1. Kelangkaan elpiji 3 kg jelang
lebaran. Entah apa sebabnya mendadak 10 hari terakhir jelang lebaran tabung gas
elpiji 3 kg menghilang bak ditelan monster eh bumi... kalaupun ada harganya
juga meroket menjadi Rp 22 ribu sementara normalnya hanya 15-16 ribu saja.
Padahal saat itu lagi sibuk-sibuknya para ibu rumah tangga memasak dan membuat
kue-kue lebaran. Saya coba WA adik saya di Surabaya dan dia mengatakan jika
kelangkaan itu tidak terjadi di sana. Sejumlah ibu-ibu rumah tangga malah sudah
beralih menggunakan kayu bakar kembali. Saya hanya miris dengan kejadian
ini. Saya masih ingat betul dulu tatkala semua orang masih menggunakan minyak
tanah dan kayu bakar pemerintah langsung melancarkan propaganda penggunaan elpiji
dengan alasan jika elpiji jauh lebih hemat dan bersih pembakarannya. Warga
desapun kemudian banyak yang mendapatkan subsidi tabung elpiji 3 kg dan kompor gas gratis. Walhasil
semua warga berbondong-bondong beralih dari minyak tanah dan kayu bakar
berganti menggunakan elpiji. Warga desa menjadi bergantung sepenuhnya kepada
elpiji untuk memasak. Kayu bakar yang selama ini menjadi simbol resiliensi
bahan bakar di kawasan pedesaan pun mulai lenyap. Kalau dulu saya masih sering
melihat pedagang kayu bakar membawa kayu bakar dengan sepeda onthel di jalan
raya kini sudah tidak ada lagi. Bahkan batang-batang kayu tembakau yang dulu
sempat diperebutkan banyak orang untuk kayu bakar belakangan cuma mangkrak di
sawah. Bahkan banyak yang dibiarkan membusuk atau dibakar begitu saja. Elpiji 3
kg yang mudah dan murah didapat benar-benar membuat warga menjadi semakin manja
dan terlena. Jadilah ketika terjadi kelangkaan elpiji 3 kg langsung saja semua
warga seperti gabah diinteri (Jawa: gabah yang diputar-putar di atas tampah untuk
dibersihkan.
Rupanya entah apa sebabnya saya tidak apakah ada masalah pada distribusi elpiji
3 kg atau memang ada penimbunan atau bagaimana yang jelas sudah beberapa kali hingga
sekarang terjadi kelangkaan elpiji. Dan kalau sudah begitu tidak ada yang bisa
dilakukan oleh warga selain hanya bisa pasrah. Bagi yang masih memiliki
pekarangan luas mungkin masih bisa mengumpulkan ranting-ranting kayu tetapi
bagi yang tidak entah bagaimana mereka akan memasak. Itulah sebabnya ibu saya
tidak pernah membongkar luweng atau tumang di dapur karena ibu saya sudah
beberapa kali direpotkan oleh pasokan bahan bakar elpiji yang kadang langka. Ibu
juga rajin mengumpulkan ranting dan cabang kayu dari pekarangan sehingga selalu
memiliki stok bahan bakar jika seandainya terjadi kelangkaan elpiji.
2. Makna sebuah keikhlasan. Sudah
menjadi tradisi jika selama lebaran anak-anak akan mendapatkan angpao termasuk
putra saya sendiri. Ada sebuah kisah waktu itu saya dan keluarga bersilaturahmi
ke rumah salah seorang tetangga yang kehidupan ekonominya sebenarnya cukup
baik. waktu itu si kecil diberi angpao cuma saya memang tidak pernah mengecek
jumlahnya. Setelah itu kami berpindah bersilaturahmi ke rumah tetangga yang
lain. Tetangga yang ini adalah seorang janda dengan 2 anak kecil yang sudah
lama ditinggal suaminya. Sebenarnya anaknya ada 4 orang cuma yang besar sudah
bekerja ikut orang lain sehingga sudah tidak tinggal bersamanya. Sebenarnya saya sangat
tidak berharap si tetangga ini akan memberikan angpao kepada si kecil tetapi
rupanya eh dikasih juga. Ya sudah mau gimana lagi, saat ditolak oleh istri saya
si tetangga ngoyok terus. Sesampainya di rumah istri saya bilang dengan
menyebutkan jumlah nominal angpao yang diberikan oleh 2 tetangga itu. Tetangga
pertama ternyata hanya memberi Rp 2 ribu perak sementara tetangga kedua Rp 10
ribu perak. Hmmm... Kok bisa berbalik begini ya? Saya jadi tersadar mengenai
makna sebuah keikhlasan bahwa keikhlasan bersumber dari hati. Meskipun
seseorang memiliki uang yang banyak namun jika hati tidak ikhlas maka akan
berat sekali untuk memberikan uangnya namun jika hati ikhlas tidak peduli
sesedikit apapun yang kita miliki maka akan terasa ringan saat memberikannya
kepada orang lain.
