Friday, July 7, 2017

Oleh-oleh Ramadhan dan Lebaran 2017


1.       Kelangkaan elpiji 3 kg jelang lebaran. Entah apa sebabnya mendadak 10 hari terakhir jelang lebaran tabung gas elpiji 3 kg menghilang bak ditelan monster eh bumi... kalaupun ada harganya juga meroket menjadi Rp 22 ribu sementara normalnya hanya 15-16 ribu saja. Padahal saat itu lagi sibuk-sibuknya para ibu rumah tangga memasak dan membuat kue-kue lebaran. Saya coba WA adik saya di Surabaya dan dia mengatakan jika kelangkaan itu tidak terjadi di sana. Sejumlah ibu-ibu rumah tangga malah sudah beralih menggunakan kayu bakar kembali. Saya hanya miris dengan kejadian ini. Saya masih ingat betul dulu tatkala semua orang masih menggunakan minyak tanah dan kayu bakar pemerintah langsung melancarkan propaganda penggunaan elpiji dengan alasan jika elpiji jauh lebih hemat dan bersih pembakarannya. Warga desapun kemudian banyak yang mendapatkan subsidi tabung elpiji 3 kg dan kompor gas gratis. Walhasil semua warga berbondong-bondong beralih dari minyak tanah dan kayu bakar berganti menggunakan elpiji. Warga desa menjadi bergantung sepenuhnya kepada elpiji untuk memasak. Kayu bakar yang selama ini menjadi simbol resiliensi bahan bakar di kawasan pedesaan pun mulai lenyap. Kalau dulu saya masih sering melihat pedagang kayu bakar membawa kayu bakar dengan sepeda onthel di jalan raya kini sudah tidak ada lagi. Bahkan batang-batang kayu tembakau yang dulu sempat diperebutkan banyak orang untuk kayu bakar belakangan cuma mangkrak di sawah. Bahkan banyak yang dibiarkan membusuk atau dibakar begitu saja. Elpiji 3 kg yang mudah dan murah didapat benar-benar membuat warga menjadi semakin manja dan terlena. Jadilah ketika terjadi kelangkaan elpiji 3 kg langsung saja semua warga seperti gabah diinteri (Jawa: gabah yang diputar-putar di atas tampah untuk dibersihkan. 
Rupanya entah apa sebabnya saya tidak apakah ada masalah pada distribusi elpiji 3 kg atau memang ada penimbunan atau bagaimana yang jelas sudah beberapa kali hingga sekarang terjadi kelangkaan elpiji. Dan kalau sudah begitu tidak ada yang bisa dilakukan oleh warga selain hanya bisa pasrah. Bagi yang masih memiliki pekarangan luas mungkin masih bisa mengumpulkan ranting-ranting kayu tetapi bagi yang tidak entah bagaimana mereka akan memasak. Itulah sebabnya ibu saya tidak pernah membongkar luweng atau tumang di dapur karena ibu saya sudah beberapa kali direpotkan oleh pasokan bahan bakar elpiji yang kadang langka. Ibu juga rajin mengumpulkan ranting dan cabang kayu dari pekarangan sehingga selalu memiliki stok bahan bakar jika seandainya terjadi kelangkaan elpiji.

