazir. Adapun alasannya:
1. Banyak keluarga sekarang sudah tidak mengandalkan berkat untuk memenuhi kebutuhan makan mereka sehari-hari. Kalau jaman dulu mungkin iya tetapi sekarang sudah tidak relevan lagi. Kalau ada orang yang mengetahui ada tetangga akan mengadakan kenduri mereka tidak secara otomatis “Ah aku kurangi masak nasinya kan nanti makan malam dapat berkat kenduri dari si A”. Saya yakin sudah tidak ada yang berpikiran begitu. Mereka pasti akan memasak dengan jumlah seperti hari-hari biasa. Kalau sudah begini jelas yang namanya berkat akan jadi mubazir.
2. Berkat adalah masakan homemade dimana skill si pemasak sangat bervariasi. Oleh sebab itu kita akan menjumpai lauk ayam panggang yang terlalu asin, rempeyek yang masih mentah, atau donat bantat .
3. Terkadang sebagian masakannya sudah membusuk disebabkan kurang matang saat memasaknya atau masakan pagi hari yang dihidangkan sore atau malam hari.
4. Banyak masakannya dibuat ala kadarnya sehingga tidak menarik khususnya buat anak-anak. Kalau pisang goreng ya udah paling cuma digoreng doang. Kue-kue seperti apem contong atau juadah juga sudah bukan hidangan menarik lagi di era ini. Coba kalau dikasih roti atau cake berlapis keju atau cokelat yang tebal pasti bentar aja ludes. Mereka memasak bukan untuk memenuhi selera keluarga si jamaah tetapi lebih karena tradisi karena di dalam kenduri banyak sekali makanan yang menjadi simbol sebuah filsafat yang tentu tidak boleh digantikan dengan yang lain. Semisal kue apem itu untuk meminta maaf dari almarhum. Begitu juga dengan jenang merah putih. Saya juga tidak begitu paham dengan simbol-simbol yang ada tetapi tentu tetap menjadi tradisi yang harus saya hormati.
5. Terlalu banyak kenduri dalam semalam. Kadang dalam semalam bisa sampai ada 3 kali kenduri yang berarti jamaah akan mendapatkan 3 buah berkat. Keluarga mana yang bisa menghabiskan 3 buah berkat dalam semalam? Ujung-ujungnya paling dikasihkan orang lain tetapi masalahnya para tetangga dekat biasanya juga sama-sama sudah mendapat jatah berkat. Akibatnya sasaran harus beralih ke kerabat yang lebih jauh dan biasanya kebanyakan orang (termasuk saya) malas kalau malam-malam lewat isyak atau hampir larut malam pergi jauh-jauh hanya untuk mengantar berkat.
6. Waktunya yang kadang terlalu larut. Ini biasanya masalah buat acara kenduri yang diselenggarakan usai isyak yang acaranya bakal selesai sekitar pukul 20.30. Siapa orangnya yang mau makan lagi jam segitu? Lagipula makan berat sebelum tidur akan membuat asam lambung mudah naik dan bisa menyebabkan obesitas.

     Akhirnya kalau ada berkat di rumah biasanya nasinya dijemur keesokan harinya menjadi karak untuk bahan nasi aking sementara sayurnya dibuang atau dikasihkan ayam. Kalau lauk daging kadang dikasihkan kucing sedangkan kue-kue kalau tidak dimakan ya berkah buat tong sampah. Ada satu dua orang yang saya tahu sudah mencoba membuat terobosan dengan mengganti makanan yang sudah masak dengan bahan makanan yang masih mentah seperti beras, minyak, dan gula. Sebuah terobosan yang patut diacungi jempol karena sudah pasti tidak ada yang namanya mubazir karena semua bahan makanan itu tidak mudah rusak atau lekas membusuk sehingga bisa memberikan manfaat yang lebih banyak. Akan tetapi sepertinya apa yang sudah mereka lakukan rupanya tidak mendapat tanggapan positif dari banyak orang. Buktinya tidak ada yang kemudian mengikuti jejak mereka. Mungkin salah satu penyebabnya sudah jelas, banyaknya simbol filsafat di dalam acara kenduri itulah yang membuatnya tidak bisa bertransformasi ke arah yang baru. Berharap saja ada yang memelopori transformasi kenduri ke arah baru yang lebih bermanfaat. Ingatlah Allah tidak menyukai sesuatu yang mubazir apalagi soal makanan.

No comments:

Post a Comment