Thursday, March 23, 2017

Peringatan Setahun Nguter

Lebih setahun ini saya dan istri mencoba mengisi waktu luang menjadi kuter atau kuis hunter. Saya sama sekali tidak menyangka jika awalnya ada dunia seperti itu. Yang pertama-tama membuat saya dan istri menjadi kuter adalah adik saya di Surabaya. Waktu itu orang tua saya tengah berkunjung kesana dan pas pulang bercerita banyak jika adik saya sering menerima hadiah. Pas chat dengan adik, saya coba menggali info darimana asal hadiah-hadiah itu. adik saya bercerita jika dia selama ini tengah mencoba hobi baru menjadi kuter. Beberapa hadiahnya bahkan sempat dialamatkan ke rumah saya seperti biskuit dan minyak goreng masing-masing sekardus. Lumayan. Meskipun demikian saya masih tidak tertarik tetapi berbeda dengan istri saya. Rupanya setelah chatting dengannya, istri saya langsung mencoba hobi yang sama menjadi kuter. Lumayan dia sering dapat pulsa gratis dan beberapa vocer belanja sekitar awal 2016. Melihat istri saya “kebanjiran” hadiah akhirnya saya kok jadi kepingin ikutan. Awalnya saya mencoba ikutan live chat di web sebuah produk susu anak karena anak saya kebetulan juga sedang mengkonsumsi SUFOR merek itu. Tak disangka saya mendapat vocer belanja Rp 100 ribu. Syukurlah. Kemudian ada lomba foto (lomfot) sebuah toko online di FB dan lagi-lagi saya mendapat smartwatch padahal fotonya biasa-biasa banget. Kayaknya yang ikutan sepi. Sampai kemudian saya dan istri jadi ketagihan. Kalau ada waktu luang kami selalu mengisinya dengan mengikuti kuis online ini. Berbagai hadiah pun kami dapat. Dari yang cuma pulsa Rp 10 ribu perak, vocer belanja, kaos, camilan, router,sampai smartphone. Selama 2016 kami mendapat 2 smartphone. Lumayan bisa mengirit uang buat beli smartphone. Dalam seminggu bahkan saya bisa memenangkan hingga 3x kuis. Kuis-kuis itu ada yang diselenggarakan di web, FB, Twitter, dan Instagram. Dari yang mudah seperti tebak gambar atau kata-kata sampai yang sulit seperti mengikuti tantangan foto selama beberapa bulan kami ikuti. Kalau dihitung-hitung selama 2016 kami berdua sudah mendapatkan sekitar 100-an hadiah. Itu yang sempat saya catat. Setiap dapat kiriman hadiah istri saya memotretnya dan dibuatkan album khusus di akun FB-nya.

Kalau lomba blogging sudah beberapa kali saya ikut cuma mungkin pengalaman menulis masih seumur jagung jadi baru 2x menang meskipun bukan juara utama. Lumayan bisa dapat vocer Gr*med*a Rp 100 ribu dan hardisk eksternal 1 TB. Kalau lomba offline seperti kirim kode unik atau bungkus sudah pernah diikuti oleh kami tetapi zonk semua hahaha.. Kayaknya sih bagi kami lomba offline seperti ini tidak begitu cocok karena perlu modal besar. Ada satu akun yang friend dengan istri saya yang memang seorang spesialis lomba offline dan sering posting jika dia mengeluarkan banyak sekali modal untuk tiap event lomba bisa sampai jutaan rupiah dan memang hasilnya dia sering menang mulai dari liburan, smartphone, sampai motor dan paket umrah. Misal ada lomba kirim bungkus susu maka kotak kemasannya dibuka lalu dikirim sementara isinya dijual kembali dengan harga lebih murah. Kalau saya seandainya punya banyak duit akan berpikir 1000 kali sebelum mengikuti cara ini karena saya paling tidak suka membeli sesuatu yang tidak saya butuhkan. Contoh susu bubuk saya jarang sekali mengkonsumsinya karena saya tidak begitu suka minum susu. Seandainya dijual kembali juga mau dijual ke siapa? Di desa orang juga jarang minum susu. Seandainya ditawarkan dengan harga murah pun mereka belum tentu mau membelinya. Lomba offline ini memang menggiurkan karena selalu menawarkan hadiah yang jauh lebih besar dibandingkan lomba online. Motor atau mobil sudah biasa. Kata yang sudah sering menang kirim bungkus semacam ini salah tips supaya menang adalah menggunakan amplop cokelat yang besar supaya lebih mudah terambil + gunakan ID pengirim yang berbeda-beda misal punya istri, anak, orang tua, kerabat, saudara atau mertua karena biasanya kalau yang terambil nama yang sama berturut-turut umumnya hanya akan tetap mendapatkan satu hadiah. Akan tetapi itu juga tergantung rule atau SKB dari pihak penyelenggara. Ada lagi tips yaitu jangan mengirim lewat dropbox tetapi gunakan saja jasa kurir atau pos. ada yang bilang jika surat undian yang dikirim lewat dropbox kebanyakan akan dibuang atau tidak diambil. Entahlah... akan tetapi kalau saya lebih suka kirim lewat dropbox karena gratis ongkir. Kalau lewat pos berat di ongkos. Ada yang menyiasatinya dengan mengirim dalam bungkus yang lebih besar. Jadi misal akan kirim 30 amplop maka semua amplop itu dimasukkan ke dalam kardus atau amplop yang lebih besar yang nantinya di sana akan dibongkar lagi. Kalau pakai cara ini ada penyelenggara yang tidak mempermasalahkan tetapi ada pula yang tidak mau. Ada yang mengharuskan satu amplop ya hanya buat satu nomor undian artinya tidak bisa dikirim bulk satu amplop besar berisi beberapa amplop kecil. Yang mengikuti aturan ini contohnya undian susu A*nl*ne beberapa waktu lalu.