2.       Makna sebuah keikhlasan. Sudah menjadi tradisi jika selama lebaran anak-anak akan mendapatkan angpao termasuk putra saya sendiri. Ada sebuah kisah waktu itu saya dan keluarga bersilaturahmi ke rumah salah seorang tetangga yang kehidupan ekonominya sebenarnya cukup baik. waktu itu si kecil diberi angpao cuma saya memang tidak pernah mengecek jumlahnya. Setelah itu kami berpindah bersilaturahmi ke rumah tetangga yang lain. Tetangga yang ini adalah seorang janda dengan 2 anak kecil yang sudah lama ditinggal suaminya. Sebenarnya anaknya ada 4 orang cuma yang besar sudah bekerja ikut orang lain sehingga sudah tidak tinggal bersamanya. Sebenarnya saya sangat tidak berharap si tetangga ini akan memberikan angpao kepada si kecil tetapi rupanya eh dikasih juga. Ya sudah mau gimana lagi, saat ditolak oleh istri saya si tetangga ngoyok terus. Sesampainya di rumah istri saya bilang dengan menyebutkan jumlah nominal angpao yang diberikan oleh 2 tetangga itu. Tetangga pertama ternyata hanya memberi Rp 2 ribu perak sementara tetangga kedua Rp 10 ribu perak. Hmmm... Kok bisa berbalik begini ya? Saya jadi tersadar mengenai makna sebuah keikhlasan bahwa keikhlasan bersumber dari hati. Meskipun seseorang memiliki uang yang banyak namun jika hati tidak ikhlas maka akan berat sekali untuk memberikan uangnya namun jika hati ikhlas tidak peduli sesedikit apapun yang kita miliki maka akan terasa ringan saat memberikannya kepada orang lain.
3.       Kisah pilu si P. Ini terjadi pada hari I lebaran. Si P masih kerabat sendiri yang saat ini usianya mungkin masih sekitar 20 tahunan. Ceritanya si P sedang sedih karena saat berkunjung ke rumah “suaminya” dia tidak dipedulikan. Baiklah akan saya ceritakan kisah masa si P ini. Saat masih SMA si P berpacaran dengan seorang lelaki sebut saja B. Rupanya pacaran mereka kebablasan sehingga menyebabkan P hamil. Di akhir cerita P menuntut B untuk bertanggung jawab atas perbuatannya itu namun B mengelak. Seingat saya masalah ini sempat berlarut-larut selama berbulan bulan bahkan hingga melibatkan aparat desa namun kayaknya B memang bermuka tebal sehingga sampai detik ini pun dia tetap tidak mau bertanggung jawab. Berbagai upaya tuntutan hukum yang dilakukan oleh P terhadap B sepertinya tidak pernah mempan. Rupanya P masih terus berharap B akan mempertanggungjawabkan perbuatannya itu. Itulah sebabnya lebaran kali ini dia bersilaturahmi ke rumah B namun rupanya dia di sana tidak disambut dengan baik. Si P pasti akan teriris hatinya melihat teman-temannya yang sudah berkeluarga bersilaturahmi dengan suami dan anak-anaknya sementara dia hanya sendirian kesana kemari bersama bayinya. Memang penyesalan akan selalu datang belakangan. Satu hal yang selalu saya ingat bahwa lelaki akan semakin mudah meninggalkan kekasihnya jika sudah mendapatkan kehormatannya. Oleh sebab itu para gadis janganlah kalian dengan mudah menyerahkan kehormatan kepada kekasih kalian karena mereka akan semakin mudah meninggalkanmu begitu saja begitu mereka telah mendapatkan milikmu yang paling berharga. Itu karena mereka merasa bahwa tidak ada sesuatu yang menarik lagi yang perlu mereka dapatkan dari dirimu.
4.       Usia yang tidak pernah kita tahu. Hari pertama lebaran seperti biasa kami sekeluarga berkunjung ke rumah pak B yang merupakan kakak mertua. Seperti biasa kami mengobrol kesana kemari. Saya melihat pak B seperti biasa sehat-sehat saja. Saat mengobrol pak B mengungkapkan berbagai rencana dan harapan yang akan dilakukannya usai lebaran nanti. Wah luar biasa ternyata orang yang setua itu masih bersemangat membuat banyak rencana, begitulah pikir saya. Di hari IV lebaran saya mendengar kabar jika pak B ini dirawat inap di sebuah RS. Kronologisnya pak B mengeluh sakit perut berkepanjangan dan kemudian dirawat inap di rumah salah seorang perawat di desa. Rupanya keadaan pak B terus memburuk sehingga dirujuk ke RS kabupaten. Dari pemeriksaan katanya HB-nya hanya 8 dan ada batu ginjal. Selama dirawat pak B tidak mau mendapatkan perawatan yang semestinya misalnya dipasang keteter atau operasi batu ginjal. Pak B ingin sekali cepat pulang ke rumah. Itulah sebabnya pak B hanya sempat dirawat 2 malam. Pulang sampai di rumah pukul 11 siang pak B masih sehat seperti biasa. Tak lama kemudian pak B meminta dibuatkan kopi dan setelah minum pak B ingin tiduran. Pukul 13 saat istrinya membangunkannya ternyata pak B sudah diketahui meninggal dunia. Saya tidak tahu persis penyakit pak B ini. Cuma kalau hanya sekedar dugaan pak B ini mengalami serangan jantung. Selama hidup pak B merupakan perokok berat. Hampir saya tidak pernah melihatnya tidak sedang merokok. Ditambah lagi dengan sakit perut itu saya menduga itu adalah serangan jantung. Saya ingat ada seorang dokter yang pernah bilang jika ada orang tua yang mengeluh sakit perut maka waspadalah karena itu bisa jadi serangan jantung. Oleh sebab itu sebaiknya segera dibawa ke RS terdekat jika ada anggota keluarga yang sudah berumur dan mengeluh sakit perut mendadak.