3. Kisah pilu si P. Ini terjadi pada
hari I lebaran. Si P masih kerabat sendiri yang saat ini usianya mungkin masih
sekitar 20 tahunan. Ceritanya si P sedang sedih karena saat berkunjung ke rumah
“suaminya” dia tidak dipedulikan. Baiklah akan saya ceritakan kisah masa si P
ini. Saat masih SMA si P berpacaran dengan seorang lelaki sebut saja B. Rupanya
pacaran mereka kebablasan sehingga menyebabkan P hamil. Di akhir cerita P menuntut B
untuk bertanggung jawab atas perbuatannya itu namun B mengelak. Seingat saya
masalah ini sempat berlarut-larut selama berbulan bulan bahkan hingga
melibatkan aparat desa namun kayaknya B memang bermuka tebal sehingga sampai detik ini
pun dia tetap tidak mau bertanggung jawab. Berbagai upaya tuntutan hukum yang
dilakukan oleh P terhadap B sepertinya tidak pernah mempan. Rupanya P masih
terus berharap B akan mempertanggungjawabkan perbuatannya itu. Itulah sebabnya
lebaran kali ini dia bersilaturahmi ke rumah B namun rupanya dia di sana tidak
disambut dengan baik. Si P pasti akan teriris hatinya melihat teman-temannya yang sudah berkeluarga bersilaturahmi dengan suami dan anak-anaknya sementara dia hanya sendirian kesana kemari bersama bayinya. Memang penyesalan akan selalu datang belakangan. Satu hal
yang selalu saya ingat bahwa lelaki akan semakin mudah meninggalkan kekasihnya
jika sudah mendapatkan kehormatannya. Oleh sebab itu para gadis janganlah
kalian dengan mudah menyerahkan kehormatan kepada kekasih kalian karena mereka
akan semakin mudah meninggalkanmu begitu saja begitu mereka telah mendapatkan
milikmu yang paling berharga. Itu karena mereka merasa bahwa tidak ada sesuatu
yang menarik lagi yang perlu mereka dapatkan dari dirimu.
4. Usia yang tidak pernah kita tahu. Hari
pertama lebaran seperti biasa kami sekeluarga berkunjung ke rumah pak B yang
merupakan kakak mertua. Seperti biasa kami mengobrol kesana kemari. Saya
melihat pak B seperti biasa sehat-sehat saja. Saat mengobrol pak B
mengungkapkan berbagai rencana dan harapan yang akan dilakukannya usai lebaran
nanti. Wah luar biasa ternyata orang yang setua itu masih bersemangat membuat
banyak rencana, begitulah pikir saya. Di hari IV lebaran saya mendengar kabar
jika pak B ini dirawat inap di sebuah RS. Kronologisnya pak B mengeluh sakit
perut berkepanjangan dan kemudian dirawat inap di rumah salah seorang perawat
di desa. Rupanya keadaan pak B terus memburuk sehingga dirujuk ke RS kabupaten. Dari
pemeriksaan katanya HB-nya hanya 8 dan ada batu ginjal. Selama dirawat pak B
tidak mau mendapatkan perawatan yang semestinya misalnya dipasang keteter atau operasi
batu ginjal. Pak B ingin sekali cepat pulang ke rumah. Itulah sebabnya pak B
hanya sempat dirawat 2 malam. Pulang sampai di rumah pukul 11 siang pak B masih
sehat seperti biasa. Tak lama kemudian pak B meminta dibuatkan kopi dan setelah
minum pak B ingin tiduran. Pukul 13 saat istrinya membangunkannya ternyata pak
B sudah diketahui meninggal dunia. Saya tidak tahu persis penyakit pak B ini.