Untuk undian dengan kirim kode unik saya pikir adik saya termasuk sukses. Dia lumayan sering menang. Terakhir dia memenangkan vocer belanja Alf*m*d* dari undian sebuah produk teh botol. Triknya sih yang pertama tentu modal yang cukup. Berbeda dengan saya yang cuma kirim 1-2 kode unik tentu mana akan menang? Hehehe... Yang kedua cobalah membeli dari outlet yang berbeda-beda. Jadi kalau anda dalam 1 hari ingin mendapatkan 10 kode unik maka carilah 5 kode unik dari outlet A dan 5 kode unik dari outlet B. yang ketiga saat mengirimkan kode unik gunakan nomor hape yang berbeda-beda. Jadi kalau bisa 10 kode unik untuk 1 satu nomor hape. Jika anda memiliki 100 kode unik maka kirimkan dari 10 nomor hape yang berbeda. Anda bisa menggunakan nomor hape pasangan, anak, mertua, tetangga, atau teman. Jika penyelenggara mewajibkan untuk mengisi ID saat pengiriman kode unik lewat hape gunakan juga ID yang berbeda-beda misal ID pasangan, kerabat, atau si pemilik hape yang anda pinjam nomornya. Mengapa demikian? Karena akhir-akhir ini ada salah satu rule dari penyelanggara bahwa undian dengan kode unik tidak ditujukan untuk kuter atau pedagang. Beberapa waktu lalu di FP salah satu minimarket ada seorang pedagang yang marah-marah karena merasa sudah keluar banyak modal untuk mendapatkan kode unik namun ternyata tidak menang. Sialnya lagi ternyata produk yang sudah dia kulak ternyata malah susah dijual kembali. Si adminnya cuma jawab jika program undian itu ditujukan bukan untuk pedagang.

Untuk lomba foto kalau pengen menang selain harus kreatif juga “bermodal”. Kalau dulu modal wig saja peluang untuk menang sudah cukup besar tetapi sekarang juga harus ditunjang oleh kostum yang memadai + kamera semakin OK maka hasilnya akan semakin cling. Bahkan saya dengar sampai banyak yang menyewa fotografer profesional dan studio untuk mendapatkan hasil gambar yang bagus. Tentu uang yang dikeluarkan juga tidak sedikit tetapi mungkin mereka pikir toh nanti bisa dikompensasi oleh hasil kemenangan. Semakin banyak yang ikutan dalam satu foto maka kemungkinan menang akan semakin besar. Salah satu kunci sukses lainnya adalah adanya produk di dalam foto tersebut. Jika ada 2 buah foto yang satu bagus dan yang satu kurang bagus namun ada produk di dalamnya biasanya admin akan memenangkan foto yang kurang bagus itu. Jika ada 2 foto yang sama-sama bagus dan ada produknya maka foto dengan produk terbanyak biasanya yang akan terpilih. Perhatikan juga syarat-syarat pengambilan fotonya karena kadang ada penyelenggara yang mewajibkan mengambil gambar hanya dengan kamera DSLR atau saku sementara kamera hape tidak diperbolehkan. Ada juga yang harus mengirimkan foto asli jika menjadi pemenang. Tips lainnya jika kuis diadakan di 2 medsos sekaligus misal FB dan Instagram maka pilihlah upload di Instagram karena gambar akan lebih jernih hasilnya. Saya sudah mengalami itu berkali-kali, yang menang selalu yang dari Instagram.