5.       Gara-gara jeroan. Masih terkait dengan masalah kesehatan. Ceritanya saat hari raya ketupat atau H+7 lebaran salah seorang kerabat menghembuskan napas terakhir. Hari raya ketupat memang selalu identik dengan jeroan. Saat itu banyak ibu-ibu yang memasak sayur lodeh tempe, tahu , kentang ditambah dengan jeroan. Jeroan ini ada yang berupa babat atau hati sapi. Sudah menjadi pemahaman kebanyakan masyarakat desa bahwa jeroan itu sehat karena banyak vitamin ini itu. Sebuah pandangan yang sebenarnya sudah tidak relevan lagi sekarang karena kenyataanya jeroan justru bisa menyebabkan kenaikan kadar kolesterol darah. Jadilah kerabat saya itu makan sayur dengan hati sapi. Setelah memakan itu rupanya dia jadi merasa pusing dan setelah diperiksa tensinya naik 170. Entah bagaimana cerita selanjutnya, kemudian dia akhirnya meninggal dunia. 
6.   Gara-gara rantai motor. Peristiwa ini terjadi pada hari ke-2 lebaran. Waktu itu saya sedang berada di jalan dan mendadak di depan terlihat ada kerumunan orang seperti sesuatu sedang terjadi. Saya kemudian berhenti dan melihat ada apa di tengah kerumunan itu. Ternyata seorang wanita sedang terkapar di samping motor dengan roknya membelit di gir belakang motor. Salah seorang kemudian meminjam pisau di rumah tak jauh dari lokasi kejadian. Kemudian rok yang masih membelit itu dipotong dengan pisau sehingga si wanita akhirnya bisa terbebas. Syukurlah dia tidak terluka. Hanya saja anak perempuannya kelihatan trauma dan menangis di sampingnya. Kalau melihat kejadian ini saya jadi teringat dengan apa yang sudah dialami oleh kakak perempuan saya beberapa bulan lalu. Kejadiannya persis sama malah lebih parah karena seluruh roknya terbelit oleh gir motor. Untungnya kakak saya masih mengenakan celana pendek meskipun dia sempat mengalami luka-luka walau tidak parah. Salah seorang kerabat bahkan bercerita pernah ada kejadian seperti itu yang menyebabkan salah seorang meninggal dunia. Ceritanya sewaktu rok terbelit oleh gir motor, yang duduk di belakang sedang memeluk pinggang di depan. Mungkin kecepatan motornya agak tinggi sehingga ketika yang belakang jatuh maka langsung menyeret yang ada di depan. Yang nahas malah yang duduk di depan karena langsung meninggal sementara yang belakang luka parah. Sebuah lubang
Kecelakaan akibat rantai motor
keamanan pada kendaraan bermotor yang masih menggunakan rantai yang saya tidak tahu apakah produsen motor sudah memperkirakan sebelumnya atau tidak. Kalau melihat perkembangan model penutup rantai dari waktu ke waktu memang semakin terbuka. Penutup rantai pada motor jadul cenderung tertutup rapat sementara pada motor model yang lebih baru semakin terbuka. Saya tidak tahu persis mengapa terjadi perubahan model ini. Apakah sekedar untuk menekan biaya, membuat lebih terkesan sporty, atau untuk memudahkan perawatan dan pengecekan kondisi rantai? Yang jelas ketika ada rok panjang yang tersangkut ke rantai yang sedang berputar secara otomatia akan menggulung rok. Seharusnya pihak produsen motor mengevaluasi standar keamanan penggunaan rantai ini dengan mengembalikan penutup rantai seperti dulu atau membuat teknologi terbaru supaya kejadian seperti ini tidak terus berulang. 

No comments:

Post a Comment