Cuma kalau hanya sekedar dugaan pak B ini mengalami serangan jantung. Selama
hidup pak B merupakan perokok berat. Hampir saya tidak pernah melihatnya tidak
sedang merokok. Ditambah lagi dengan sakit perut itu saya menduga itu adalah
serangan jantung. Saya ingat ada seorang dokter yang pernah bilang jika ada
orang tua yang mengeluh sakit perut maka waspadalah karena itu bisa jadi
serangan jantung. Oleh sebab itu sebaiknya segera dibawa ke RS terdekat jika
ada anggota keluarga yang sudah berumur dan mengeluh sakit perut mendadak.
5. Gara-gara jeroan. Masih terkait
dengan masalah kesehatan. Ceritanya saat hari raya ketupat atau H+7 lebaran
salah seorang kerabat menghembuskan napas terakhir. Hari raya ketupat memang
selalu identik dengan jeroan. Saat itu banyak ibu-ibu yang memasak sayur lodeh
tempe, tahu , kentang ditambah dengan jeroan. Jeroan ini ada yang berupa babat atau hati
sapi. Sudah menjadi pemahaman kebanyakan masyarakat desa bahwa jeroan itu sehat
karena banyak vitamin ini itu. Sebuah pandangan yang sebenarnya sudah tidak relevan lagi
sekarang karena kenyataanya jeroan justru bisa menyebabkan kenaikan kadar
kolesterol darah. Jadilah kerabat saya itu makan sayur dengan hati sapi.
Setelah memakan itu rupanya dia jadi merasa pusing dan setelah diperiksa
tensinya naik 170. Entah bagaimana cerita selanjutnya, kemudian dia akhirnya meninggal dunia.
6. Gara-gara rantai motor. Peristiwa ini terjadi pada hari ke-2 lebaran. Waktu itu saya sedang berada di jalan dan mendadak di depan terlihat ada kerumunan orang seperti sesuatu sedang terjadi. Saya kemudian berhenti dan melihat ada apa di tengah kerumunan itu. Ternyata seorang wanita sedang terkapar di samping motor dengan roknya membelit di gir belakang motor. Salah seorang kemudian meminjam pisau di rumah tak jauh dari lokasi kejadian. Kemudian rok yang masih membelit itu dipotong dengan pisau sehingga si wanita akhirnya bisa terbebas. Syukurlah dia tidak terluka. Hanya saja anak perempuannya kelihatan trauma dan menangis di sampingnya. Kalau melihat kejadian ini saya jadi teringat dengan apa yang sudah dialami oleh kakak perempuan saya beberapa bulan lalu. Kejadiannya persis sama malah lebih parah karena seluruh roknya terbelit oleh gir motor. Untungnya kakak saya masih mengenakan celana pendek meskipun dia sempat mengalami luka-luka walau tidak parah. Salah seorang kerabat bahkan bercerita pernah ada kejadian seperti itu yang menyebabkan salah seorang meninggal dunia. Ceritanya sewaktu rok terbelit oleh gir motor, yang duduk di belakang sedang memeluk pinggang di depan. Mungkin kecepatan motornya agak tinggi sehingga ketika yang belakang jatuh maka langsung menyeret yang ada di depan. Yang nahas malah yang duduk di depan karena langsung meninggal sementara yang belakang luka parah. Sebuah lubang
keamanan pada kendaraan bermotor yang masih menggunakan rantai yang saya tidak tahu apakah produsen motor sudah memperkirakan sebelumnya atau tidak. Kalau melihat perkembangan model penutup rantai dari waktu ke waktu memang semakin terbuka. Penutup rantai pada motor jadul cenderung tertutup rapat sementara pada motor model yang lebih baru semakin terbuka. Saya tidak tahu persis mengapa terjadi perubahan model ini. Apakah sekedar untuk menekan biaya, membuat lebih terkesan sporty, atau untuk memudahkan perawatan dan pengecekan kondisi rantai? Yang jelas ketika ada rok panjang yang tersangkut ke rantai yang sedang berputar secara otomatia akan menggulung rok. Seharusnya pihak produsen motor mengevaluasi standar keamanan penggunaan rantai ini dengan mengembalikan penutup rantai seperti dulu atau membuat teknologi terbaru supaya kejadian seperti ini tidak terus berulang.
Kecelakaan akibat rantai motor |
No comments:
Post a Comment