Terus apa suka dukanya selama ini?

Sukanya:

1.       Tentu kalau dapat hadiah atau menang. Kadang walau cuma menang pulsa Rp 10 ribu rasanya sudah senang banget.
2.       Banyak mengenal teman sesama kuter. Banyak sekali cerita pengalaman mereka selama menggeluti hobi ini.
3.       Tidak pernah membosankan. Selalu ada tantangan baru yang berbeda-beda dari sebelumnya.

Dukanya:
1.       Hadiah tidak dikirim oleh penyelenggara. Kalau saya tipe kuter yang tidak mau “ngupret-ngupret” admin supaya kirim hadiah karena saya pikir mereka kan memang sudah seharusnya profesional? Bagi saya asal sudah kirim data sebagai pemenang ya berarti kewajiban mereka harus kirim hadiahnya dong. Syukurlah event-event yang sudah saya menangkan hampir semuanya sudah mengirimkan hadiahnya. Ada beberapa yang tidak mengirimkan seperti susu C*lpic* yang saya menangkan awal 2016 lalu. Kalau nilainya kecil saya biarkan sajalah tidak dikirimkan.
2.       Hadiah dikirim lambat kadang sampai berbulan-bulan seperti minuman energi M*** sampai tulisan ini diturunkan hadiah belum datang juga. Sudah diPM data diri sejak Januari lalu ternyata belum dibaca sama adminnya padahal event sudah berakhir sekitar November 2016.
3.       Mengadakan event terus menerus tetapi tidak pernah ada pengumuman pemenang. Solusi buat FP seperti ini ya UNLIKE atau UNFOLLOW. Siapa yang mau dibohongi terus menerus? Menurut saya 30% FP yang menyelenggarakan kuis termasuk kategori ini. 
4.       Tidak taat dengan rule yang dibuatnya sendiri. Kalau dikomplen biasanya pakai dalih keputusan admin tidak bisa diganggu gugat. Foto  lewat deadline diloloskan menjadi pemenang.
5.       Pemenang fiktif. Ini parah banget. Terkadang pemenangnya hanya akun fiktif yang tidak jelas. Kadang akun digembok tapi bisa menang. Aneh. Bisa jadi itu akun kloningan si admin. Bisa juga pemenang adalah teman atau keluarga si admin. Dulu pernah ada event lomfot sebuah produk minum mineral yang ternyata pemenangnya adalah teman si admin sendiri. Males ah akhirnya saya UNFOLLOW dan tidak pernah FOLLOW lagi meskipun FP ini mengadakan event kuis lagi (apalagi di event berikutnya malah ada biaya pendaftaran segala). Meskipun semakin banyak mengikuti event kuis semakin besar tetapi harus tetap selektif karena logikanya tidak mungkinlah mengerjakan semua event kuis yang ada.
6.       Peserta curang tidak didiskualifikasi. Ada peserta yang suka comot foto orang eh dimenangkan. Dikomplen tetap saja si pemenang tidak didiskualifikasi. Ini saya alami pada FP salah satu produk perusahaan jamu.
7.       Admin pelit. Biasanya ini adminnya produsen mobil. Ada yang cuma kasih pulsa 25K buat 2 orang tiap minggu. Saya pernah dapat pin dari produsen mobil terkenal dan itupun harus menunggu lama sekali padahal harga pin juga paling enggak sampai goceng. Padahal kalau mereka niat mau kasih pulsa 25 juta per hari juga enggak bakalan rugi. Sekarang kalau ada event kuis dari produsen mobil cenderung saya cuekin saja.
8.       Admin tidak pedulian. Istri saya pernah memenangkan sebuah produk kosmetik dan ketika diterima bocor semuanya karena packing kurang bagus. Oleh istri dikomplen dan dijanjikan akan dikirim ulang tetapi nyatanya sampai detik ini sudah berbulan-bulan tidak ada kabar. Ada juga  admin yang dikomplen tidak mau menjawab sama sekali. Bahkan dibaca aja tidak.
9.       Admin tidak kompeten. Kadang foto blur enggak jelas bisa menang sementara foto yang bagus dan kreatif malah enggak menang. Bahkan banyak admin yang tidak bisa memberikan definisi foto selfie. Ada yang mendefinisikan asal foto sendirian itu selfie dan ada juga yang menganggap bahwa selfie haruslah dirinya sendiri yang mengambil foto.
1-   Admin korup. Ini dialami adik saya sendiri. Hadiah yang dikirim tidak sesuai dengan yang dijanjikan. Langsung adik saya kontak perusahaannya langsung dan kena deh tuh adminnya.
1-   Admin tidak masuk akal. Beberapa waktu lalu ada teman kuter di Kalimantan yang memenangkan sebuah event kuis produk teh. Katanya adminnya sih hadiah eksklusif tetapi ternyata setelah sampai cuma 4 botol teh dan sebuah tumbler yang kalau dinilai dengan uang mungkin tidak sampai Rp 50 ribu. Saya heran itu ongkirnya berapa Jakarta sampai Kalimantan? Apalagi teh 4 botol kan lumayan berat dan tehnya berupa cairan padahal kiriman berupa cairan biasanya dikenakan ongkir jauh lebih mahal. Nilai nominal hadiahnya tidak sebanding dengan ongkirnya. Beberapa waktu lalu juga saya memenangkan sebuah produk sabun. Sialnya si penyelenggara tidak mau menanggung ongkirnya dan ternyata ongkirnya mahal. Ya sudah saya tidak jadi mengambil hadiahnya.
Contoh admin pemalas + gak niat kasih hadiah
1-   Admin gak niat kasih hadiah. Biasanya tipe admin ini kalau pengumuman enggak mau mention atau PM/DM si pemenang sehingga si pemenang tidak tahu jika dirinya menang. Hadiah saya dan istri sudah ada beberapa yang hangus gara-gara si admin tidak mau mention (kayak gambar sebelah tuh). Padahal apa sih susahnya mention atau PM/DM? Kadang memang dari medsosnya sendiri (misal FB) sudah memble. Pernah saya di-PM lewat FB tetapi ternyata entah bagaimana bisa terfilter sehingga messagenya baru bisa saya baca beberapa bulan kemudian. Ini salah satu admin yang pemalas.

