Hidup di
desa pasti pernah kenal dengan yang namanya kenduri atau selamatan. Acara ini
biasanya diselenggarakan dengan berbagai tujuan. Ada yang sekedar bertujuan
agar panen berhasil, mengirim doa untuk kerabat yang sudah meninggal, atau
menyambut kedatangan sang jabang bayi. Umumnya acara diselenggarakan usai
Ashar, Maghrib, atau Isyak. Saat jelang pulang tiap jamaah pasti akan diberi
yang namanya berkat. Berkat ini terdiri dari nasi, sayur, daging, dan kue-kue. Nah
masalahnya sering sekali berkat di jaman sekarang menjadi sesuatu yang mubazir.
Adapun alasannya:
1. Banyak keluarga sekarang sudah tidak mengandalkan berkat untuk memenuhi
kebutuhan makan mereka sehari-hari. Kalau jaman dulu mungkin iya tetapi sekarang sudah tidak relevan lagi. Kalau ada orang yang mengetahui ada
tetangga akan mengadakan kenduri mereka tidak secara otomatis “Ah aku
kurangi masak nasinya kan nanti makan malam dapat berkat kenduri dari si A”. Saya yakin sudah tidak ada yang berpikiran begitu. Mereka pasti akan memasak dengan
jumlah seperti hari-hari biasa. Kalau sudah begini jelas yang namanya berkat
akan jadi mubazir.
2. Berkat
adalah masakan homemade dimana skill si pemasak sangat bervariasi. Oleh sebab
itu kita akan menjumpai lauk ayam panggang yang terlalu asin, rempeyek yang
masih mentah, atau donat bantat .
3. Terkadang sebagian masakannya sudah membusuk disebabkan kurang matang saat
memasaknya atau masakan pagi hari yang dihidangkan sore atau malam hari.
4. Banyak
masakannya dibuat ala kadarnya sehingga tidak menarik khususnya buat anak-anak.
Kalau pisang goreng ya udah paling cuma digoreng doang. Kue-kue seperti apem
contong atau juadah juga sudah bukan hidangan menarik lagi di era ini. Coba kalau dikasih
roti atau cake berlapis keju atau cokelat yang tebal pasti bentar aja ludes. Mereka
memasak bukan untuk memenuhi selera keluarga si jamaah tetapi lebih karena
tradisi karena di dalam kenduri banyak sekali makanan yang menjadi simbol
sebuah filsafat yang tentu tidak boleh digantikan dengan yang lain. Semisal kue
apem itu untuk meminta maaf dari almarhum. Begitu juga dengan jenang merah
putih. Saya juga tidak begitu paham dengan simbol-simbol yang ada tetapi tentu
tetap menjadi tradisi yang harus saya hormati.
5. Terlalu
banyak kenduri dalam semalam. Kadang dalam semalam bisa sampai ada 3 kali
kenduri yang berarti jamaah akan mendapatkan 3 buah berkat. Keluarga mana yang bisa
menghabiskan 3 buah berkat dalam semalam? Ujung-ujungnya paling dikasihkan
orang lain tetapi masalahnya para tetangga dekat biasanya juga sama-sama sudah mendapat
jatah berkat. Akibatnya sasaran harus beralih ke kerabat yang lebih jauh dan
biasanya kebanyakan orang (termasuk saya) malas kalau malam-malam lewat isyak
atau hampir larut malam pergi jauh-jauh hanya untuk mengantar berkat.
6. Waktunya
yang kadang terlalu larut. Ini biasanya masalah buat acara kenduri yang
diselenggarakan usai isyak yang acaranya bakal selesai sekitar pukul 20.30.
Siapa orangnya yang mau makan lagi jam segitu? Lagipula makan berat sebelum
tidur akan membuat asam lambung mudah naik dan bisa menyebabkan obesitas.
No comments:
Post a Comment