1-   FP abal-abal. Beberapa waktu ada kontes selfie e-KTP. Jadi si peserta disuruh selfie sama e-KTPnya. Buat apa coba kontes semacam itu? Jelas ada maksud-maksud tertentu yang kurang baik. E-KTP bukan untuk mainan kontes foto yang tidak jelas. Setahun lalu juga ada FP tak jelas yang menyelenggarakan kuis berhadiah mobil. Tak tahunya cuma April Mop.
--  Admin pendendam. Saya kira tadinya tidak ada admin yang seperti ini tetapi admin juga manusia. Saya tahu tipe admin ini sewaktu saya mencoba follow sebuah FP (Dum*t School). Saya heran kok tombol LIKE-nya tidak ada. Saya juga tidak bisa komen. Waktu saya sampaikan hal ini kepada teman-teman baru tahu saya jika saya sudah diblokir. Saya coba-coba mengingat apakah saya pernah follow FP ini sebelumnya. Baru kemudian saya ingat saya pernah ikutan kuisnya dulu tetapi cuma sekali dan itupun saya juga tidak menang. Kalau tidak salah saya kemudian UNLIKE karena saya merasa FP-nya kurang menarik. Mungkin karena saya sudah pernah UNLIKE itulah yang membuat saya diblokir. Seharusnya si admin tidak perlu bersikap seperti itu. Kalau ada atau banyak follower yang unfollow introspeksi saja apa yang menjadi penyebabnya. Jangan buru-buru menyalahkan follower. Mereka pasti punya alasan hingga keluar dari FP-nya. Justru akan menjadi kesan buruk jika adminnya suka main blokir. Blokir seharusnya diberlakukan terhadap user yang suka mengganggu kenyamanan FP tetapi ah sudahlah... 
-
OK sekarang saya coba merangkum baik dari pengalaman sendiri atau kenalan kuter tips supaya sukses ber-kuis:
1.       Jangan menyerah. Toh jumlah kuis online itu bejibun. Kalah di satu tempat masih banyak peluang di tempat lain.
2.       Baca SKBnya dengan teliti. Apakah harus tag teman? Kalau tag minim berapa orang? Apakah cukup mention atau harus tag foto di Instagram? Pokoknya SKB ini harus dibaca baik-baik.
3.       Saat share medsosnya cobalah buat skrinsot jika anda sudah share dan upload saat komen. Tujuannya admin supaya bisa cepat mengecek apakah kita sudah memenuhi SKB.
4.       Tag teman lebih banyak jika ada aturan tag teman sebanyak-banyaknya.
5.       Ganti foto profile dengan produk yang sedang kita ikuti kuisnya. Kadang ini manjur.
6.       Sertakan jawaban berupa gambar. Ini jauh lebih menarik. Bahkan sekarang ada yang sudah membuat animasi GIF. Buatlah gambar yang bagus dan kreatif.
7.       Jika event diselenggarakan di 3 medsos misalnya maka ikutlah semuanya agar kesempatan menang lebih besar.
8.       Jika ada lomba video dan foto di event yang sama maka pilihlah video karena kesempatan menang lebih besar dibandingkan upload foto.
-    Jika lomba foto pilih saja akun Instagram karena lebih jernih gambarnya. 

Yang jelas peserta kuis online ini semakin hari semakin banyak jumlahnya jadi peluang untuk menang juga semakin kecil sekarang. Setahun lalu kalau ada event kuis sampai periode kuis selesai biasanya paling banter jumlah pesertanya hanya 500 tetapi sekarang dalam tempo 1 jam sesudah event diumumkan kadang yang komen sudah ada 500 padahal yang menang juga cuma dipilih seorang. Hadiahnya juga banyak yang semakin kecil. Yang perlu diperhatikan saat tag atau mention teman supaya mereka tidak terganggu. Oleh sebab itu sebaiknya tag saja teman sesama kuter atau teman sendiri yang memang sudah tahu “hobi” kita sehingga mereka tidak menganggap kita nyepam. Saat tag juga jangan dilakukan berlebihan supaya akun kita tidak diblokir oleh pihak medsos karena saya sudah sering menemui para pemenang yang mengeluh sesudah event berakhir karena akun mereka di-blokir oleh pihak admin medsos karena dianggap sudah melakukan spamming. Yang paling ganas adalah instagram karena aktivitas yang dianggap spamming sedikit saja kelihatan oleh mereka maka akun kita akan diblokir. Kalau pemblokiran cuma sementara sih bukan masalah tetapi kalau permanen sayang sekali kan? Bisa saja sih buat akun baru tetapi ya harus ribet cari teman lagi dan itu lumayan memakan waktu. Jadi berhati-hatilan jika melakukan regram/repost. Bagi yang senior mungkin mereka sudah memiliki banyak akun kloning kali ya? Sehingga jika ada yang terblokir mereka masih bisa menggunakan akun lainnya.

Meskipun sudah tidak populer tetapi ada sejumlah lomfot atau event kuis yang menentukan pemenang berdasarkan dengan LIKE terbanyak. Saya sudah mengikuti kuis jenis ini beberapa kali dan memang hasilnya selalu kalah. Para pemenang utamanya selalu menggunakan jasa LIKER atau bot. Yang pasti tidak ada gunanya melawan bot. Mau sekeras apapun jari kita meminta LIKE tidak akan bisa menandingi kecepatan bot. Dalam tempo satu jam bot bisa menghasilkan ratusan LIKE padahal saya sendiri pernah mencoba sendiri mengemis LIKE kesana kemari berdua dengan istri dalam sehari cuma dapat 100-an itupun mulai pagi sampai malam. Biasanya sih admin selalu bilang kalau yang pakai bot akan didiskualifikasi tetapi kenyataannya dari berbagai event seperti itu tetap saja adminnya tidak peduli. Artinya meski sudah jelas pemenang pakai bot atau jasa LIKER tetap saja kalau jumlah LIKE-nya terbanyak akan dimenangkan juga. Bot bisa dilihat dari kenaikan fantastis jumlah LIKE-nya. Ada peserta yang penambahan jumlah LIKEnya sangat pelan tetapi jelang deadline event tiba-tiba dalam semalam bisa mendapatkan ribuan LIKE. LIKERnya pun biasanya akun-akun dari negara asing. Kalau dilihat akun-akun mereka juga tidak menggunakan bahasa Indonesia. Logiskah ribuan orang asing dengan bahasa Vietnamese, Arab, atau Tagalog di timeline-nya menge-LIKE status sebuah akun milik orang Indonesia yang berbahasa Indonesia? Jika akunnya dari dalam negeri berarti dia menggunakan jasa LIKER lokal. Coba search aja deh di internet, bertaburan jasa LIKER seperti itu dengan berbagai tarifnya. Kalau tidak punya uang ada penyedia jasa LIKER yang bersedia menggunakan sistem bagi hasil. Jadi kalau menang sekian buat peserta dan sekian buat si pemberi jasa LIKER. Yang pakai bot atau jasa LIKER lokal ini biasanya kelihatan banget dari jomplangnya antara jumlah LIKE dan komen di bawahnya. Apakah masuk akal yang LIKE ada 5000 akun tetapi yang komen di bawahnya cuma 2-3 biji akun? Padahal masak sih yang barusan LIKE kok tidak mau meninggalkan jejak komen di bawahnya padahal kalau saya kasih LIKE komen ke akun lain selalu kasih komen di bawahnya walau sekedar done atau GBU buat notif ke peserta yang minta LIKE supaya tahu kalau kita sudah LIKE statusnya. Sebenarnya kalau ada pemenang yang menggunakan bot yang dirugikan juga si penyelenggara karena toh yang LIKE akun-akun bodong yang tak jelas. Penganut sistem LIKE ini biasanya adalah akun-akun milik lembaga atau organisasi pemerintah. Dulu di Instagram ada lomfot, si admin bilang jika pemenang ditentukan berdasar kreativitas dan LIKE terbanyak. Saya komen di status dia jika berdasar LIKE terbanyak malas ah ikutan. Si admin menjawab bahwa kreativitas akan dinilai juga. Akhirnya pas pengumuman benar dugaan saya, pemenang adalah peserta dengan LIKE terbanyak padahal fotonya biasa-biasa saja sementara banyak foto-foto lain yang lebih bagus malah tidak menang. Menurut saya penganut sistem LIKE adalah admin pemalas karena mereka enggak mau ribet meneliti dan memberikan nilai satu per satu konten yang sudah dihadirkan oleh peserta. Mereka tinggal melihat peserta dengan jumlah LIKE terbanyak dan menjadikannya pemenang. Selesai sudah. Tidak sampai 1 menit juga sudah selesai penjuriannya.

Kalau saya sih lebih suka main jujur saat berkuis soalnya toh saya pikir kalaulah dapat hadiah kan saya atau keluarga yang menikmatinya kan? Alangkah baiknya kalau itu berasal dari sumber yang bersih (dalam arti tidak curang). Walau kalau mau saya juga bisa menggunakan bot atau akun kloning tetapi saya pikir tidak perlulah. Bagi saya dan istri tujuan utama mengikuti kuis atau lomba adalah sekedar hanya hobi dan bersenang-senang belaka. Kalau dapat hadiah itu adalah bonus. Yang terpenting kami berdua menikmati apa yang sudah kami lakukan.

Yang jelas media medsos saat ini bisa dianggap sebagai salah satu media promosi yang tidak hanya efektif tetapi juga murah. Kalau beriklan lewat TV dalam semenit saja perusahaan pemasang iklan harus mengeluarkan uang ratusan juta rupiah. Sementara kalau lewat medsos cukup dengan hadiah pulsa Rp 50 ribu/hari maka sebulan juga hanya mengeluarkan biaya Rp 1,5 juta. Meskipun demikian jangan lupa jika medsos juga harus dikelola dengan profesional selayaknya mengelola media iklan lainnya. Jangan sampai malah memberi kesan buruk akibat misalnya ulah adminnya yang tidak profesional atau seenaknya. Jika hal itu terjadi bisa-bisa malah menjadi bumerang yang akan menjatuhkan reputasi produk dan nama perusahaan. Jadi mengadakan kuis lewat medsos meskipun mudah dan murah tetapi ibarat pedang bermata dua sebaiknya dikelola dengan serius. 

No comments:

Post a Comment